"Kau tahu? Nacha Marshanda menulis puluhan surat cinta untuk kak Rafa, dan semua suratnya ditempel di mading. Mungkin seluruh siswa di sini sudah melihatnya."
"Serius? Orang idiot memang selalu punya nyali yang luar biasa."
"Dia pikir siapa dirinya? Kak Rafa memiliki ratusan penggemar di dalam dan luar lingkungan sekolah kita, dia hanya mempermalukan dirinya sendiri dengan mengekspos surat itu."
"Aku dengar teman baiknya yang membobol lokernya dan menempel semua surat itu di mading."
"Dia mungkin sudah tak memiliki keberanian untuk menunjukkan wajahnya di depan kita, terutama di depan kak Rafa."
"Ngomong-ngomong, kak Rafa pasti akan sangat marah dengan kabar ini."
Sudah seminggu berlalu semenjak insiden tereksposnya surat cinta Nacha. Namun, hal itu masih asik dijadikan bahan obrolan oleh sebagian siswa SMA JEYBI.
Selama tujuh hari ini pula, Nacha tak ingin pergi ke sekolahnya. Ia mengurung diri di kamar, membangun benteng tinggi untuk menghalangi orang yang ingin menemuinya.
Dia hanya keluar untuk makan di malam hari, ketika semua orang tertidur. Itu artinya, dia hanya makan sehari sekali, tubuhnya sudah sangat kurus sekarang.
Tapi pagi ini, Nacha keluar kamarnya untuk sarapan di ruang makan. Orang tuanya menyambutnya dengan rasa syukur, mereka berharap stres yang Nacha hadapi takkan mengganggunya lagi.
"Aku ... ingin pindah sekolah, ke tempat yang jauh dari sini ... boleh, Pa? Ma?" Nacha bertanya ketika roti gandum di piringnya telah habis.
"Nacha?" Papanya tidak ingin jauh darinya, karena Nacha adalah satu-satunya anaknya yang tercinta.
"Tentu! Apa yang tidak bisa Nacha dapatkan? Semuanya akan mama kabulkan. Nacha ingin pindah ke Bandung? Di sana ada omah yang akan selalu menjaga kamu." Mama Nacha menjawab dengan mata yang berkilauan dengan air mata, ia berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangis.
Ketika anaknya yang membatasi sosial dengan begitu kejam ini ingin membuka dirinya kembali, kenapa ia harus melarangnya? Hal terburuk dari semua skenario ini adalah ketika Nacha akhirnya mengidap gangguan kepribadian atau bahkan gangguan mental jika terus terlarut dalam depresi.
"Ma?" Papa Nacha ingin menolak dan menolak dengan keras usul istrinya.
Ketika Nacha tiba di Bandung sana, Nacha akan dipaksa bercocok tanam dan diajarkan segalanya tentang berkebun oleh omahnya.
Bayangkan, bagaimana jika Nacha harus dijadikan santapan nyamuk kebun? Bagaimana jika alat-alat berkebun melukai kulit Nacha? Bagaimana jika Nacha harus menemui ulat tanaman yang menggemaskan itu? Papa Nacha tidak lagi sanggup membayangkan semuanya.
"Iya, Nacha ingin tinggal dengan omah," jawab Nacha seraya tersenyum.
Jarak Bali ke Bandung sangat jauh, dan rumor buruk tentangnya akan terputus di perjalanan. Nacha menginginkan lembaran baru.
Ia benci Bali! Ia benci kakak-kakak kelasnya, guru-gurunya, teman-temannya dan yang paling ia benci adalah Lia! Sahabat brengsek yang menusuknya dari belakang ... ia selalu ingin mencabik-cabiknya.
Mama Nacha sudah menghubungi ibunya -omah Nacha- di Bandung, dan tentunya ibunya sangat gembira sampai ke tulang! Bayangkan, jika hari-hari menyedihkannya yang biasa akan diisi oleh gadis manis yang ceria itu ... dia sangat bahagia sekarang!
Nacha merapikan sebagian pakaiannya ke kopernya, menyusun satu demi satu di bawah sinar matanya yang teduh dan senyum samar di wajahnya.
Di satu sisi, Nacha sangat bahagia untuk meninggalkan Bali. Di sisi lain, dia merasa hatinya kacau dan dipenuhi suara cemoohan dan wajah kak Rafa.
![](https://img.wattpad.com/cover/219598564-288-k443319.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Short (ONESHOOT)
Roman d'amourIni adalah kumpulan cerpen yang kubuat dengan genre (fool) romance. Sinopsis #1 Pernah dengar kisah cinta dari pasangan yang paling cocok di dunia ini? Bukan karena mereka sama-sama cantik dan tampan, tapi karena mereka sama-sama gila! LOL! (warnin...