"Hey."
"Astaga kau mengagetkanku!"
Seungmin memberengut kesal kala pundaknya ditepuk oleh Felix.
Felix sendiri menatap teman sekelasnya itu aneh, lelaki manis tersebut dangat yakin jika ia menepuk pundak Seungmin dengan pelan, lalu kenapa reaksinya begitu berlebihan?
Felix memilih untuk menepis pemikirannya barusan dan segera duduk di hadapan yang lebih muda. Setelah menaruh nampan berisi makanan miliknya, Felix segera memakannya dengan lahap, tak memperdulikan keadaan sekitar.
Seungmin menghela nafas, kejadian kemarin masih menghantuinya. Ia bahkan tak memperdulikan bel istirahat yang sebentar lagi akan berakhir, lagipula dirinya telah menghabiskan makanan sejak tadi, Felix saja yang rakus dan memilih untuk menambah jatah makan siangnya.
Menyadari gelagat aneh dari Seungmin, Felix semakin lama mulai merasa tertarik, namun sayang sekali nasi goreng di hadapannya terasa lebih menggoda.
"Kau kenapa?" tanya Felix masih dengan padangan yang mengarah ke makanannya.
Lagi, Seungmin menghela nafas entah keberapa kalinya hari ini.
Setelah mempertimbangkan beberapa hal, Seungmin akhirnya memutuskan untuk bercerita saja. Lagipula Felix sudah tau banyak mengenai kehidupan Seungmin, mereka sudah berteman semenjak kelas X.
"Kau tau Lix, aku merasa ada yang aneh kemarin."
Kening Felix mengkerut mendengar ucapan Seungmin. Lelaki dengan freckhless itu lalu mendongkakkan kepala, memilih untuk fokus mendengar cerita temannya.
"Aneh bagaimana?"
Seungmin terlihat gelisah, pandangannya mengarah ke sana sini selama beberapa waktu.
"Kau tau kan rumah kosong yang ada di depan rumahku itu?"
"Ah rumah yang pemilik terdahulu bunuh diri itu?"
Seungmin menganggukkan kepalanya, inilah yang membuatnya merasa terganggu.
"Tau, kenapa?" tanya Felix lagi, ia masih belum mengerti arah pembicaraan Seungmin sekarang.
Seungmin sebenarnya cukup takut dengan hal hal supranatural, berbeda dengan Felix, temannya itu terlihat seperti tak takut dengan siapapun, ya kecuali guru matematika botak yang akan memberikan lima puluh soal untuk dikerjakan bagi siswa siswi yang tidak memperhatikan saat kelasnya berlangsung.
Seungmin mencondongkan tubuhnya ke arah depan, menatap serius ke arah Felix.
Mengerti ini bukanlah hal yang remeh, Felix pun turut memasang telinganya dengan baik.
"Aku melihat seseorang di sana, dari balik jendela...tengah menatap ke arahku."
Felix melebarkan matanya.
"Kau tidak bercanda kan?"
"Apakah wajahku terlihat sedang bergurau?"
Felix menggelengkan kepalanya, Seungmin memang tipe anak yang cukup serius, terlebih lagi dengan ekspresinya saat ini, maka apa yang lelaki manis itu katakan pasti benar.
"Bagaimana bisa? Bukankah rumah itu sudah kosong semenjak kau pindah? Itu berarti lebih dari tiga tahun lalu."
Seungmin mengedikkan bahunya tanda tak tau. Memang rumah itu sudah kosong semenjak Seungmin dan keluarganya memutuskan pindah ke rumah mereka yang sekarang dan selama itu pula rumah tersebut tak ada tanda tanda akan dijual.
Lalu bagaimana bisa seseorang tiba tiba saja muncul?
"Mungkin saja ada seseorang yang membeli rumah itu daan akan tinggal di sana."
Seungmin menggelengkan kepalanya dengan mantap. "Mustahil, bahkan selama bertahun tahun rumah itu terlihat dibiarkan terbengkalai, tanda 'dijual' pun tak terpasang di halaman rumahnya."
Felix terlihat cukup kebingungan sekarang.
"Aku rasa saat ini sesuatu yang aneh tengah terjadi."
Seungmin menganggukkan kepalanya, ia pun merasakan hal yang sama.
To Be Continue
Tertanda, 30/04/2020
Bee, ditemani suara jangkrik
KAMU SEDANG MEMBACA
Why? [Chanmin] ✔
Fanfiction⋮ Mini Series ⋮ Mengapa hanya Seungmin yang bisa melihat sosok Chan? __________ 25 April 2020 •Copyright©Schorpy