Chapter 14

3.8K 696 44
                                    

Seungmin mulai merasa sepi, dunianya tak lagi sama semenjak kehadiran Chan, ia lupa membawa serta kenangannya pergi.

Seringkali Felix mendapati Seungmin yang duduk termenung, Felix sudah tau apa yang terjadi dan lelaki manis itu sama sekali tak bisa berbuat apa apa selain menghibur temannya.

Seungmin sering merasa Chan berada di sekitarnya namun sekeras apapun Seungmin mencoba mencari, ia tetap tak bisa menemukan pria berdimple manis itu.

Bukankah ini jauh lebih menyakitkan? Seungmin sudah berusaha, bahkan sebulan belakangan ini ia sudah mencoba untuk melupakan Chan namun semakin Seungmin ingin, semakin keras pula ingatan demi ingatan itu datang.

Seungmin lelah, dia hanya ingin bertemu dengan Chan, dan jika hal itu mustahil, biarlah Seungmin melupakan semuanya.

Cklekk...

Seungmin terdiam di ambang pintu kamarnya. Kosong, tak ada lagi kehadiran Chan.

Seungmin menghela nafasnya, memang apa yang ia harapkan?

Pemuda Kim itu segera meletakkan tas sekolahnya sembarang arah, langsung berjalan ke tempat tidur dan merebahkan diri di sana, tidur terlentang dengan lengan yang menutupi mata indahnya.

Pikiran Seungmin mengawang, objeknya tentu saja tak jauh jauh dari Chan, meski sebulan telah berlalu namun bayang lelaki itu masih bersarang di kepala Seungmin, bahkan di hatinya.

"Aku merindukanmu." bisik Seungmin pelan, berharap Chan dapat mendengarnya.

Salahnya, seharusnya Seungmin tidak menaruh harapan besar, seharusnya dia mampu mengendalikan hati juga perasaannya. Jika saja, jika saja Seungmin dapat menjaga hatinya lebih baik lagi maka perasaan menyesakkan ini tidak akan menghantuinya.

Jika kalian bertanya apa ia menyesal, maka jawabannya adalah tidak.

Memang Seungmin menderita saat ini, namun kejadian yang telah ia lalui bersama Chan cukup membahagiakan sehingga dapat membayar rasa sakitnya.

Seungmin membawa tangan untuk merasa bibirnya yang basah, Seungmin masih ingat bagaimana hangat bibir Chan saat menciumnya.

Seungmin sempat merasa heran, Chan adalah arwah namun ia bisa menyentuhnya meski hanya beberapa kali, terlebih lagi, saat itu entah bagaimana caranya Seungmin justru merasakan kehangatan, pada permukaan kulit juga rongga dadanya.

Jika saja Chan tak memilih untuk mengakhiri hidupnya apakah mereka akan bertemu di masa depan? Apakah mereka masih bisa melanjutkan kisah yang bahkan belum dimulai? Dan yang paling penting, apakah mereka bisa mencintai satu sama lain secara 'normal'?

"Ck bodoh, apa yang kau pikirkan." Seungmin merutuki diri sendiri, pikirannya tadi sangat konyol.

Seungmin menggigit bibir bawahnya cukup keras, memang apa yang ia harapkan? Semua telah berakhir.

Kekehan pelan terdengar, semua terasa sangat lucu, semesta sedang bercanda dengannya, namun sayang Seungmin terlalu lelah untuk melemparkan lelucon kembali.

Lelaki manis itu memejamkan mata semakin erat, menikmati tiap rasa sakit yang menusuk ke relung hatinya.

Seungmin tertawa,

Kemudian menangis.

Kemudian menangis

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


To Be Continue



Tertanda, 15/05/2020

Bee, buset kemarin lupa update

Why? [Chanmin] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang