"Kalau begitu kenapa tidak kita coba lagi hubungan itu" Daniel
Jeje terdiam dan langsung melanjutkan aktivitas memasaknya, Daniel tau Jeje teringat dengan hubungannya akan Sehun lagi
Daniel masih memeluk Jeje dari belakang
"Ayo kita bersenang senang je selama aku disini" dan Jeje mengangguk
.....
Setelah makan mereka menonton tv diruang tengah, Jeje duduk bersila di atas sofa dan Daniel tiduran di sofa yang sama dengan paha Jeje yang menjadi bantalannya.
"Ahhhh, benar tidur di paha dan dadamu adalah favorit ku" Daniel
"Dasar namja mesum" hardik Jeje
"Yak aku tidak mesum je"
"Tidak mesum bagaimana? Kau memelukku, menciumiku dan sekarang lihat apa yang kau lakukan" Jeje
Sekarang posisi Daniel sedang tiduran di pada Jeje dengan tangan yang melingkar di pinggang Jeje dan mukanya yang ia rapatkan pada perut Jeje.
Tapi entah mengapa jeje tidak menolaknya, ia pun nyaman nyaman saja dengan perilaku Daniel ini
"Aku sudah bilang aku sungguh rindu padamu je" jawab Daniel yang merubah posisinya dengan mendongak dan menatap wajah Jeje
Mereka saling pandang entah karna suasana saat ini, karna perasaan yang mulai tumbuh atau karna nafsu
Tiba tiba saja, bibir mereka saling berpagut entah siapa yang memulainya.
Mereka menikmati nya kini Daniel sudah merubah posisi dengan menindih tubuh Jeje, Jeje mengalungkan tangannya pada leher Daniel dan semakin memperdalam ciuman mereka.
Hingga suara lenguhan mulai terdengar dari Jeje
"Ngghhhh...."
Daniel pun mulai terbawa ia langsung menyusupkan tangannya kedalam baju Jeje, dan mulai meremas dua buah gundukan milik jeje.
Ciuman Daniel kini mulai turun ke leher dan ia menyibakkan kaos yang dikenakan Jeje dan melemparkannya sembarangan,bukan hanya kaosnya bra nya pun sudah tertanggal dari tubuh Jeje, kini Jeje sudah setengah naked
Daniel melihat keindahan tubuh Jeje dengan kagum, ia mulai mencium dan menghisap satu dari gundukan Jeje yang sudah kencang dan satu tangannya kini bermain di gundukan satunya.
Jeje melenguh menikmati permainan Daniel, dan saat Daniel akan semakin jauh Jeje menghentikannya.
"Niel maaf, aku belum bisa melakukan denganmu lagi secepatnya ini" Jeje sambil menahan nafsunya yang sudah mulai tinggi juga, namun ia masih bisa berfikir jernih saat ini tapi entah nanti.
Daniel pun paham dengan situasi saat ini, akhirnya ia berhenti dan membawa Jeje dalam pelukannya dengan masih dalam keadaan setengah naked
"Maaf kan aku je, aku..." ucap Daniel namun di sela Jeje
"Jangan meminta maaf, aku pun menikmatinya, hanya saja aku belum yakin" Jeje
Merekapun berakhir dengan tertidur di sofa dengan saling memeluk, tidak terasa hari sudah malam Jeje bangun terlebih dahulu.
Ia langsung mengambil bra dan kaos yang tergeletak sembarangan.
Ia langsung menuju dapur dan menyiapkan makan malam untuk mereka
Selang beberapa lama Daniel pun bangun dan langsung mencari Jeje, ia mendengar suara di dapur
Sama seperti tadi siang ia langsung memeluk Jeje dari belakang, kini Jeje sudah tidak kaget lagi dengan kelakuan mantan pacarnya itu
"Kenapa tak bangun kan aku, aku bisa membantumu" Daniel
"Kau baru tiba hari ini Niel, kau harus cukup istirahat"
Daniel dengan cepat membalikkan tubuh Jeje dan mencium bibir Jeje, bukan hanya kecupan tapi juga lumayan lembut dan juga tulus
Setelah Jeje mulai kehabisan nafas ia melepasnya, dan memandang Jeje dengan senyuman
"Aku sungguh tidak bisa menahan untuk tidak menciumnya, kau tau bibirmu selalu jadi candu untukku, sudah 5 tahun berlalu tapi aku masih selalu mengingat rasa manis bibirmu ini" ucap Daniel
"Aigooo, kang choding kau sungguh mesum, bagaimana bisa kau mengingat rasa bibir ku"
"Ahhh, asal kau tau setelah aku melakukan hal itu dengan mu, aku sungguh tidak pernah merasakan kenikmatan yang sama pada perempuan lain" ucap Daniel fulgar
Wajah Jeje kini memerah entah karna terangsang, malu atau bangga pada dirinya
"Kau lebih baik mandi sekarang kang Daniel, aku akan memasak, jgn ganggu aku dulu"
"Kau tak mau menemaniku mandi" goda Daniel
"Tentu saja aku akan menemanimu jika kau bersedia aku tendang sekarang juga ke Seoul"
"Aigoooo, joeng-ii ku masih saja galak oeh, baik lah aku akan mandi sekarang" dan Daniel mencuri satu kecupan lagi dari bibir Jeje dan meremas salah satu gundukan Jeje yang indah
Apa kah Jeje marah? Tentu tidak karna ia juga menyukai perilaku Daniel itu. Ia bukan perempuan yang munafik yang seolah olah tak membutuhkannya
Ia juga perempuan dewasa biasa yang juga memiliki hasrat untuk di penuhi
Setelah selesai mandi Daniel menghampiri Jeje yang sedang menata meja makan, ia dengan tanpa tahu malunya hanya mengenakan handuk yang menutupi bagian bawahnya saja.
Jeje yang melihat Daniel telanjang dada meneguk Silvia nya, kagum dengan keindahan tubuh Daniel itu
"Jeong-iiaaa, kau tak mau mandi dulu?" Daniel
"Ya, aku akan mandi tunggu aku sebentar tubuhku lengket setelah memasak"
"Arasooo"
Setelah 20 menit Jeje selesai mandi, ia baru mau mengenakan pakaiannya namun Daniel sudah teriak teriak memanggilnya, pada akhirnya ia hanya mengenakan bath robesnya
"Kenapa kau teriak teriak"Jeje
"Aku sudah sangat lapar"
"Yakkk kang Daniel kenapa kau belum memakai baju?"
"Aku malas, nanti saja dan kau sebaiknya makan dulu nanti saja pakai bajunya aku sangat lapar"
"Hemmm, baiklah" ucap Jeje sambil menghela nafas kasarnya
Mereka memakan makanannya dengan tenang setelah selesai Daniel membantu merapikan meja makannya, dan Jeje langsung mencuci piring
Entah Daniel memang mesum, atau ia sangat tergoda dan rindu dengan sejeong nya ini
Ia dengan berani memeluk Jeje dari belakang kali ini bukan hanya memeluk namun tangannya membuka tali ikatan dari bath robe yang di gunakan Jeje
Jeje sadar namun sungguh ia pun menginginkannya, dulu ia melakukan itu saat ia masih polos dan untuk pertama kalinya tanpa bisa menikmatinya
Karna yang ia rasakan hanya sakit pada vaginanya
Daniel mulai meremas kedua gundukan itu dari belakang, ia merasa tidak ada perlawan bahkan kini Jeje mematikan keran air dan menghentikan kegiatannya mencuci piring
......
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Love (21+)
RomanceIni mengandung 21+ harap bijak dalam memilih bacaan! kau tau apa titik tertinggi dari mencintai? itu adalah melepaskan. dan kau tau apa yang lebih sakit dari dikhianati? itu adalah saat aku hidup tanpamu - Kim sejeong aku tau aku brengsek, tapi sung...