07

2.4K 25 0
                                    

Hari ini adalah hari di mana Daniel akan kembali ke Seoul, sungguh berat untuk Daniel, jujur saja ia sangat bahagia berada di Jeju bersama dengan Jeje.

Walau ia tau Jeje belum jatuh kepadanya, Jeje wanita yang baik, manis dan selalu memikirkan perasaan orang lain.

"Kau jadi kembali ke Seoul hari ini?" Jeje

"Emmm" jawab Daniel sambil mengangguk

"Wae? Kau mau ikut?" Lanjut Daniel

"Tidak, aku hanya memastikan. Dan lagi pula untuk apa aku kembali ke Seoul" Jeje

"Kenapa tidak, butikmu ada disana, dan aku pun ada disana bukan kah itu cukup untuk menjadikannya alasan?" Daniel

"Ya memang, tapi aku rasa aku akan lebih bahagia disini, lagi pula butik ku disini akan buka Minggu depan" Jeje

"Je, aku sungguh tidak ingin ikut campur dengan urusanmu dan Sehun. Tapi apa ini tindakan yang benar? Kau harus menyelesaikannya je" Daniel

"Tidak Niel, aku tak akan sanggup untuk menyelesaikannya, itu hanya akan lebih menghancurkan aku" Jeje

"Bukan kah itu lebih baik? Kau hancur sekarang dan baik baik saja nantinya, dibanding kau berlagak baik baik saja sekarang dan mungkin nanti kau akan lebih hancur? Penyesalan tidak akan ada gunanya nanti je" Daniel

"Aku tau, tapi aku sungguh belum siap" Jeje

"Baiklah, aku akan tunggu kau di Seoul kau harus janji jika sudah siap aku orang pertama yang kau hubungi" daniel

...

Kini Jeje dan Daniel sudah berada di airport, mengapa jeje juga disini? Apa ia akan ikut ke Seoul? Tentu saja tidak dia hanya mengantarkan kepulangan Daniel.

"Baik baik disini, hubungi aku jika ada apa apa, ya ga harus ada apa apa juga si, kamu harus sering sering hubungi aku" ucap Daniel sambil mengelus puncak kepala Jeje dengan lembut

"Iyah Daniel, hati hati dijalan kabari aku jika sudah sampai" Jeje

Daniel mengangguk, dan setelah itu ia memeluk Jeje dan mengecup bibir Jeje sekilas

"Aku akan merindukanmu, aku menunggumu di Seoul" Daniel

"Akan ku pertimbangkan, beri aku waktu" Jeje

Dan kini Daniel sudah meninggalkan Jeje untuk check in dan kembali ke kehidupan normalnya, tanpa Jeje disisi nya.

....

Sudah seminggu sejak kepulangan Daniel ke Seoul.

Setelah kepergian Daniel, ia sungguh sibuk dengan persiapan pembukaan butiknya disini.

Namun ia selalu terfikir kan atas apa yang Daniel ucapkan untuk kembali ke Seoul.

Jujur saja Jeje pun ada niatan untuk pulang kesana, hanya saja keberaniannya untuk berhadapan dengan Sehun belum sebesar itu

Ia ingin menyelesaikan semuanya, walau pada akhirnya dia tidak akan kembali pada Sehun atau pun kembali dengan Daniel nantinya.

Entah kenapa sejak kepulangan Daniel ia merasa seperti ada yang hilang, sesuatu yang beberapa hari belakangan mengisi kekosongan di hidupnya

Ia pun bingung ini perasaan sesaat atau memang Jeje mulai memiliki rasa pada Daniel

Sungguh, ia tak ingin menjadikan Daniel sebagai pelariannya, Daniel sungguh baik padanya.

Tapi perasaan kosong itu muncul seperti awal ia memutuskan pergi meninggalkan Sehun. Seminggu kemarin perasaan itu menjadi penuh kembali setelah kedatangan Daniel ia sungguh merindukan Daniel, sekarang yang sering muncul di fikiran nya adalah Daniel bukan Sehun.

'akhhhh, apa aku gila? Mengapa selalu memikirkan Daniel, ayolah je masalahmu dengan Sehun saja belum selesai, mengapa kau jadi seperti perempuan brengsek' umpat Jeje pada dirinya

'apa aku harus kembali ke seoul' monolog Jeje

'aku merindukanmu niel'

......

1 bulan kemudian, disinilah Jeje sekarang Incheon airport, ya dia kembali ke Seoul setelah banyak perdebatan pada dirinya sendiri.

Jeje menghubungi Daniel, hanya perlu 2 kali deringan sambungan itu sudah dijawab

"Ya je?" Daniel

"Kau sibuk?" Jeje

"Tidak, hari ini aku bahkan berencana pulang cepat, ada apa?"

"Bisa kau jemput aku?"

"Dimana? Aku akan terbang ke Jeju sekarang" ya Daniel seperti orang gila, itu karna ia sungguh rindu pada Jeje ia bahkan rela terbang sekarang ke Jeju. Jeje terkikik geli mendengar ucapan Daniel

"Yaakkkk, aku serius je" sambung Daniel

"Ara, araso, tapi kau tak perlu sampai terbang ke Jeju, kau cukup jemput aku ke Incheon sekarang"

"Mwooo? Jinja? Kau di Seoul?"

"Neee, cepatlah kang choding, aku tunggu kau di cafe waktu itu" Jeje

"Baiklah, tunggu aku, jgn kemana mana, tetap disitu"

"Iyah, cepatlah"

Bip

Sambungan telah diputuskan, Daniel langsung menyambar kunci mobilnya di atas nakasnya
...

Setelah 30menit, Daniel pun sampai.

"Jeong-ii" teriak Daniel sambil berhamburan kepelukan Jeje, Jeje hingga terhuyung kebelakang jika saja Daniel tak menahannya, Daniel langsung mencium kening, pipi dan bibir jeje

"Yak, kang choding bisa kah kau tidak teriak, dan apa apaan ini kenapa kau menciumiku membabi-buta seperti ini oeh?" Ucap Jeje kesal sambil memukul dada Daniel agar ia segera melepaskan dekapannya

"Aku merindukanmu jeong-ii ku"

"Cepat menyingkir atau aku kembali ke Jeju" dengan cepat Daniel langsung menjauh dari Jeje

"Hehehe, tidak je tidak boleh, ayok kita pulang" ajak Daniel sambil menggandeng lengan Jeje dengan lembut

.....

"Aku lelah Niel, kita langsung pulang saja ya" ucap Jeje saat mobil sudah mulai jalan

"Siap tuan putri, kau akan tinggal dirumahku" ucap Daniel seenaknya

"Mwoo? Yak kang choding aku punya rumah disini jika kau lupa" Jeje

"Tetap saja kau harus tinggal bersamaku, aku merindukanmu, paling tidak sampai akhir Minggu ini, ayolah je" rengek Daniel

"Baiklah, berdebat dengan mu pun tak ada gunanya" jeje

.....

Crazy Love (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang