Part 10. [bag: 1]

12 1 0
                                    

Author POV's

Seorang wanita yang berumur berkisar antara 33-34 tahun itu nampak cantik dengan seragam cafenya. Kemeja putih dengan celana panjang hitam dan celemek hitam dengan bordiran dari benang emas bertuliskan "Sunny's Cafe".

Wanita berkepala tiga itu tengah di sibukkan nampan yang berisikan Tart manis dan dua gelas Vannila latte. Dengan lincah dan cekatan ia mengantarkan pesanan ini pada meja nomor tujuh.

"Pesanan sudah datang. Dua Vanilla Latte dan Tart cokelat. Ada lagi yang ingin dibutuhkan?" ucapnya dengan nada yang ramah dan se-sopan mungkin.

"Tidak ada, terimakasih." wanita itupun tersenyum lembut pada keduanya, "Baiklah, selamat menikmati."

Ia pun pergi sampai teman sebayanya memanggil namanya. "Linda!" Ia yang merasa terpanggil menolehkan kepalanya dan menemukan seorang wanita menghampiri dengan pesanan yang dibungkus dengan rapi ditangannya.

"Farah? Ada apa?"

Farah pun memberikan bungkusan yang berisikan makan siang pada Linda dan berkata. "Bisakah kau antarkan pesanan ini ke kantor sebelah? Biasanya Aliya yang mengantarkan ini, tapi kebetulan karena dia lagi berhalangan jadi aku memintamu untuk mengantarkannya." terang Farah sambil menunjuk kantor besar yang berada tepat di seberang cafe mereka.

"Kau tidak keberatan kan? Apa kau senggang hari ini?" tanyanya.

Linda tersenyum dan menerima bungkusan itu dengan senang hati. "Tentu tidak, kebetulan aku senggang hari ini. Baik akan kulaksanakan dengan baik."

"Bagus sekali. Kalau begitu saat sampai lobby, kau hanya perlu tanyakan saja dimana ruangan Tuan Jordan Von Fortage." Terangnya lagi. "Kalau begitu tolong ya, thanks."

Linda yang mendengar nama itu terpaku sejenak. Ia menatap kantor luas itu lamat-lamat. Ada perasaan dan gejolak aneh dalam hatinya saat mendengar nama itu.

Sudah hampir bertahun-tahun Linda bekerja di cafe minimalis ini. Dan sudah hampir beberapa tahun juga ia tidak menyadari bahwa pemilik kantor dan perusahaan di seberang sana adalah milik orang itu, milik Jordan Von Fortage.

.....

Linda menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan secara normal. Ia mencoba memantapkan hatinya dan melanjutkan langkahnya.

Linda yang sudah berada di lobby langsung menghampiri resepsionis dan memberikan senyum terbaiknya pada resepsionis itu. "Permisi nona, saya ingin bertanya ruangan Pak Jordan Von Fortage ada dimana, ya?" tanyanya seramah dan selembut mungkin.

"Ada keperluan apa Nyonya dengan Tuan Jordan?" tanyanya ramah.

"Saya kemari, hanya sebagai pengantar makan siang Pak Jordan, Nyonya." jelasnya.

Gadis itu mengangguk dan mengatakan bahwa ruangan Jordan Von Fortage berada di lantai 59 di ruangan pribadinya yang berada di ujung koridor.

Linda yang mendengar penjelasan itu mengangguk dan tak lupa tersenyum sambil memberikan senyum terbaiknya pada resepsionis itu dan berjalan dengan langkah yang anggun dan ringan bak model, ke lift.

.....

Ting!

Pintu lift terbuka lebar begitu tiba di lantai 59. Koridor ini cukup sepi tidak seramai seperti yang ia pikirkan, karena tidak mau berlama-lama lagi Linda pun segera mempercepat langkahnya pada sebuah pintu berdaun dua yang elegan di ujung koridor.

Tanpa harus bertanya lagi sudah pasti yang ada di ujung lorong itu adalah ruangan pribadi milik Jordan seperti yang dijelaskan pada gadis yang berada di lobby tadi.

We Are Twins But Diffrent (versi 1: Nata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang