Part 5

15 1 0
                                    

Gugup, malu, cemas, dan takut.

Itulah yang saat ini gue rasain. Dengan pandangan yang tidak fokus dan terus beredar ke sekeliling. Gue merasa malu dan gugup banget kalau harus bertatap langsung dengan seluruh siswa/i yang ada di depan gue saat ini. Kelas.

Disini lah gue berada. Setelah tadi gue di antar sama Rafael ke ruang guru, seorang guru bernama Bu Devi yang merupakan guru materi MTK, mengatakan kalau gue dikelas XII-B. Guru wanita yang masih bisa dibilang belum terlalu tua ini, sedang menerangkan kalau gue merupakan murid pindahan yang akan jadi teman baru mereka.

Sebagian ada yang manggut-manggut mendengar terangan dari gue, sebagian ada yang acuh tak acuh. Bu Devi pun selesai menerangkan dan kini giliran gue yang berbicara sekalian menjelaskan tentang gue.

Gue menatap seluruh wajah mereka yang sepertinya terlihat tertarik dan penasaran dengan diri gue. Sebelumnya gue mengambil nafas sejenak lalu mulai berbicara supaya tidak terlalu gugup.

"Selamat pagi, semuanya. perkenalkan nama ku Natasha Norwood, umur 17 tahun dan aku adalah siswi pindahan dari Surabaya. Salam kenal, semoga kita bisa berkenalan baik!" Sapa gue sehangat dan se-sopan mungkin pada mereka. Gue mencoba untuk terlihat ramah dengan memberikan senyuman terbaik gue.

Ekspresi dan raut muka mereka terlihat kaget, hingga di detik berikutnya mereka semua menatap gue dengan pandangan jijik dan hina. Sembari membisik pada teman sebangkunya, yang entah apa yang mereka bicarakan.

Tunggu kenapa tiba-tiba ekspresi wajah mereka berubah, perasaan beberapa menit yang lalu mereka terlihat senang dengan kedatangan siswi baru? Bahkan gue dapat melihat mata mereka yang berbinar-binar bahagia.

Emangnya gue melakukan sesuatu yang fatal bagi mereka? Atau ada kalimat yang salah dari yang barusan gue ucap, kayaknya gak deh?

Selagi gue sibuk dengan pertanyaan yang muncul dalam benak gue, sebuah suara dari seorang lelaki yang duduk di pojok kanan barisan belakang, berseru seraya menunjuk ke arah gue. "Lo Nata kan?!"

Gue cuman bisa mengangguk kecil mendengar pertanyaan darinya walau dalam hati bingung sih sama dia, darimana dia bisa tahu nama kecil gue, sementara mereka aja baru kenal sama gue.

"Oh ternyata dia toh orang yang ada dalam rumor si kupu-kupu malam itu," gue membelalak kaget, tunggu kupu-kupu malam? Siapa orang yang menyebar omong kosong itu? Dia tertawa dan berseru pada seluruh teman sekelasnya.

"Hati-hati guys, jangan sampe lu semua digoda sama pelacur macem dia!" Satu kelas pun tertawa.

Gue bener-bener marah mendengar penjelasan gak bener dari dia. Lagian semua itu gak benar! Itu boong!

"Gak! Semua itu gak benar! Itu bohong! Gue gak gitu kok, semua itu hanya–"

"Alah gak usah boong deh lu, percuma mau di tutupin juga. Toh semuanya juga udah tahu dengan jelas. Lagian juga mana ada sih maling yang mau ngaku" gue cuman bisa menunduk lesu. Belum selesai gue ngomong malah di potong.

Emangnya udah kesebar luas banget ya, bahkan sampe ke sekolah ini. Perasaan kejadian itu udah lama berlalu deh. Masa ada sih yang masih ingat, lagian juga semua udah berlalu. Dan lagi apa yang mereka omongin itu salah banget. Semua itu hanya omong kosong dan gak benar. Tapi, mereka percaya.

"Udah Gilang, gak baik kamu omongin orang. Nata juga gak usah masukin ke hati ya, yah walau ibu gak nyangka juga sih kalo kamu itu ternyata anak dalam rumor itu" wajah gue makin menggelap. Sedih dengernya.

Lagi-lagi impian gue untuk hidup damai dan rukun di sekolah gagal. Bahkan guru pun percaya dengan rumor itu. Ayolah itu cuman omong kosong, kejadian yang sebenarnya gak mungkin kayak gitu.

We Are Twins But Diffrent (versi 1: Nata)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang