Setelah mendekati 3/4 yang basah
kotaku menjelma candik ayu
yang ditunggu para perindu.Di bawah pohon Ara yang tua
duduk ibu, bapak, dan putranya
menandaskan sisa teh manis
menuntaskan cemas yang hampir habisDulu, di tempat yang sama, di bawah pohon yang sama
kita menepuk temu pada pandang tanya
"Tatap matamu yang kelabu itu milik siapa?" Ucapku.
Lalu katamu, "Ini milik masa lalu yang sudah kukuburkan."Matahari menenggelam
Kelak, di bawah pohon Ara yang sama
kita beranak-pinak peristiwa
ngubah jadi ingatan
kita kisahkan pada
anak kita
sambil menandaskan teh manis
menuntaskan cemas yang hampir habis.
Gilang Alamsyah
3/1/19
KAMU SEDANG MEMBACA
Hujan Pagi Hari
PoetryPuisi-puisi ini ditulis semata-mata untuk menyenangkan hati penulis, meringankan beban pikiran penulis, juga demi menyebarluaskannya. Jika nanti pembaca menemukan makna, kegembiraan, kesedihan, atau hal lain semacam kenangan sewaktu membaca, itu han...