Happy Reading!!!
Keadaan sekolah mulai sepi semua murid sudah pulang ke rumah masing-masing, kecuali Shammy. Ia masih berada di sekolah. Shammy lebih suka pulang terakhir karena dia tidak suka keramaian. Shammy berjalan di koridor yang menuju ke parkiran sepedanya. Saat ingin menuju motornya, ia melihat seseorang perempuan yang duduk di bangku dekat kantin. Ya memang parkiran motor berada dekat di kantin. Shammy melihat perempua itu, bahunya bergetar seperti menangis. Mengapa dia menangis, batin Shammy.
Shammy ragu ingin menghampiri atau tidak. Dia ingin membantu tapi dia juga tidak mau mengurusi masalah orang lain. Masih dalam keraguannya ia melihat perempuan itu berjalan menuju ke arahnya. Shammy mengalihkan pandangannya, perempuan itu berjalan melewatinya dengan bahu yang masih bergetar. Shammy hanya memandang perempuan itu pergi, ia menuju motornya dan keluar dari area sekolah.
Shammy sampai dirumahnya, ia memakirkan vespa-nya di garasi. Ia memasuki rumahnya, melepas sepatunya dan menaruhnya di rak khusus sepatu. Yang ia lihat pertama kali saat masuk rumahnya adalah adiknya yang memainkan smartphone dan belum mengganti bajunya. Shammy yang melihat itu menggelengkan kepalanya, ia berjalan menuju keatas, kamarnya, membiarkan adik perempuan-nya.
Ia membuka pintu kamarnya. Kamarnya yang rapi dengan dinding cat berwarna navy dan mural bergambar bulan dan bintang di atasnya. Kamar ini dibuatkan oleh ayahnya, jika dimatikan lampunya gambar itu seperti menyala. Ia mulai mengganti pakaiannya dengan baju putih polos dan celana boxer berwarna hitam.
Ia duduk termenung di tepi ranjangnya. Ia masih memikirkan tentang kejadian di sekolah. Ia berdiri dan keluar dari kamarnya berniat turun dan mengambil air. Saat berada di tangga ia berpapasan dengan adiknya, adik perempuan-nya bernama Yesscia Alexa Tamara, Chika.
"Chika, gimana sekolahnya?" tanya Shammy. Sudah lama ia tak pernah basa-basi kepada adiknya lagi.
"Biasa aja," balasnya singkat. Semenjak kasus perceraian orang tuanya sangat jarang mereka bisa menghabiskan waktu bersama walaupun serumah. Shammy mengehela nafas ketika Chika berjalan melewatinya.
Kini Shammy dan Chika tinggal bersama ayah mereka. Ia sudah tak pernah tahu kabar ibunya saat ini. Ayahnya yang sekarang juga sangat workaholic seringnya ia pulang malam dan berangkat pagi sekali, hingga Shammy tak pernah sempat berbincang ataupun bahkan betemu orang tuannya.
Shammy meminum air yang sudah diambilnya. Mungkin ia butuh sedikit hiburan untuknya. Ia berjalan menuju kamarnya mengganti celananya dengan celana jeans panjang dan kaus putih polos dengan jaket denimnya. Shammy turun menuju garasi, ia mengeluarkan sepeda moto Ninja H2 Carbon-nya tak lupa dengan helm ful face berwarna putih.
Shammy memang tak pernah memakai motor tersebut jika sekolah, ia lebih memilih berangkat dengan vespa-nya saja. Sampai di sebuah taman ia langsung memakirkan motornya. Shammy berjalan menyusuri taman sambil mencari bangku yang kosong dan jelas yang tempatnya tidak terlalu ramai.
Ia melihat sebuah bangku kosong yang agak pojok, ia pun duduk disana. Ia mengambil earphone-nya dan memutar musik. Ia memejamkan matanya menikmati angin yang berhembus di wajahnya pelan dan mendengarkan alunan musik dari earphone-nya. Saking menikmatinya ia tak sadar jika ada seorang perempuan di sebelahnya tengah menatapnya.
Shammy sedikit terkejut ketika ada orang yang melepaskan earphone-nya. Ia menoleh dan mendapati Gracia disebelahnya sambil tersenyum. Shammy kini berusaha menetralkan detak jantungnya, ia membalas tersenyum kecil pada Gracia.
"Sendirian aja?" tanya Gracia. Shammy menggangguk tanda membenarkan.
"Kamu sendirian juga?" tanya Shammy.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIA
FanfictionBagaimana jadinya jika cowok culun bertemu cewek paling populer di sekolah? Cowok itu mempunyai tugas untuk menjadi guru privat si cewek. Di tengah-tengah itu, mereka mulai merasakan hal janggal. Rasa itu muncul kian berjalannya waktu. Apa bisa sal...