HATI-HATI TYPO!!!
HAPPY READING!!!
* * * * * *
Seorang siswi tengah di hukum berlari mengelilingi lapangan. Ya, siswi itu adalah Gracia. Lagi-lagi alasannya karena dia bangun kesiangan. Gracia di suruh berlari mengelilingi lapangan 10 kali, kini baru 3 kali putaran Gracia sudah terengah-engah. Gracia berhenti memegangi lututnya karena kelelahan, nafasnya benar-benar sudah terengah-engah.
Hari ini sinar matahari lagi terik-teriknya. Kini Gracia mengambil tas-nya berniat untuk mengambil botol minum ungu-nya di tas. Dia kelelahan dan kehausan, namun sialnya Gracia lupa membawa botol minumnya. Gracia benar-benar merutuki dirinya, tadi pagi dia buru-buru dan tak sempat membawa botolnya.
Gracia duduk di bawah pohon pinggir lapangan. Dia mengistirahatkan dirinya sejenak, sambil tetap merutuki dirinya. Bodoh banget si gue kagak bawa tuh botol rutuk Gracia pada dirinya sendiri.
Sudah lima menit Gracia beristirahat di bawah pohon tersebut, ia pun melanjutkan hukuman-nya yang belum selesai. Saat sedang berlari tak sengaja Gracia melihat seorang siswa dengan seragam yang berbeda. Seragam SMA National 48 adalah sekolah swasta sekolah ini selalu menggunakan rompi khusus berwarna merah maruh celana atau rok berwarna senada dan berlogo SMA National 48. Tapi siswa itu hanya memakai seragam putih dan celana abu-abu. Layaknya seragam SMA lainnya. Mungkin dia anak baru pikir Gracia.
Gracia melanjutkan hukumannya, tinggal beberapa putaran lagi. Keringat Gracia benar-bensr bercucuran membuat bajunya basah. Ia menepi ke pinggir lapangan, selesai juga batinnya. Gracia mengambil tasnya da pergi menuju kantin untuk membeli minum. Sampai di kantin ia langsung membeli sebotol air mineral.
Gracia langsung bergegas menuju kelasnya sambil meneguk air minumnya. Sampai di kelas, keadaan kelas ramai seperti sedang jam kosong. Gracia memasuki kelasnya dan duduk dibangkunya. Dilihatnya Anin tengah sibuk mengerjakan, entah apa itu. Teman sebangku Gracia memang Anin.
"Ngerjain apaan sih? Serius amat," ucap Gracia melihat sahabatnya itu.
"Ngerjain soal dari Bu Mel," balasnya.
"Emang ada tugas?" tanya Gracia, yang dia ingat tidak ada tugas. Atau dianya saja yang lupa.
"Ada, barusan di kasih tugas. Dikumpulin waktu istirahat."
Gracia pun melihat halaman yang di kerjakan Anin, ia mengambil bukunya dan berusaha fokus mengerjakan. Lagi-lagi Gracia berhadapan dengan matematika, musuh bebuyutannya. Andai ada Shammy, gampang ini buat dia pikir Gracia. Kini Gracia sudah menjawab 2 soal padahal soalnya ada 10. Gracia ingin menyerah tapi tugas ini dikmpulkan waktu istirahat, ia tak mau berurusan dengan Bu Melody itu.
"Kenapa yang lain santai aja sih?" tanya Gracia pada Anin. Karena ia melihat teman sekelasnya itu santai aja.
"Nanti kalau udah mepet, mereka baru kagak nyantai." Gracia menggangguk membenarkan, memang seperti itukan biasanya?
Gracia melihat Shania dan Okta juga serius mengerjakan. Tak terasa bel istirahat akan berbunyi 10 menit lagi, keadaan kelas mulai bertambah ramai karena mencari jawaban sana-sini. Gracia kini sudah menjawab 5 nomor, ya baru 5 soal.
Bel istirahat berbunyi, ketua kelas mengambil pekerjaannya. Gracia pasrah ia memberikan tugas lembarannya. Susah bingitzz tau gak sich tuch soal batin Gracia dengan bahasa alaynya. Sama halnya dengan ketiga sahabat Gracia mereka baru mendapat jawaban hingga nomor 6 saja. Kini mereka berempat menuju kantin untuk menyehatkan otak mereka dari soal matematika.
Di perjalanan mereka asyik mengobrol, tentang soal matematika yang gak wajar itu lah, apa lah, banyak deh. Tak sengaja Gracia ditabrak oleh seseorang. "Auuhh."
"Maaf gue gak sengaja," ucap seorang siswa tersebut. "Gracia."
Gracia mengernyitkan dahinya, ia menoleh melihat orang yang menabraknya itu. Sedangkan teman-temannya hanya menonton saja. "Siapa ya?" tanya Gracia.
"Ini gue Frans, lu masak lupa. Temen SMP lo," ucapnya. Gracia mengingat-ingat. Lalu ia tersenyum seolah mengingat siapa Frans ini.
"Ya ampun lo, ih gue kangen," ucap Gracia yang tiba-tiba memeluk Frans. Frans membalas pelukan Gracia. Frans ini teman Gracia waktu SMP, hanya saja ia pindah ke luar kota buat ikut keluarganya.
"Ekhem." Gracia menoleh mendapati tatapan tajam temannya. Gracia terkekeh ia lupa untuk memperkenalkan ketiga temannya itu.
"Oh iya, Frans kenalin temen-temen aku, ini Shania, ini Okta, ini Anin." Frans mengulurkan tangan sambil menyapa ketiga teman Gracia, juga dibalas dengan mereka.
Mereka bertiga pergi menuju kantin dengan asyik mengobrol, lebih tepatnya Gracia dan Frans yang asyik mengobrol. Mereka memesan makanan dan duduk di meja kantin paling pojok. Disitu banyak yang mereka obrolkan namun kali ini tiga temannya itu juga ikut dan sesekali menggoda Gracia dan Frans yang keliatan sangat dekat.
Tanpa disadari Gracia ada seseorang yang melihat mereka dari jauh. Entah mengapa hatinya jadi perih melihat kedekatan Gracia dengan laki-laki itu. Ya orang itu Shammy. Orang itu pergi menuju perpustakaan membatalkan niatnya untuk pergi membeli makanan.
Di perjalanan Shammy selalu menunduk memikirkan mengapa ia tidak suka dengan kedekatan laki-laki itu dengan Gracia? Memang siapa dirinya? Shammy sampai di perpustakaan mencari buku yang di bacanya kemarin. Ia duduk di tempat ia membaca biasanya.
Shammy membuka halama terakhir ia baca. Saat sedang membaca ada suara perempuan yang berbicara di depannya.
"Boleh duduk disini nggak?" Tunggu Shammy seperti mengenali perempuan itu. Dia bukannya perempuan yang kemarin.
* * * * * *
To Be Continued
Frans udah muncul nih...
Gimana masih suka apa udah gak suka? Harus masih suka lah ya.....
Kalau vote-nya sampai 25 lebih bakal update lebih cepet. Bisa nggak? Hehehehe
~{Shani(A)Gracia}~
KAMU SEDANG MEMBACA
GRACIA
FanfictionBagaimana jadinya jika cowok culun bertemu cewek paling populer di sekolah? Cowok itu mempunyai tugas untuk menjadi guru privat si cewek. Di tengah-tengah itu, mereka mulai merasakan hal janggal. Rasa itu muncul kian berjalannya waktu. Apa bisa sal...