4. Pergi Berdua

693 75 11
                                    

Hati-hati Typo!!

Happy Reading!!!

* * * * * *

"Boleh duduk disini nggak?" Shammy menatap orang tersebut, Shammy seperti mengenali siswi itu. Tunggu, Shammy mengenalinya, ia adalah perempuan yang ia lihat kemarin dan yang ia tabrak tadi pagi. "Boleh."

Shammy melihat badge nama siswi tersebut. 'Nurhayati' batin Shammy. Nama yang cukup unik, di zaman yang seperti ini masih ada yang menggunakan nama tersebut. 'Tapi panggilannya siapa? Nur? Hayati?' pikirnya. Shammy terkekeh pelan, kenapa ia jadi memikirkan hal tersebut?

"Oi, sehat lo?" Shammy tersentak ia melihat siswi itu. "Kenapa ketawa sendiri?" Tanya siswi tersebut. Shammy menggeleng dan kembali memfokuskan pikirannya ke buku. "Kenalin, gue Aya," ucap siswi tersebut sambil mengulurkan tangannya. "Shammy."

"Kok kayaknya gue familiar sama lo ya, kita pernah ketemu emang?" Shammy hanya menatap Aya, haruskah ia memberi tahu. "Tidak tahu," ucap Shammy singkat. Sangat berbeda ketika sedang bersama Gracia. "Perasaan gue aja kali ya, yaudah Sham gue tinggal dulu."

Siswi yang memperkenalkan dirinya Aya itu pergi keluar perpustakaan. Shammy menutup bukunya, ia sudah tidak fokus dengan bukunya. Pikirannya melayang saat ingin pergi ke kantin tadi, Gracia dengan seorang yang tak ia kenal.

Shammy berdiri menaruh buku perpustakaan itu ke tempatnya. Mood membacanya hilang sudah. Ia berjalan pelan menuju kelasnya. Apa mungkin ia mencintai Gracia? Secepat itukah?

☘️☘️☘️

Gracia kini berada di toilet, dia memandang dirinya di cermin. Entah kenapa ia membutuhkan waktu sendiri. Perasaan Gracia masih sama semenjak ditinggal oleh Frans waktu SMP. Saat itu Gracia benar-benar memendam semua perasaannya karena tidak ingin persahabatannya itu hancur.

Gracia keluar dari toilet, teman-temannya sudah berada di kelas. Gracia berjalan banyak siswa yang selalu menggoda Gracia saat berjalan di koridor, tapi kini Gracia tak menanggapinya. Saat berjalan ia melihat Shammy, orang yang tak sengaja ia ajak kenalan waktu dihukum.

"Shammy," panggil Gracia sambil berlari menuju Shammy. Shammy yang awalnya menunduk, mengangkat wajahnya dan memberhentikan langkahnya. Gracia tersenyum hingga memperlihatkan gigi gingsulnya. "Ada apa?" Tanya Shammy sat Gracia sudah berada di sampingnya.

"Sham, pulang sekolah ada waktu gak?" Tanya Gracia. "Kenapa emangnya?" Tanya Shammy balik. "Gapapa, pingin jalan aja. Kemana gitu kek," ucap Gracia sambil menatap Shammy memohon.

"Boleh." Oh, rutukilah Shammy yang lemah dengan tatapan Gracia itu. Gracia tersenyum bahkan sampai merangkul tangan Shammy. Kini jantung Shammy mulai berdetak lebih kencang, mungkin wajahnya sudah memerah. "Makasih ya Shammy. Aku masuk kelas dulu." Gracia pergi begitu saja meninggalkan Shammy yang masih berusaha menetralkan detak jantungnya.

"Widih, sejak kapan Lo deket ama primadona sekolah, Sham?" Shammy menoleh mendapati Mario yang tengah tersenyum tengil. "Sejak lo jadian sama Okta, yang jelas gak bakalan terjadi," ucap Shammy meninggalkan Mario. "Heh kurang ajar banget lo ye ambek inyong. Waduh ditinggal pisan inyong, Sham tunggu."

☘️☘️☘️

Bel pulang sudah berbunyi, sejak pelajaran tadi Mario selalu menanyakan kedekatan antara Shammy dengan Gracia dan juga selalu menggoda Shammy. Oh ya mungkin pada belum tahu kepanjangan nama Mario, namanya Mario Genovevo Nathaniel Derral Purnama Gunawan. Setara sih dengan tingginya yang kayak tiang.

GRACIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang