1. Tidak Sengaja Bertemu

1.9K 92 5
                                    

Seorang pemuda memasuki area sekolah SMA National 48, sekolah yang masih dalam keadaan sepi itu. Laki-laki itu menaruh motor vespa-nya di parkiran. Setelah menaruh motornya pemuda itu berjalan menuju kelasnya, XII-IPA 1. Kelas dengan murid yang otaknya diatas rata-rata. Sampai dikelasnya pemuda itu menaruh tasnya dibangkunya dan duduk menunggu salah satu temannya.

Oh ya ingatkan, pemuda itu bukanlah seorang yang populer hanya cowok cupu dengan kacamata bulat yang bertengger di hidungnya. Banyak siswa lain yang mengejeknya tapi ia tidak peduli. Shammy Alexis Alezio banyak yang bilang nama itu tidak cocok dengan penampilannya yang seperti sekarang.

"Sham, udah lama lo disini?" Shammy menatap temannya itu sambil menggangguk dan berdiri memberikan ruang temannya untuk duduk. Dia adalah teman Shammy dari SMP, Mario. Orangnya yang ngapak dan selalu membuat banyak lelucon membuat dia punya banyak teman.

"Lo tahu gak sih?"

"Gak." Jawabku memotong bicaranya.

"Gue belum selesai ngomong anjir. Oke lanjut, tadi ya sumpah inyong ketemu itu si okta. Ya ampun cantik banget sih." Oh ya, jangan lupakan bahwa Mario ini penggemar berat anak kelas sebelah Okta. Semenjak bertemu Okta yang selalu diceritakan Mario hanya Okta, Okta, dan Okta terus. Pusing.

"Lo nyapa dia gak," tanya Shammy.

"Nggaklah mana berani gue." Shammy hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Mario. Katanya suka banget tapi kalau ketemu langsung kicep ckckck, batin Shammy.

Bel masuk kelas berbunyi, seorang guru yang mengajar pelajaran pertama dimulai. Guru itu bernama Bu Melody. Bu Melody ini mengajar matematika, untungnya Bu Melody ini orangnya sabar.

"Selamat pagi, anak-anak!" Ucap Bu Melody saat memasuki kelas.

"Selamat pagi Bu!"

"Selamat pagi Bu Melody yang cantik!" Ucap salah satu murid yang bernama Dyo. Sorak-sorakan memenuhi kelas akibat ucapan Dyo. Bu Melody hanya tersenyum simpul melihat sikap anak didiknya yang satu itu. 

Kelas dalam keadaan tertib dan diam saat Bu Melody mulai menerangkan dan memberikan soal. Untuk ini mudah bagi Shammy materi yang dijelaskan sudah pernah ia pelajari saat masih SMP. Bahkan rumusnya sudah ia hafal di luar kepala. Berbeda dengan Mario yang menunjukkan keseriusan-nya. Shammy melihat Mario meletakkan pulpennya di meja pertanda dia sudah mulai menyerah. Shammy yang tahu akan itu memberikan lembar jawabannya ke Mario, Mario tersenyum sambil mengambil lembar kerja Shammy dan menyalinnya.

"Lo udah mau ngumpulin?" tanya Mario sambil menyerahkan kertas Shammy. Shammy menggangguk ia lebih memilih mengumpulkan sekarang daripada harus menunggu nanti, orang dia sudah selesai daritadi.

Shammy maju mengumpulkan tugas ke meja guru di depan. Bu Melody tersenyum ia sudah tahu bahwa Shammy adalah anak yang cukup pintar. Shammy kembali duduk dibangkunya, beberapa menit setelah itu bel istirahat berbunyi. Shammy berjalan keluar kelas menuju perpustakaan ini sudah menjadi kebiasaan Shammy setiap istirahat. Sebenarnya tadi Mario mengajaknya ke kantin tapi Shammy selalu menolak dan menghabiskan waktunya di perpustakaan.

Sesampainya di perpustakaan, Shammy menuju salah satu rak buku dan memilih duduk di pojokan. Info saja, Shammy hampir menghabiskan semua buku di perpustakaan sekolahnya ini. Tinggal satu rak lagi yang belum ia habiskan. Shammy selalu mempunyai target satu hari ia harus mendapatkan minimal 1 buku.

Saat sedang membaca, tak sengaja ia melihat seorang siswi yang duduk di seberangnya. Ia melihat siswi tersebut menggerutu tidak jelas, sepertinya ia sedang mengerjakan soal dari bukunya. Saat Shammy terus melihat ke arah siswi itu, tak sengaja pandangan mereka bertemu. Seolah fokus Shammy diambil oleh siswi tersebut, pandangan mata Shammy tak bisa lepas dari siswi yang ada di seberangnya itu.

GRACIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang