(CHAPTER 2)

189 11 0
                                    

Akhitnya jam pelajaran sekolah telah terakhir, menandakan semua murid diperbolehkan pulang kerumahnya masing-masing begitupun juga denganku.

Aku melangkahkan kakiku melewati koridor sekolah. berniat untuk menumpang angkutan umum saja, lebih menyenangkan bagiku ditambah lagi aku tidak mau merepotkan Abang yang tengah
sibuk dengan pekerjaannya.

Tiba-tiba langkahku terhenti, akupun mengerutkan keningku. keberadaan seseorang yang menghalangi jalanku tepat dihadapanku membuatku
tidak nyaman.

"Lo anak baru?" tanyanya sembari memperhatikanku dari ujung kaki hingga kearah wajahku. ia menantapku lama dengan memasang wajah datarnya.

"Iya," ucapku dengan acuh tak acuh, aku hanya malas ngobrol lama-lama dengan cowok aneh tersebut.

"Nama gue Brian," sahutnya sembari mengulurkan tangannya kearahku.
akupun membalas dengan menyalami tangannya, walaupun malas.

"Bukannya sudah tadi ya kak?" tanyaku, dengan tidak mengarah padanya.

"Biar lo nggak lupa" ucapnya
dengan melebarkan senyumannya.

Aku mengerutkan keningku. "Ck, apa pentingnya?" kataku.

"Sebenernya bisa pegang tangan lo" ucapnya dengan tenang, membuatku sedikit salah tingkah, lalu aku kembali melanjutkan langkahku, meninggalkannya yang masih mematung dibelakangku.

Aku sedikit salah tingkah, dan tidak mengerti tujuan cowok menyebalkan itu. rasanya seperti aneh saja, jika bisa digambarkan aku tidak bisa menjelaskannya, rasanya benar-benar aneh.

***

Seperti biasa kelakuanku, sehabis pulang sekolah aku selalu mampir ke toko buku, untuk membeli buku-buku baru. sesampainya ditoko buku, aku memilih buku yang akan aku beli.

Aku menoleh kearah sumber suara, sosok Pria memanggil namaku membuat ku refleks dibuatnya.

"Lo ngapain disini?" ucapnya sambil tersenyum kearahku, aku juga mengembangkan senyumku, yang menyapaku adalah Rangga, teman sekelasku.

"Beli buku," ucapku dengan tidak mengarah kearahnya lagi, melainkan mengarah kearah buku-buku yang akan aku beli.

"Sendirian?" tanyanya kembali, membuatku mengarah kepadanya.

"Iya Ga" sahutku, sedangkan Rangga masih menatapku dengan senyum yang tetap ia kembangkan.

Setelah selesai memilih buku, aku langsung melangkah kearah kasir untuk membayarnya. Namun Rangga tetap mengikutiku, aku hanya diam saja, tidak menegurnya.

"Lo mau langsung pulang nih?" tanyanya kembali tetap mengikutiku yang melangkah keluar dari toko buku.

"Iya Ga, duluan ya," ucapku.

"Nggak mau cari makan dulu? Gue traktir deh sungguh," tawarnya kepadaku, namun aku menggelengkan kepalaku.

"Nggak, makasih Ga, Ibuku pasti sudah menungguku" sahutku, bukannya aku tidak mau menerima tawarannya, hanya saja tidak terlalu nyaman, sedangkan aku baru mengenalnya.

"Yah, ayolah meskipun cuma sebentar, nanti gue anter deh" tawarnya kembali sedang sedikit penekanan, membuatku tidak nyaman.

"Maaf Ga, sudah hampir petang" ucapku, lalu segera pergi dari hadapannya dengan cepat.

Aku memang tidak tertarik dengan penawarannya, dan ditambah sedikit kurant nyaman apalagi aku tidak pernah makan berdua dengan cowok, sebut saja jomblo terhormat hehe. bukannya tidak tertarik dengan cowok, tentu aku pernah menyukai sosok cowok namun tidak pernah pacaran males saja. sudah terbiasa sendiri.

CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang