(CHAPTER 5)

147 10 2
                                    

Happy Reading:)

Jam istirahat berbunyi, semua siswa nampak bersemangat. tidak denganku, menyebalkan bagiku harus berurusan kembali dengan cowok menyebalkan itu.

"Kenapa lo?" tanya Jasmine kepadaku, mungkin dia sudah tidak tahan melihatku yang sejak dari tadi hanya diam, tidak begitu bersemangat.

"Males gue!" ucapku dengan lantang, Jasmine hanya tertawa pelan melihat kekesalanku.
"Kenapa sih? oh karena dare lo ya?" tanyanya, kali ini dengan tertawa nyaring, membuatku mendesis pelan.
"Menyebalkan kalian tau nggak!" ucapku dengan memanyunkan bibirku.

Sudah waktunya, Ya benar sekali. sosok Pria yang aku pikirkan kini berjalan menghampiri diriku, sedangkan aku hanya menatapnya dengan acuh tak acuh.

"Ayo" ucapnya dengan memegang lenganku.
Aku menghela nafasku, "Nggak usah pakek pegang-pegang segala kak" sahutku dengan melepaskan genggamannya.
"Gue duluan ya! kak Brian gue nitip Cinta yaa" ucap Jasmine lalu berlari meninggalkanku dan Brian.

Keadaan canggung, bahkan akupun tidak berniat mencairkannya, ia menatapku dengan lekat.
"Mau makan dimana?" tanyanya.
Aku berpikir sejenak, "Terserah kakak deh" sahutku dengan tenang.
"Kok terserah gue?" tanyanya kembali

Aku kembali berfikir, aku saja tidak tau menauh tentang tempat-tempat disini, mungkin juga karena aku tidak terlalu update, bahkan aku tidak mempunyai Instagram, twiter dan yang terlalu kekinian. Hanya ada Whatsapp yang aku gunain.

"Terserah kakak deh, mungkin mau makan diwarung bakso, warung pecel lele, warung mie ayam" ucapku.

Ia tertawa pelan, aku hanya diam emang ada yang lucu ya? nggak jelas emang dia!
"Warung? emangnya lo nggak mau makan dicafe gitu?" tanyanya.
"Nggak usah, buang-buang uang aja, mending uangnya aku tabung" ucapku.

"Lo emangnya mau nraktir gue?"
"Iya, kan aku yang ngajak kakak"
"Oke, kita ke cafe, gue yang traktir!"
"Nggak us—"
Ia menarik lenganku dengan cepat, aku mendesis pelan, lalu akupun menaiki mobilnya sedangkan dirinya kini melajukan mobilnya dengan cepat.

Keberadaan dimobil sangat canggung, aku bisa melihat sesekali ia mengarah kepadaku. aku hanya diam saja, menyibukkan diriku dengan mengarah ke arah jendela melihat pemandangan indah disurabaya.

Mobil Brian pun terhenti disebuah cafe yang cukup bagus dan mewah, akupun turun dari mobilnya, aku masih melihat sekeliling cafe tersebut, cafe yang sangat indah bahkan sangat ramai.

"Ayo" tawarnya akupun menganggukkan kepalaku, berjalan seiringan dengannya, membuat bibirku terangkat dengan senyuman.

Aku dan Brian duduk dengan berhadapan, tentu aku sangat gugup.
"Mau makan apa?" tanyanya kepadaku.
"Ikut kak Brian aja" sahutku dengan mengarah kearah ponselku, supaya tidak terlalu gugup.
"Nasi goreng sama LemonTea? tanyanya dengan cepat aku menganggukkan kepalaku.
Brian pun memesan makanan untukku dan untuknya, setelah cukup lama ia pun kembali duduk.

Tanganku memegang perutku, rasanya cacing-cacing didalamnya sudah mendemo untuk segera aku isi.
"Kenapa? lapar ya?" tanya Brian, dengan cepat aku melepaskan tanganku, aku terkejut bagaimana mungkin ia bisa mengetahui? titisan cenayang kali dia ya wkwk.

"Iya" ucapku dengan jujur.
Brian tersenyum tipis, "Sabar" sahutnya, dan benar tak lama kemudian pelayan pun datang membawa makanan dan minuman yang aku dan dia pesan.

Dengan cepat aku melahapnya, nasi goreng yang sangat enak. sekilas aku mengarah ke arah Brian, aku terkejut ia menatapku dengan senyuman, membuatku salah tingkah dan kembali melahap makananku.

Setelah aku dan dia selesai makan, keadaan kini menjadi canggung.

"Lo suka nasi goreng ya?" kini Brian yang mencairkan suasana.
"Iya, nggak terlalu suka" kataku.
"Tapi lo habisin? enak ya?" tanyanya.
"Iya" sahutku dengan jujur.
"Yaudah lo mau pulang?" tanyanya kembali, membuatku menganggukkan kepalaku.

Kami pun melangkahkan kaki bergegas keluar dari cafe dan memasuki mobil Brian yang berada di parkiran. lalu Brian pun melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sesampainya dirumahku, akupun turun dari mobilnya, dan ia pun juga turun, aku melihat Ibuku yang sudah memperhatikanku dari ambang pintu, aku panik bukan main. dengan cepat aku meninggalkan Brian tanpa berterimakasih. anehnya ia juga mengikutiku, Menyebalkan!

Aku bersalaman kepada Ibu, begitupun juga dengan Brian ia juga menyalami Ibuku. aku dapat melihat senyuman yang Ibuku kembangkan.

"Saya pamit pulang Tante" ucap Brian, kepada ibuku.
"Iya makasih ya nak, sudah mengantarkan Cinta pulang" sahut Ibuku dengan lembut.
Aku masih mematung, memperhatikan saja, tanpa membuka suara.
"Sama-sama Tante, Brian pamit ya" pamitnya kepada Ibuku dengan menyalami Ibuku kembali.
"Hati-hati nak" pesan Ibuku.
Brian menjawabnya dengan senyuman lebar ke arah Ibuku.

"Ternyata dia nggak seburuk yang aku kira" ucapku didalam batinku.

***

Next g?

CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang