9 apani

733 55 2
                                    

REVISI

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

REVISI

Setelah perdebatan tadi berakhir Letta dan Dimas menuju ke parkiran untuk mengambil motor Dimas yang terparkir disana.

"Lo gak papa kan Ta?"

Letta menggeleng, "Gue gak gak papa kok."

"Yaudah yuk naik!" pinta Dimas meminta Letta naik ke atas motor.

Setelah Letta dipastikan sudah naik, Dimas menjalankan motor miliknya dan membelah ibu kota yang sedikit padat karena jadwal pulang anak sekolah.

Sekitar 30 menit motor Dimas menyelusuri jalanan di ibu kota mereka akhirnya sampai di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta.

"Kakak ngapain ngajak aku kesini?" tanya Letta penasaran.

"Udah ikut aja." ucap Dimas lalu merangkul pundak Letta tanpa aba-aba dan masuk kedalam pusat perbelanjaan tersebut.

Dimas mengajak Letta masuk kedalam salah satu tokoh baju.

"Oke, jadi gue ngajak lo kesini untuk minta tolong pilihin baju buat adik gue yang bakal ulang tahu sebentar lagi, lo gak keberatan kan?"

Letta mengangguk paham, "Gue gak keberatan kok. Btw gue baru tahu kalau kak Dimas punya adek, gue kira kakak anak tunggal."

"Gak heran sih, soalnya lo orang pertama yang tahu." ungkap Dimas sambil tersenyum.

"Serius?! anak osis gak pada tahu? atau sahabat kakak gitu?" masa sih dia orang pertama yang tahu.

Dimas menggeleng, "Gak, Lo yang pertama."

Letta speechless.

"Heh! bengong lagi!" Dimas menepuk pundak pelan.

"Eh iya! sorry-sorry hehehe abis gue kaget masa sih gue orang pertama yang lo ceritain." ungkap Letta masih tidak percaya

"Berarti lo spesial."

"Hah?"

"Hah,Heh,Hah, Heh! udah ayo kita cari bajunya keburu malem!" Dimas menarik lengan Letta dan menyuruhnya untuk segera memilih baju.

##

Setelah selesai memilih baju dan membayarnya Dimas mengajak Letta untuk makan terlebih dahulu sebelum pulang.

Karena Letta juga merasa lapar dia pun setuju dengan ajakan Dimas. mereka memilih restoran Jepang lalu dan makan disana.

"Ta gue boleh tanya sesuatu ke lo gak?" Dimas membuka percakapan sambil menunggu makanan mereka diantar.

"Boleh, mau tanya apa?"

"Cowok yang dari kemarin gangguin lo, kalau boleh tahu dia siapa lo Ta? selain lo berdua patner OSN?" tanya Dimas.

"Oh Raynan, Mantan gue." jawa Letta.

"Dia belum move on dari lo ya Ta?"

"Iya kali." balas Letta kemudian meminum minuman miliknya yang dia pesan.

"Kalau lo gimana Ta? udah move on?"

Ukhuk! Ukhuk!

Letta tersedak minumannya sendiri.

"Ta! lo gak papa kan?!" Dimas bangkit dari tempat duduknya dan mendekat pada Letta untuk memastikan keadaan Letta.

Letta memberikan isyarat pada DImas kalau dia tidak apa-apa, Dimas pun kembali duduk ke tempat duduknya.

"Tadi lo tanya apa? perasaan gue ke Raynan ya?"

Entah lah Letta juga tidak memiliki jawaban untuk pertanyaan itu, dia masih bingung dengan perasaan nya sendiri.

"Kalau lo masih bingung, gak perlu dijawab Ta. Maaf ya karena pertanyaan gue tadi lo jadi kesedak." ungkap Dimas merasa bersalah.

"Sorry ya, gue juga masih belum bisa ngerti perasaan gue sendiri."

"Gue tahu lo belum mau cerita sekarang, tapi pundak gue selalu ada buat lo. Jadi kapapun lo butuh tempat cerita gue siap buat untuk itu." ucap Dimas lalu memamerkan senyuman indah miliknya yang membuat siapa saja menyukai senyuman itu.

Letta tersenyum, "Thanks ya Kak."

Dan percakapan mereka pun berakhir saat pesanan mereka datang.

Selesai Makan mereka memutuskan untuk pulang karena langit yang sudah semakin gelap. Dimas mengantarkan Letta balik kerumahnya. Keadaan jalan cukup ramai karena banyak orang pulang dari kerja sehingga mereka tercebak macet

Mereka akhirnya sampai ketika langit sudah gelap, untungnya tadi Dimas sudah izin kepada kedua orangtua Letta kalau mereka akan pulang sedikit telat sehingga orangtua Letta tidak terlalu khawatir mengingat juga kejadian kemarin saat Letta menghilang.

"Sorry ya kalau pulangnya malem." ucap Dimas meminta maaf setelah mereka sampai di perkarangan rumah Letta

"Gak papa, tadi juga kan karena macet." balas Letta.

"Ta sebelum masuk rumah gue mau bilang sesuatu sama lo."

"Mau bilang apa?"

"Gue suka sama lo. Gue tahu mungkin bagi lo ini cepet banget tapi sejujurnya gue udah suka sama lo saat lo masih MPLS dulu. Gue terlalu pengecut dan baru berani ngungkapin ini sekarang. Gue gak minta lo untuk terima ini karena gue cuman mau ungkapin perasaan ini sebelum terlambat." kallimat pengakuan itu akhirnya keluar dari mulut Dimas.

Letta benci ini. Dia benci dengan keadaan seperti ini. Letta tidak ingin menyakiti perasaan Dimas tapi dia juga tidak menerimanya karena dia juga masih bingung dengan semua ini. Ini semua terlalu cepat.

Tiba-tiba tangan Dimas mengacak pelan rambut Letta, "Udah sana jangan dipikirin! masuk sana!"

Letta mengangguk kedua matanya bertemu dengan manik mata milik Dimas. Letta tidak tega.

'Kak Dimas, Maaf...'

! Jangan Lupa !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


! Jangan Lupa !

VOTE & COMMENT 

-🐰

MANTAN ✓ [ ON REVISI ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang