BREATH
•
•
" In this universe, I choose to stay with you."
__________ • __________Dua hari lalu, Joong kembali pulang setelah menghabiskan makan siangnya bersama Nai dan Milan. Manon saat itu tak ada lantaran harus pergi dengan Senne – kekasihnya yang kini tengah bermasalah dengan pihak berwajid entah karena persoalan macam apa.
Pagi ini dalam perjalanannya menuju sekolah, Nai mencoba sekali lagi menghubungi Sander. Tak ada lagi hubungan spesial diantara mereka, bukan berarti ia membuang Sander dari hidupnya begitu saja bukan? Sander adalah temannya.
Terakhir kali mereka berkomunikasi sekitar 2 minggu yang lalu, tepatnya saat pameran karya dua dan tiga dimensi para siswa Art School tempat Joong mengambil jurusan Visual Arts nya. Ya, sudah selama itu Sander menghilang tanpa kabar.
Di penghujung bulan Oktober udara semakin dingin dan rasa-rasanya tahun ini akan lebih dingin dari tahun sebelumnya, bayangkan, pagi ini udara menyentuh angka 5 derajat celcius. Kalau bukan karena test yang harus ia ikuti, Nai lebih baik menghabiskan paginya dengan bergulung dalam selimut tebalnya.
Bicara soal selimut, siang itu selepas Joong pulang, Nai segera kekamarnya untuk mengganti seprai dan selimut sebelum Milan dengan rasa keingintahuannya yang diluar batas itu masuk kedalam kamarnya.
But guess what?
Nai cukup terlambat, terlalu lama terbuai dengan cumbuan perpisahan dari Joong yang saat di lobby tiba-tiba menariknya dalam sebuah pelukan dan memberikannya ciuman tepat diatas bibirnya.
"Nai, aku menunggu penjelasanmu. Sekarang."
Rencana untuk kembali melanjutkan tidur batal karena Milan yang menghujaninya dengan berbagai macam pertanyaan. Nai tak punya pilihan lain selain menjawabnya, karena jika tidak, setiap harinya Milan akan membahasnya dan tak akan ada berhentinya. Bahkan ia yakin Milan akan cukup berani mengucapkan kata tak sopan tentang Joong dan Nai serta seprai tak bersalah diatas meja makan dimana Manon tentu akan akan jadi saksinya. Dan akan jadi malam yang panjang karena Manon akan mencecar pertanyaan tak jauh beda dengan apa yang Milan lakukan.
Nai bukannya ingin menyembunyikan rahasianya tentang Joong, hanya saja ia butuh waktu untuk menjelaskannya pada Manon. Terlebih dengan keadaan yang tengah wanita itu hadapi, Nai tak ingin menambah beban baru baginya.
Mengingat kembali kejadian itu membuat kepalanya pening, tapi jujur ia cukup terhibur dengan tingkah Milan dan segala macam pujian yang Milan berikan tentang Joong.
Ia berkata bahwa pria bermata hazel itu terlampau tampan, tubuhnya tinggi dan atletis serta mata indah itu tak luput dari daftar pujian Milan tentang Joong. Ada rasa bangga tersendiri yang Nai rasakan mendengarnya dari Milan.
Namun ada satu kalimat yang masih membekas dalam benaknya ketika wajah Milan berubah serius.
"Aku suka dengan anak itu, Nai. Dia kelihatannya baik dan aku yakin dia menyukaimu, even you won't admit it now but I'm only being honest here. Tapi, Nai...ku harap kau tak jatuh cinta terlalu dalam padanya. Bukan maksudku membuatmu khawatir, darling. Hanya saja, aku tak mau kau terluka nantinya."
Milan hidup beberapa tahun lebih dulu darinya. Berbagai macam saran yang ia berikan cukup banyak membantu dan pendapatnya kali ini tentang Joong, membuatnya khawatir. But again, Milan katakan padanya bahwa dia menyukai Joong dalam artian ia suka Nai punya hubungan lebih serius dengan pria bermata hazel itu. Hanya saja, ia berharap Nai untuk lebih berhati-hati.
Ditengah pikiran yang memenuhi kepalanya, tanpa ia sadari seorang pria berjaket kulit hitam datang dari arah belakang dan langsung memeluk pinggangnya. Menghasilkan teriakan melengking dari Nai yang seketika menutup mulutnya dengan kedua tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BREATH ]
Fanfiction• • " I didn't believe in happiness before I met you. " - Joong " I love you. " - Nai _______ • • • • _______ [ breath ] adalah fiksi yang saya buat dengan inspirasi dari series remake berjudul WTFock SKAM Season 3 Belgium.