Prolog

199 18 1
                                    


"Hhh...hhh...."

Genya menggertakkan giginya. Di hadapannya, berdiri seorang iblis yang sudah bertukar serangan dengannya sejak satu jam yang lalu.

Malam sudah sangat larut. Waktu dimana orang-orang pada umumnya lebih memilih tidur di rumah masing-masing. Tapi bagi pemburu iblis seperti Genya, ia harus siap untuk bertarung di malam apa pun.

Genya memang tidak seperti pemburu iblis biasanya yang menguasai teknik pernapasan dalam berpedang. Tapi, bukan berarti ia bisa dianggap remeh. Kemampuan tubuhnya yang bisa menyesuaikan diri dengan bagian tubuh iblis yang ia makan untuk sementara waktu dapat membantunya di tengah pertarungan. Namun, kini ia sedang kesulitan karena si iblis telah mendesaknya dan ia tidak bisa meraih senjatanya.

"Bagaimana, Anak Muda?! Kelihatannya sekarang kau mulai kesusahan, ya?" Iblis itu terkikik.

Saat itulah, pemburu iblis lain muncul. Wajahnya tak terlihat karena ia membelakanginya dan mengenakan tudung. Gerakannya cepat. Ia mengeluarkan katana-nya dan mulai menyerang iblis yang mendesak Genya. Ia tidak segera menumbangkan iblis itu dengan mengincar kepalanya. Namun, ia dapat membuat iblis tersebut kewalahan dan memberi Genya kesempatan mengambil senjatanya kembali. Serangan tiba-tiba itu membuat jengkel iblis yang tadinya berpikir bahwa ia sudah menang.

"Dasar pemburu iblis menyusahkan! Ternyata, kalian memang tidak bisa melawan seorang iblis sendirian?!" Iblis tersebut kembali bersuara dengan sangat menjengkelkan.

"DIAM, SETAN! JANGAN SEMBARANGAN BICARA!"

Saaatt!

Kepala iblis itu akhirnya jatuh ke tanah, dan menghilang secara perlahan.

"Hhh...." Akhirnya, pria berambut Mohawk itu bisa bernafas dengan lancar sekarang.

"Hei." Sebuah suara menegur. "Kau tidak apa-apa, kan? Shinazugawa Genya?"

Tunggu.

Suara ini....

Perempuan? Orang yang tadi?

Genya melihat ke sumber suara. Gadis itu tidak lagi membelakanginya sehingga wajahnya terlihat jelas sekarang. Ia memandangi Genya dengan wajah datar. Tapi, yah....

Berbeda dengan iblis, berdekatan dengan kaum wanita saja sudah cukup membuat Genya terdiam.

"Hei, aku menegurmu, lho." Gadis itu kembali bersuara setelah melihat Genya tak menjawab pertanyaannya sama sekali. "Hanya kau saja di sini yang bernama Shinazugawa Genya, kan?"

Oh, ya. Sebuah pertanyaan muncul di benaknya. Bagaimana orang ini bisa tahu namanya?

"Kenapa? Kau heran karena aku mengenalimu?"

"Aku kenal dengan Himejima-san. Dan aku sudah tahu kalau dia menerimamu sebagai muridnya. Aku baru saja dari sisi lain distrik ini yang juga diserang iblis, tidak jauh dari sini. Lalu, aku dengar kalau masih ada iblis berkeliaran dan sedang diurus oleh murid Himejima-san. Jadi, aku memutuskan datang ke sini untuk memeriksa."

Kalau saja gadis itu berkata pada orang lain, mungkin akan mendapatkan tanggapan setidaknya dengan kalimat biasa seperti, "Oh, begitu, ya?" atau semacamnya. Tapi, Genya tetap diam dengan wajahnya yang sudah berubah warna seperti kepiting rebus.

Gadis itu juga diam. Lalu, akhirnya berbalik dan berkata, "Yah, tidak apa-apa, sih, kalau kau tidak mau menjawab pertanyaanku. Aku akan pergi. Oh, ya, salam untuk Himejima-san."

Tidak perlu menghadapi perempuan membuat Genya bisa bernafas lebih lega. Ia pun memutuskan untuk pergi. Ia tidak terlalu memikirkan gadis itu lagi beberapa waktu setelahnya.

Pertemuan mereka malam itu sangat cepat. Tapi, ternyata membawa mereka menuju pertemuan-pertemuan lainnya. Pertemuan dengan gadis bertudung hitam yang menyukai bunga wisteria.

 Pertemuan dengan gadis bertudung hitam yang menyukai bunga wisteria

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Author:

Hai, semuanya~ Ini fanfic pertama yang saia publish di Wattpad. Jadi, jika ada hal-hal yang perlu diperbaiki, silahkan tinggal komentar agar saia bisa belajar untuk membuat cerita yang lebih baik lagi :) huhuw

BTW, author sengaja pakai tokoh Genya karena kayaknya jarang ada cerita yang make si doi.

Moga kalian suka, yaw!

Poisonus | Kimetsu no Yaiba FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang