"Gadis itu menyeramkan sekali."
Zenitsu menunduk, mengingat bagaimana reaksi Masumi yang sangat dingin padanya. Dan Tanjiro hanya diam melihatnya.
Sebenarnya, bagi Tanjiro sendiri, ia juga merasa Masumi tidak terlalu senang bicara dengannya tadi pagi. Mungkin, dia tidak suka banyak bicara dengan orang yang belum dikenalinya?
"Hm, bagaimana, ya...?" Dipikir-pikir, cara bersikap Zenitsu memang tidak begitu sopan pada perempuan pada umumnya. Jadi, meski bukan Masumi, perempuan mana pun juga bisa saja membalasnya dengan reaksi negatif seperti tadi.
Sudahlah, terus terang saja.
"Kupikir, dia tidak salah, Zenitsu.... Bagaimanapun, sikapmu itu kurang sopan. Dia pasti merasa tidak nyaman."
Tapi, tadi pagi pun ketika ia berusaha mengobrol seramah mungkin dengannya, reaksinya sama saja. Dingin. Seakan tidak suka diajak bicara oleh lawannya. Namun, Tanjiro mendapati ada yang janggal.
Ia bisa menciumnya. Aroma itu.
Aroma kecurigaan. Ia seperti selalu waspada, tapi...bagaimana mungkin? Jika itu kepada orang lain atau iblis, wajar saja. Apakah ia masih bisa menyisakan rasa curiga pada sesama pemburu iblis?
---------------------------------------------------------------------
Tiga hari kemudian, barulah Shinobu kembali dari misinya. Agak lebih lama dari perkiraan, memang. Mungkin, ada tambahan masalah yang harus diurusnya.
Dan, benar.
"Maaf, ya, Masumi. Kau jadi harus menunggu lebih lama." ujar Shinobu. "Ada sedikit masalah di distrik yang kudatangi kemarin, ini pun sebenarnya belum selesai. Aku tidak bisa langsung pergi karena harus menyelidiki ini-itu."
Masumi hanya menanggapinya dengan anggukan. Ia merasa tidak perlu bertanya lebih jauh. Toh, penjelasan akan selalu datang di waktu yang tepat.
"Dan, ya, terima kasih juga sudah mau melakukan tugasku sementara ini. Kau sudah melaksanakan amanah dengan baik."
"Tidak perlu berterima kasih, Kocho-sama. Harusnya aku yang berterima kasih karena Anda sudah mempercayaiku."
Shinobu tersenyum. "Bicara apa kau ini? Aku malah mendapatkan beberapa tambahan yang menarik dalam catatanku, yang belum kudapatkan sebelumnya. Kelihatannya, kau tidak kesulitan meneliti orang itu, kan?"
"Sejujurnya, aku pikir akan sulit pada awalnya. Tapi, karena Anda hanya menyuruh saya untuk memeriksa dalam sehari, ditambah penelitian mandiri selama tiga hari ini, jadinya tidak terlalu sulit. Untunglah."
"Ara~ini pertama kalinya kau memeriksa Shinazugawa Genya, tapi sepertinya kau tidak mengalami kendala apa pun, ya? Aku saja agak kesulitan di pertemuan awal kami, lho."
"Kocho-sama kesulitan? Apa karena itu pertama kalinya Anda bertemu orang yang bisa menyerap kekuatan iblis?"
"Ya, itu salah satu alasannya. Tapi, masih ada sebab yang lain." jawab Shinobu. "Penelitianku agak lambat di awal karena dia susah sekali diajak bicara."
Oh. Karena itu.
Ya..., ya.... Masumi pun bisa merasakannya sendiri ketika mereka bertemu. Ia terus menunduk dan tak banyak bicara.
Berbanding terbalik sekali dengan saat ia berhadapan dengan iblis. Masumi masih ingat dengan jelas ketika itu Genya mengumpati iblis yang dilawannya dengan suara yang cukup nyaring didengar untuk orang dengan masalah pendengaran sekalipun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Poisonus | Kimetsu no Yaiba Fanfic
FantasiaSiapa yang tahu seorang pria berwajah keras ternyata berhati lembut? Dan siapa yang tahu isi hati seorang gadis misterius yang selalu bersembunyi di bawah tudung? Masing-masing punya kisah dan karakter sendiri. Keduanya tak bisa diprediksi. Tapi, k...