Hai, saya kembali lagi dengan cerita absurd saya :p
Maaf Typo, gaje, gak nyambung, alurnya terlalu cepat, dan tata bahasa yang gak bagus. beribu-ribu maaf dari Author buat Readers tercinta :p
mohon kritik dan sarannya di kolom komentar, dan jangan lupa votenya :) makasih.
cekidot. happy reading :)
_____________________________________________________________________
Rayhan Pov
Aku berjalan Gontai ke kamar mandi. Rasanya aku ingin segera merendam diri di air dingin untuk menghilangkan hastarku pada Aisyah istriku. Entah apa yang sudah di lakukan Aisyah terhadapku tadi. Aku mendengar sayup2 bisikan aisyah di telingaku, hembusan napasnya menyapu sekitar telinga sampai leherku. Huhh,, jangan salahkan suamimu ini Aisyah jika aku melakukan hal-hal yang tidak kamu inginkan.
Aku keluar kamar mandi dan mendapati Aisyah tengah duduk di tepi ranjang dengan jemari yang di remasnya. Hey kenapa dia, malu kah ? ahh entahlah. Aku duduk di sampingnya. Hening. Setelah beberapa menit saling diam akhirnya aku membka suara.
“Ada apa Aisyah? Kenapa kau membangunkanku?” tanyaku pada aisyah yang masih tertunduk malu dengan jemari yang saling meremas. Entah apa yang dia rasakan berada di dekatku. Takut, malu, atau sudahlah aku tak ingin menebak-nebak.
“Mmm.. Kita sholat dulu kak. Kakak yang jadi imam.” Mataku terbelalak mendengar ucapan yang keluar dari mulut Aisyah. Bukan karena aku tak tau cara melaksanakan sholat, bukan pula aku tak hapal surah dalam Al-Qur’an, karena dulu aku pernah jadi anak sholeh sebelum bejat dan brengsek seperti sekarang. Aku hanya merasa tak pantas saja menjadi imam untuk istriku yang sholehah ini sedangkan aku? Kalian tau itu.
“T…tapi Aisyah. Akuu..” Aisyah langsung memotong omonganku sebelum aku menyelesaikannya.
“Ayo kak. Tidak usah merasa rendah diri seperti itu. Selagi kita mau bertobat dan menyesali semuanya apa yang harus di takutkan. Aku tau kakak brengsek, bejat dengan kebiasaan kakak gonta ganti pasangan, minum minuan keras, dan mungkin masih banyak yang belum aku ketahui. Tapi selagi kakak mau bertobat dan minta ampun pada Allah tidak ada yang tidak mungkin. Ku harap kakak mau mengubur masa lalu yang buruk itu.” Jelas Aisyah panjang kali labar kali tinggi. Baru kali ini aku mendengarnya bicara panjang lebar seperti itu. Jujur aku terenyuh mendengarnya, tapi aku butuh waktu. Semua butuh proses bukan. Aku tak mau bertobat terus terjerumus lagi. Aku ingin sekali bertobat dan itu untuk selamanya.
“Maaf Aisyah. Aku bukannya tidak mau. Aku hanya butuh waktu untuk semua itu. Butuh waktu untuk kembali lagi ke jalan Allah. Aku harap kau mengerti.” Titahku jujur. Ku lihat Aisyah mengangguk kecil dan segera berdiri mengambil mukenah dan sejadah yang ada di atas nakas.
“Aku tunggu di luar.” Aku segera beranjak dari tempat dudukku, dan keluar untuk merenungkan perkataan istriku tadi.
***
Aku selesai meeting dengan klienku. Hari ini banyak klien yang harus aku temui untuk pembangunan Resort di lembang. Ku lirik benda persegi panjang di atas meja, tak ada satupun SMS atau Telpon dari Aisyah. Oh aku lupa,Aisyah mulai hari ini tidak ku izinkan lagi untuk bekerja di kantorku. Cukup dengan menungguku pulang kerja, menyiapkan makan malam dan membuatkan kopi hangat untukku sudah cukup. Tenang saja, aku tak menganggap dia pembantu, gini-gini aku masih punya hati dan perasaan. Memang belum ada benih-benih cinta yang tumbuh di hatiku untuk Aisyah, tapi rasa kagum seorang suami pada istrinya mulai hadir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Rayhan [Fanfiction Aliando-Prilly]
RomanceAku terpaksa menerima perjodohan ini. Kalo bukan karena orang tuaku yang meminta, aku tak akan melakukannya. Ini konyol, sangat konyol. Mimpi apa aku di lamar Bos ku, CEO Perusahan besar Di kotaku bahkan mungkin se Indonesia. Rayhan Fathan Syarief 2...