Malam hari dengan suasana yang indah tak menjamin suasana hati yang indah juga. Ya,seperti yang sedang dialami keempat gadis cantik ini. Bagaimana tidak, tiba-tiba ibu dari sahabat mereka yang tak lain adalah Rose menelepon mereka.
Dengan pesan "Rose,tunanganmu ternyata berada di korea,dan satu sekolah denganmu. Cepat temui,dia dan berhubungan baiklah dengan dia"
Ya, tentu saja mereka terkejut. Terutama Jisoo,Jennie dan Lisa yang sama sekali tidak tau bahwa Rose sudah dijodohkan. Kenyataan macam apa ini. "Kenapa kau tidak memberitau kami kalau kau sudah dijodohkan dengan seseorang?" Rose hanya terdiam seribu bahasa mendengar pertanyaan Jisoo, pikirannya sudah sangat stress.
Bahkan dia saja kadang lupa kalau dia sudah dijodohkan. "Aku kira kalian sudah tau. Karena mungkin ibu ku sudah membritahu orang tua kalian"
Mendengar nada bicara Rose dan raut mukanya yang tampak tidak semangat. Membuat JiJenLi merasa kasihan pada Rose. Mereka tak habis pikir dimasa sekarang ini masih ada saja perjodohan.
Memang keluarga Rose masih memiliki "sedikit" darah bangsawan dari sang ibu. Namun ya tetap saja perjodohan di masa sekarang itu adalah hal tabu bukan?
"Jadi siapa nama jodohmu itu?." Rose melirik lisa malas,namun bukannya menjawab iya malah beranjak dari sofa "ntahlah,aku juga lupa siapa.Kejadian itu sudah sangat lama" sahut rose yang kini sedang menuju kamarnya.
Sedangkan JiJenLi hanya terdiam memandang punggung Rose. " Kau mau kemana?" teriak Jennie pada Rose yang sudah sedikit menjauh dari mereka. Rose membalikan badannya untuk melihat temannya " Aku mau ke kamar sebentar,ingin mengambil sesuatu"
"Kasihan,aku tak tau dia akan mengalami hal seperti ini." Lisa mengangguk menandakan setuju atas perkataan Jennie tadi. "Anak itu,kenapa dia tidak bilang sih." ucap Lisa kesal. Sesekali ia menghembuskan napasnya meniup anak poni yang terjuntai di dahinya,dan hal itu memang menandakan bahwa ia sedang kesal bahkan sangat kesal.
"Sudahlah,kita juga tidak bisa memaksanya. Bukankah kalian melihat kalau dia sendiri merasa tak nyaman dengan perjodohannya sendiri?" Perkataan Jisoo benar, melihat raut wajahnya tadi Rose memang tak suka atas perjodohan ini.
Jennie dan Lisa hanya bisa mengiyakan perkataan Jisoo tadi sambil berlarut dalam pikiran mereka masing-masing.
Sedangkan di lain tempat Rose membuka kotak kecil berwarna kuning. Ia sedang berada dikamarnya. Kotak kuning dengan pita putih diatasnya. Tidak berdebu,bahkan masih sangat baru.
"Sudah cukup lama,aku tidak membuka mu.
Sepertinya sudah saatnya kita harus bertemu.Bagaimana sekarang tampangmu?" Rose berbicara pada photo anak lelaki kecil yang sedang memegang anak anjing. "Apakau masih gemuk seperti yang di photo ini?"Iya,didalam kotak kuning dengan pita biru itu terdapat photo dan cincin yang berhiaskan mutiara hitam yang tampak langka. "Sepertinya kita akan segera bertemu. Tunanganku"
****
"Bagaimana?"
Lelaki berlesung pipi itu hanya tersenyum sambil menenggak minuman ditangannya. "sepertinya dia tidak mengingatku." Ucapnya sambil tersenyum kecil. "Dia makin cantik, bahkan 1000 x lipat. Aku tak menyangka bertemu dia disini"
"Jadi bagaimana? kau tak berniat jujur kepadanya?"
Sekali lagi pria itu hanya menghela napasnya, matanya memandang langit hitam yang dihiasi bintang. Jangan lupakan senyuman manis yang menghiasi wajahnya. "Aku akan menunggunya untuk mencariku sendiri. Aku sudah lelah 10 tahun ini mencari dirinya. MY SHIVVINES "
****Udara pagi kota Gangnam tidaklah buruk untuk sekedar di nikmati. Itulah yang dilakukan gadis berambut emas panjang ini. Minggu paginya sangat produktiv. Diawali dengan lari pagi,yaa seperti yang dilakukannya saat ini.
Angin berembus pelan membuat anak rambutnya terbang mengenai wajahnya yang cantik. "Ah,sial rambut ini meng--"
"Rose"
Suara dari belakang membuat Rose hampir saja melempar orang itu menggunakan batu didepannya karena terkejut. "Chanyeol. LU BIKIN KAGET GUA TAU" Chanyeol hanya terkekeh melihat raut wajah Rose yang kaget akibat ulahnya. "Maaf kali mbak. Chill."
Ingin rasanya Rose manampar cowo ganteng didepannya ini. Namun daripada membuang tenaganya lebih baik ia melanjutkan aktivitas joggingnya meninggalkan Chanyeol dibelakang.
"Oi,Ros tunggu"
Chanyeol mengejar Rose yang berhenti tak jauh dari depannya. "Tung--"
"Ros?"
Chanyeol menatap aneh kearah Rose. "Tau dari mana lo?"
Chanyeol makin bingung. "Tau apanya?"
"Ros?"
Chanyeol manatap Rose aneh. "Lah namalu kan Rose,gua manggilnya Ros aja. Kalau Rose kepanjangan. Guanya can't relate"
Rose memicingkan matanya ke arah Chanyeol. Membuat Chanyeol ngeri melihatnya. Bukannya memaki Chanyeol,Rose hanya berlalari meninggalkan Chanyeol yang menutup matanya akibat kengerian melihat mata Rose.
Sedangkan Chanyeol yang tak merasakan hal apa-apa langsung membuka matanya, ia keget melihat Rose yang sudah meninggalkannya jauh didepan. "Lah,si Rose main tinggal aja. ROSE TUNGGU." Ya,hari ini Chanyeol sibuk mengejar Rose.
****
"Panas banget"
Rose mengipas-ngipas rambutnya yang panjang. Ia sekarang berhenti di Toko serba guna. Tidak sendiri,ia bersama cowo yang membuatnya malu. Bagaimana tidak,ia berlari-lari dan memanggil - manggil namanya. Akibatnya semua orang melihat ke arah mereka.
"Ini Se,minum"
Bukanya menerima dengan baik,Rose malah memukul Chanyeol. Membuat cowo dengan tubuh tinggi itu meringis. "Lu kenapa sih Se?dari tadi elahhh"
"LU BISA GAK DATANG ITU GAK USAH NGAGETIN? JANGAN GANTI-GANTI NAMA GUA JUGA. NYOKAP,BOKAP GUA CAPE BUAT NAMA ITU"
Chanyeol menutup matanya. Suara Rose bener-bener ngelengking. Chanyeol manarik napasnya sebentar. "Yamaap"
Rose hanya memandang kesal kearah Chanyeol dan mengambil kasar air mineral dari genggaman Chanyeol.
Mereka berdua diam dalam waktu yang cukup lama sampai akhirnya Chanyeol membuka topik pembicaraan. "Ros,eh salah. Rose." Rose yang dari tadi hanya melihat kearah jalanan kini memalingkan matanyanke arah Chanyeol dan menaikan kedua alisnya. "Lo udah punya pacar belum?"
Semburan air keluar dari mulut Rose. Membuat Chanyeol yang berada didepannya otomatis terkena. "Ihh,Rose. Lu apaan sih?kalau jomblo ya gapapa. Santai aja,gua juga jomblo kok."
"Apaan sih lo?gajelas banget." Jawab Rose cepat. Ia meninggalkan Chanyeol yang masih sibuk mengeringkan pakaiannya.
"Emang ya lu Ros,lu haru--. Lah,anaknya mana?" Kini Chanyeol ditinggal lagi. Ia melemaskan badanya disenderan bangku toko.
"MY SHIVVINES "
Ucapnya pelan...
****
Uwu. Masih pada nungguin cerita gangnam gak sih?
Mudah-mudahan kalian pada suka yaa💙
Ily💯
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangnam Love
FanfictionTidak ada yang spesial. Hanya sebuah cerita tentang cinta dan persahabatan.