Little Bad Memories

1.3K 131 19
                                    

"Gelap."

Ice berjalan disebuah lorong yang hampa, tanpa adanya perabotan atau apapun. Hanya ruangan gelap dan hampa. Rasanya ia agak sulit bernafas karena sakit kepala yang menyerangnya. Ice memejamkan matanya, membukanya tak lama ketika ia melihat secercah cahaya beberapa meter darinya.

Ia menatap cahaya itu, cahaya itu berputar bak memori ingatannya yang lampau.

Memori yang sudah lama ingin ia lupakan..

---
[FlashBack]

"Ayo bermain di taman!!"

Blaze kecil dengan semangat menatap semua saudara nya dengan berbinar binar. "Boleh. Mumpung gak ada kerjaan." Jawab Gempa terkekeh pelan, menutup buku yang ia baca.

"Ayo! Ayo!"

...

"Ice!! Awas!!"

Brak!!

"K..kak Gem..?" Ice menatap sosok kakaknya yang tergeletak di pinggir jalan dengan berlumuran darah. Tabrak lari.

"Kakak!!!"

...

"Dia tidak apa apa, hanya kekurangan sedikit darah.." ucap Dokter, menatap orangtua Boboiboy dengan ramah.

"Syukurlah.. Kalian dengar? Gempa tak apa.." Ucap Amato lembut, mengusap kepala Taufan, Blaze dan Thorn dengan lembut.

"Ini semua salah Ice, Ayah! Dia dengan ceroboh berlari ke arah jalanan!" Amuk Blaze, menatap kembarannya dengan tajam dan kesal.

Ice kecil hanya diam, menatap Blaze dengan matanya mulai berkaca-kaca, tangannya memeluk erat boneka paus biru manis yang ia bawa.

"Jangan menyalahkannya.. Ini sebuah kecelakaan." Tegas Amato.

"Aku tak mau bermain lagi denganmu." Bisik Blaze kesal, kemudian meutup wajahnya di lipatan tangannya.

"Kak Gem.. Tidak apa kan..?" Gumam Ice cemas, tubuh nya bergetar kecil menahan tangis.

---

"Apa boleh aku ikut bermain?" Ice menatap ketiga saudaranya yang sedang bermain bola di halaman rumah.

Taufan menatap Ice dengan senyuman lebarnya, hendak mengajaknya, namun-- "Kami sudah selesai bermain." Ucap Blaze, mengambil bolanya.

"Eh..? Begitu.." ucap Ice pelan, Tersenyum tipis lalu kembali masuk kedalam rumah.

"Blaze? Kenapa kau katakan itu?" Tanya Thorn polos, menatap Blaze dengan mata bulat besarnya.

"Biarkan saja. Biar dia sadar. Ayo lanjut bermain!"

Ice yang mendengar itu dari balik pintu pun terdiam, memeluk erat boneka pausnya sebelum ia berjalan dengan lesu ke kamarnya.

---

"Anak anak, ini rumah baru kita." Ucap Amati, tersenyum hangat pada ketujuh anaknya.

"Ada empat kamar disini, jadi teman tidur kalian seperti biasa ya."

"Tapi ayah! Blaze mau tidur bersama Kak Taufan dan Thorn!" Ucap Blaze, membuat semua saudara nya menatapnya kecuali Ice.

"Uhum! Dan Solar ingin tidur bersama Kak Hali dan Kak Gem!"

"Baiklah~ Kalian boleh lakukan itu~" Ucap Amato, menuruti permintaan anak anaknya.

"Tapi ayah.. Bagaimana dengan Ice..?" Gempa bersuara, menatap Amato dengan tatapan tak percaya.

Kindness? It's only dream [SLOW UPDATE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang