Part 4

7 2 0
                                    

Raisya duduk disebuah pohon yang lumayan tinggi. Entahlah, kenapa dirinya sangat ingin naik ke pohon. Dirinya hanya menikmati waktu bebasnya sebelum dikurung oleh ayahnya.

Raisya memandang ke arah depan yang menampakan banyak anak anak kecil bermain. Taman yang sekarang Raisya datangi lumayan jauh dari rumahnya. Pasti sekarang orang rumah sedang kelabakan, apalagi kembarannya. Meskipun cuek Rasya tidak akan membiarkan dirinya pergi tanpa pengawasan.

Saat Raisya di pindahkan ke Paris orang yang pertama kali menolak adalah kembarannya. Tapi akhirnya Rasya setuju, dengan syarat dirinya dijaga ketat selama 24 jam. Besok pasti dirinya akan dikurung dirumah dan tak boleh keluar.

Raisya pasti tidak akan dibiarkan sekolah umum. Ayahnya pasti akan menyuruh nya home schooling, waktu di Paris dirinya sekolah, tapi sekolah itu berbeda. Sekolah lebih privet, dan itu sangat membosankan.

Raisya melihat ada sebuah mobil sedan hitam berhenti didekat taman. Raisya pikir itu bodyguard ayahnya, tapi yang keluar dari dalam mobil adalah dewa.

Raisya diam, takut dewa mengetahui tempat persembunyian dirinya. Akan tetapi, dewa tidak kearah nya. Raisya pun senang karna tidak ketahuan. Saat dirinya senang seseorang memegang bahunya. Saat melihat siapa yang memegang nya Raisya kaget dengan dewa yang sudah ada disampingnya.

Raisya melongo dengan mulut terbuka, dengan mata melotot.

" Kok ada disini sih ". Ucap Raisya dengan wajah polosnya.

" Turun " ucap dewa dengan tegas.

Raisya kaget dengan nada bicara dewa. Saat melihat ke bawah Raisya kaget karna jarak yang lumayan jauh.
Bagaimana bisa dirinya baru sadar kalo pohon itu setinggi ini.

Dewa turun lebih dahulu, saat dewa menatap sinis kearah Raisya yang belum juga turun dari atas pohon.

" Turun Raisya " ucap dewa dengan lembut.

" Gak bisa, tinggi takut." Sahut Raisya sambil melihat dewa.

" Loncat, nanti gua tangkep. "

" Gak mau. "

" Yaudah gua tinggal." Ucap dewa.

Raisya mulai berpikir kalo Dewa pergi siapa yang akan dia minta tolong.

" Lo tankep kan?. " Tanya Raisya.

Dewa mengangguk. Raisya menutup mata dan langsung lompat dari atas pohon. Saat Dewa menangkap nya, perlahan Raisya membuka mata dan menatap Dewa.

" Udah liat nya? " Ujar Dewa sambil menurunkan Raisya dari gendongan nya. Lalu Raisya menggandeng tangan Raisya menuju mobil.

Dewa mulai menyalakan mobil. " Kita mau kemana?." Tanya Raisya menatap Dewa yang serius menatap jalan.

" Gua anter lu pulang. " Jawab Dewa.

" Nggak, jangan bawa pulang sekarang. " Kekeh Raisya.

" Please, kalo lu bawa gua pulang sekarang pasti orang rumah bakal ngurung gua. "

" Gua gak peduli "

Raisy cemberut dengan jawaban Dewa. Air mengalir dari mata Raisya, ia merasa kesal.

Dewa yang melihat Raisya yang menghapus air mata menghela nafas. Tangan nya mengambil tissue dan menyerahkan pada Raisya.

Raisya diam, hanya menatap tissue dan tak mengambil nya. Dewa menyadari kalo Raisya marah terhadap nya.

" Yaudah, lu mau kemana. " Tanya Dewa.

Raisya yang cemberut langsung sumringah dengan pertanyaan Dewa. Dirinya nya mulai berpikir kemana harus pergi hari ini. Saat berpikir, Raisya melihat banyak penjual makanan dipinggir jalan. Ia baru ingat belum sarapan.

" Mau makan " ucap Raisya pelan.

Dewa yang mendengar langsung menghentikan mobil. Raisya menoleh pada Dewa.

" Turun. Ayo sarapan. "

Raisya langsung tersenyum dengan perkataan Dewa. Raisya melihat banyak penjual. Raisya memutuskan makan lontong sayur.

Dewa hanya mengikuti kemana Raisya pergi. Setelah memesankan makanan untuk Raisya, Dewa membuka handphone dan mengabarkan pada Rasya bahwa dirinya sudah menemukan Raisya.

Raisya mengulurkan tangan pada dewa. Dewa yang melihat menaikan alis dengan maksud Raisya.

" Kita belum kenalan,Nama gua Raisya." Ucap Raisya dengan senyum manisnya. Dewa melihat tangan Raisya yang menunggu dibalas oleh Dewa. Dewa mendengus dan memegang tangan Raisya. " Sadewa ".




Hai. Jangan lupa vote and comment.



ETERNALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang