Raisya sedang duduk di tepi kolam renang sambil melihat langit. dirinya mulai bosan karna dikurung oleh ayah nya. setelah Dewa mengantarkannya pulang, Harris langsung mengurung Raisya di dalam rumah. Raisya menghembuskan nafas karna bosan dirumah terus. Raisya ingin sekolah tapi ayah dan kakak - kakak nya pasti tidak setuju. handphone pun dia tidak punya sekarang, karna handphone yang biasa dia pakai telah dia buang saat di bandara.
setelah berdiam cukup lama akhirnya Raisya masuk ke dalam rumah nya. dirinya punya ide agar tidak bosan lagi. di panggilnya salah satu pembantu dirumahnya, Raisya berpikir untuk membawakan makanan untuk ayah dan kakak - kakak nya. akhirnya Raisya memasak di bantu dengan pembantu.
setelah selesai Raisya segera bersiap ke kamarnya untuk berganti baju, setelah berganti pakaian Raisya bercermin untuk melihat pakaian nya. segera Raisya ambilslingbag miliknya dan keluar dari dalam kamarnya dan tak lupa membawa paperbag berisi makanan. saat keluar dari rumah Raisya telah di sambut oleh supir sekaligus bodyguard yang memang bertugas untuk menjaga dirinya. setelah Raisya masuk, mobil pun berjalan ke arah tujuan.
suasana dikelas MIPA 3 sangat ramai, karna freeclas banyak murid yang tidur, gosip di pojokan, dan main game. sedang di paling pojok belakang ada Rasya,Dewa,Dyas, dan Zain yang sedang bermain mobile legend.
" eh sya gendong gua dong" ucap Dyaz.
" gak mau, lu berat" balas Rasya
" buruan sya, nanti gua mati ini di serang ama musuh"
" gak mau"
Rasya dan Dyaz yang masih terus adu argumen sedangkan Dewa dan Zain bermain dengan tenang. mereka ber empa bermain sampai bel istirahat berbunyi.
" kan kalah, lu sih gak mau gendong gua" ucap Dyaz dengan wajah masam nya.
" kantin aja yuk" ucap Rasya yang menghiraukan keluhan Dyaz padanya. Dewa dan Zain pun mengangguk dengan ajakan Rasya. ketiganya keluar kelas dengan meninggalkan Dyaz.
" ettt punya sodara gini amat kelakuan nya, woy tungguin gua" teriak Dyaz.
saat mereka ber empat sedang berjalan di lorong sekola banyak murid perempuan yang memerhatikan mereka. bukan hal yang aneh, karna mereka ber empat terkenal di sekolah dengan ketampanan yang mereka punya. Dyaz dan Zain yang selalu tebar pesona dengan perempuan, sedangkan Dewa dan Rasya terihat biasa saja.
saat sudah sampai di kantin tentu mereka ber empat menjadi pusat perhatian, segera mereka menempati meja kosong yang ada di bagian pojok kantin.
" siapa yang mau mesen?" tanya Zain
tak ada yang menjawab pertanyaan dari Zain membuat Zain cemberut. " heh! gua nanya, jawab woy" teriak Zain.
Dewa, Rasya, dan Dyaz serempak menunjuk ke arah Zain yang artinya harus Zain yang memesan makanan. Zain yang di tunjuk misuh misuh sendiri. segera Zain pergi untuk memesan makanan, sedang Dewa dan Rasya sibuk dengan handphone mereka. sedangkan Dyaz sudah pasti menggoda adik kelas yang menatap ke arah nya. lalu datang lah Zain dengan tangan kosong.
" lah makanan nya mana Zain?" tanya Dyaz.
Dewa dan Rasya pun melihat Zain.
" ke abisan gua,udah gak abis makanannya, sisa makanan ringan doang." ucao Zain.
" yah, mana kenyang makan cemilan." ucap Dyaz sambil mengelus perut nya.
saat sedang berpikir tiba tiba suasanakantin sangat ramai apalagi pada bagian pintu kantin.
Raisya sudah mengantarkan makanan pada ayah dan kakaknya Radit. sekarang dirinya perjalanan kearah sekolah kembaran nya Rasya. saat sampai di sekoah Raisya keluar dengan di buka kan pintu oleh bodyguard nya. Raisya dapat melihat sekolah tempat Rasya sanat besar dan mewah. maklum sekolah Rasya adalah sekolah yang isi nya adalah orang orang atas, sekalipun dari kalangan bawah pun itu pasti dari jalur beasiswa.
Raisya masuk ke dalam sekolah, saat masuk raisya dapat melihat banyak murid murid yang sedang di luar kelas, sepertinya sedang waktu istirahat. Raisya bingung di mana dia dapat menemuka Rasya. saat melihat perempuan yang sedang duduk dekat lapangan, Raisya mendekatinya.
" permisi" ucap raisya. dapat Raisya ihat perempuan itu sedang membaca sebuah novel.
" maaf ganggu tau Rasya putra aditama? sekarang dia ada dimana ya? tanya Raisya.
bukannya menjawab perempua tersebut malah terdiam sambil melihat Raisya, Raisya pun menepuk bahu gadis tersebut.
" ah iya kenapa?" ucap gadis itu
" tau Rasya sekaran ada dimana?" tanya Raisya
gadis itu pun mengangguk dan menyuruh Raisya mengikutinya. saat di perjalanan Raisya sedikit heran banyak yang memerhatikan dirinya. ternyata Raisya di bawa ke kantin di sekolah itu. saat melihat kantin itu Raisya terkagum dengan kantin yang sangat luas itu. banyak meja yang disediakan dan banyak penjual yang lumayan banyak, Raisya dapat melihat banyak yang memerhatikan nya dari atas hingga bawah. Raisya merasa tidak ada yang aneh dengan dirinya.
" ica"
Raisya tersenyum saat melihat Rasya yang ada di pojok kantin. segera Raisya hampiri kembaran nya itu. saat sudah di depan ke empat lelaki itu Raisya dapat tatapan kesal dari Rasya dan Dyaz. Raisya yang tau maksud dari tatapan itu hanya dapat memutar bola matanya.
" ica udah ijin ama ayah, dan ica di antar ama kak zidan" ucap Raisya supaya Rasya dan Dyaz tidak kesal, kedua lelaki itu memang sangat posesif padanya.
" ngapain ke sini? " tanya Rasya
" ica bawa makanan buat Rasya" ucap Raisya.
" buat Rasya doang nih, buat kita mana?" ucap Dyaz
" tau yang butuh makan bukan cuma Rasya doang kali " sindir Zain
Dewa hanya diam memerhatikan, Raisya yang disindir oleh Zain hanya tersenyum. " bawa banayak kok, tenang aja semua kebagian" ucap Raisya.
Raisya akhirnya mengeluarkan makanan dari dalam paperbag, lalu tiba tiba Dewa membantu Raisya untuk mengeluarkan makanan. Dewa melihat Raisya yang tersenyum pada nya. tapi Dewa tidak membalasnya. lalu meja itu penuh dengan makanan dan juga obrolan. Dyaz dan Zain yang berebutan makanan, Rasya yang tertawa melihat kelakuan dua orang itu. Raisya hanya tersenyum melihat nya saat menoleh Raisya dapat melihat D ewa yang memerhatikan nya. Raisya pun segera mengalihkan pandangan nya. Dewa yang melihat itu hanya tersenyum
KAMU SEDANG MEMBACA
ETERNAL
Teen FictionBerpura pura adalah hal yang sedang kuperankan. Itu semua kulakukan demi kebaikan bersama. Namun, sejak ada dia semua mulai terkuak. Raisya Putri Damara