WARNING!
BUAT KALIAN YANG SENSITIF ATAU GA SUKA DENGAN HAL YANG BERBAU KPOP. JANGAN BACA SAMPAI HABIS, BACA SETENGAH AJA. KARNA 500 KATA LEBIH DI SCENE AKHIR TENTANG KPOP.
Kalau masih ngeyel mau baca sampai abis yaudaah lah yaaa terserah kalian, yang penting aku sudah mengingatkan, tetap berkomentarlah dengan bijak
Love you💖
•••
Jeane melangkahkan kakinya ke arah gang yang berisi banyak jajanan enak nan murah meriah. Ia kesini tak sendiri, tetapi di temani oleh Lai. Mereka berdua berkunjung ke salah satu sekolah dasar terdekat untuk mendapatkan kue laba-laba dan kue cubit seperti keinginan Jeane.
“Mana sih Lai abang-abangnya. Kok gaada?” tanya Jeane yang sudah berjalan sampai ujung gang buntu.
“Mana gue tau, kan elo yang ngajakin ke sini” jawab Lai.
“Oh jadi lo nyalahin gue?” tanya Jeane garang.
“Enggak Jean, enggak.” jawab Lai cepat.
Jeane yang kebigungan pun akhirnya memilih untuk bertanya kepada anak-anak sekolah dasar yang kebetulan lewat.
“Eh Dek, Dek! Disini ada tukang kue laba-laba sama kue cubit gak?” tanya Jeane.
Bukannya menjawab. Adek-adek cowo ini malah diam sambil menatap Jean. Entah tatapan apa yang di berikan, kebencian atau kekaguman. Yang pasti ekspresi Adek cowo itu ga bisa di tebak.
“Kakak cantik,” semburan berwarna merah busuk muncul di kedua pipi Jeane. Tapi dengan cepat Jeane berusaha menetralkannya kembali.
Sadar Jean. Masa anak kecil macem ni yang mau lo gebet. Enggak banget kan, Batin Jeane.
“Kamu tau yang jual dimana?” tanya Jeane.
Adek cowo itu menunjuk abang-abang pikulan yang baru saja memasuli gang. Jeane mengangguk lalu mengucapkan terimakasih, tak lupa memberi sebatang lolipop dari saku roknya.
“Beli lima puluh ribu ya Bang,” ucap Jeane.
Abang-abang itu terperanjat kaget. “Gak kebanyakan neng?” tanya abang kue memastikan.
“Enggak.” disertai gelengan di kepala Jeane.
Abang kue menganggukan kepalanya dan mulai membuat pesana kue cubit lima puluh ribu dan kue laba-laba lima puluh ribu. Dewa keberutungan sedang berpihak kepada abang kue itu sekarang.
Padahal dirinya baru mau keliling menjajakan dagangan. Tetapi rejeki dari Tuhan lebih dulu menjemputnya. Abang kue mulai membuat adonan lagi, karna adonan yang dibawanya dari rumah sudah habis.
Setengah jam Jeane menunggu. Akhirnya kue cubit dan kue laba-laba keinginannya sudah berada di genggaman tangannya. Jeane tak henti-hentinya memekik senang. Yang membuat Lai memasang ekspresi bingung.
“Seneng banget?” tanya Lai.
Jeane mengangguk cepat. “Heem, kuenya enak banget Lai, gaboong deh. Lo mau?” tawar Jeane sambil menyodorkan sebuah wadah yang berisi kue cubit dan kue laba-laba.
“Enggak. Buat lo aja,” tolak Lai halus.
“Kenapa? Lo ga mau makan makanan yang udah dimakan satu wadah sama gue?” tanya Jeane menyelidiki.
“Ga gitu Jean, gue masih kenyang, tadi kan kita baru makan.”
“Hah emang iya tadi kita makan? Makan apa ya? Kok gue lupa mendadak lupa”
KAMU SEDANG MEMBACA
impLOVEssible
Novela JuvenilKetika rasa kasihan bukan lagi alasan kita untuk bersatu. impLOVEssible by bellashtrm © 2020