haaay, ciee akhirnya update lagi (・'з'・)
apa kabar kalian semuaa? aku harap sih semuanya baik baik aja yuuup! ♡♡♡
baru muncul lagi yaa setelah sekian lama, jujur otak aku mentok gitu gaada ide lagi, ngumpulin mood buat nulis juga susah banget, hiks hiks hiks hiks hiks (╥_╥)
oke lebay. skip.
sebelum kalian baca ini aku boleh dong minta vote dan komennya dulu~
-TERIMA KASIH DAN SELAMAT MEMBACA-
•••
Malam ini Agatha tengah sibuk mengerjakan tugas di meja belajar nya. Agatha mengacak kepalanya frustasi kala menemukan soal matematika. Jujur, ia cukup lemah dalam pelajaran itu.
Dirinya memang memiliki kelebihan di bidang bahasa tetapi tidak dengan matematika. Tak lama, ia mendengar seseorang memencet bel rumahnya.
KRING! KRING! KRING!
Agatha mengeyeritkan dahinya pertanda bingung. Siapa yang datang malam-malam begini? Bukannya Mamah udah pulang? pikir Agatha.
Tanpa pikir panjang lagi, Agatha keluar dari kamarnya, menuruni anak tangga, dan membukakan pintu utama untuk tamu yang datang.
Sesuatu yang ia lihat pertama kali adalah sosok pria yang memakai setelan jas berwarna abu, kedua tangan nya ia masukan ke dalam saku celananya. Agatha tak dapat melihat wajahnya, karna kebetulan pria itu menghadap ke belakang.
"Maaf Pak cari siapa ya?" tanya Agatha sopan.
Pria itu membalikan tubuhnya menghadap Agatha. Manik mata mereka langsung bertubrukan begitu saja. Lagi-lagi, Agatha dibuat bingung. Wajahnya asing, tak pernah Agatha lihat.
Siapa Om ini? Rekan kerja Mamah? batin Agatha penuh tanda tanya besar.
"Ester" pria itu, Alexander. Alex sempat merasa bingung kala melihat Agatha. Siapa anak ini? Pembantu Ester kah? batinnya penuh tanda tanya.
pembantu lu bilang! anak elu itu, kampret ~
Tetapi entah mengapa hati Alex terasa hangat kala menatap manik mata milik anak perempuan itu. Rasanya seperti sudah sangat dekat sekali dengannya, padahal ini kali pertama mereka bertemu.
"Maaf Pak, Mamahnya lagi mandi. Kalau Bapak ngga keberatan bisa menunggu nya sebentar."
Mamah. Sebuah bom seakan jatuh di atas kepala Alex. Apakah benar Ester mempunyai anak? Jika iya, berarti ... anak perempuan ini juga anaknya, bukan?
Oh tidak! Kebenaran macam apa ini yang baru saja terungkap. Lagi-lagi Tuhan mempermainkan takdirnya.
Mungkinkah Alex salah dengar? Ya bisa jadi, pikirannya sedang kacau kali ini.
"Sayang sini, Mamah udah bikinin kamu susu cokelat. Kamu ngapaian di luar malem-malem?" tanya Ester yang memegang gelas berisi susu cokelat di tangan kanan nya, seraya berjalan menghampiri Agatha.
"Ada orang yang nyariin Mam, sini deh" tubuh Ester membeku kala melihat kehadiran Alex di teras rumahnya. Bagaimana bisa lelaki itu mengetahui alamat rumahnya? Oh ya, Ester lupa kalau Alex mempunyai banyak mata-mata.
Alex tersenyum melihat Ester. "Seorang tamu tidak diajak masuk, apakah pantas?" sindir Alex.
"Saya rasa itu pantas, karna sebelumnya kita tidak saling kenal. Permisi." Ester dengan cepat menarik tangan Agatha untuk masuk ke dalam rumah, lalu menutup pintu. Meninggalkan Alex yang berdiri termenung di depan teras.
KAMU SEDANG MEMBACA
impLOVEssible
Fiksi RemajaKetika rasa kasihan bukan lagi alasan kita untuk bersatu. impLOVEssible by bellashtrm © 2020