Pingsan 🙍💫

33 12 6
                                    

"Turun, udah nyampe," kata Nathan.

Agatha mengangguk lalu turun seperti perintah Nathan tadi. Berasa jadi babu aku di suruh-suruh mau aja. Batin Agatha.

Matanya menatap kagum rumah mewah nan megah yang di dominasi oleh warna putih. Terlihat seperti di film-film. Pekarangan luas yang membentang. Berbagai macam bunga tertanam rapi di belakang pagar. Pohon bonsai yang di bentuk ala-ala yang tersusun tepat setelah memasuki gerbang utama.

Rumah Agatha memang tidak semewah ini, Ester sengaja mendesain rumah itu menjadi minimaslit. Entah apa maksud dan tujuannya, yang terpenting semewah dan semenyenangkan apapun rumah orang lain, lebih nyaman lagi rumah sendiri.

"Abang!" panggil balita kecil berambut pendek sambil berlari menghampiri keduanya. Nathan lebih tepatnya.

"Aku udah nungguin Abang dari tadi tau, Abang kemana aja?" tanya Queen dengan nada merajuk.

Queen adalah anak dari Kakak perempuan Nathan, Kayla namanya. Dia balita yang lucu, bahkan yang awalnya Natha benci anak kecil, entah mengapa langsung suka setelah melihat Queen. Well, memang seharusnya Queen memanggilnya dengan embel-embel Om, tetapi Nathan bersikeras menolak. Alasannya karna terkesan lebih tua, dan alhasil Nathan memilih panggilan Abang.

"Iya iya, maafin Abang" balas Nathan pasrah. Untuk melawan anak kecil ia lebih memilih mundur duluan daripada harus menghabiskan ocehannya.

"Kakak cantik ini siapa Bang?" tanya Queen tiba-tiba.

"Em, hai! Aku Agatha, kamu bisa panggil Kak," jawab Agatha tersenyum manis.

Queen menatap kagum. "Kak Agatha cantik banget, Queen ga bohong," Agatha tersenyum kikuk.

Tak menyangka jika balita kecil ini memuji penampilan dirinya sekarang. Merasa ada kebanggaan tersendiri dalam hati Agatha.

Nathan memutar bola matanya jengah. Ia menatap Agatha dari atas sampai bawah dengan seksama.

Ga ah biasa aja. Eh tapi kalo di liat-liat emang cantik sih, bener kata Queen. Batin Nathan.

"Yaudah ayo masuk, disini panas" Agatha mengangguk, gadis itu mengekori Nathan yang berada di depannya.

Menunduk sambil berjalan adalah passion Agatha. Jadi jangan heran kalau ia sering tersandung atau menabrak sesuatu seperti sekarang ini.

"Aw!" ringis Agatha ketika kepalanya tak sengaja menubruk punggung lebar Nathan.

Nathan terkejut dan membalikan posisinya. "Lo kenapa?" tanya Nathan bingung.

"Gapapa, cuman ga sengaja nabrak kamu, maaf ya," jawab Agatha polos.

Kaki Agatha menginjak lantai marmer yang berwarna putih. Ketika masuk sudah ada maid yang membukakan pintunya. Dan gosh! Pemandangan mewah lagi-lagi memanjakan matanya.

Beberapa sofa panjang yang mengisi ruangan. Televisi yang sedikit melengkung ala konglomerat. Perapian electric berwarna putih. Ruangan yang luas. Tangga mewah yang melingkar. God. Agatha tak percaya semua ini.

"Kak, ayo temenin Queen main boneka!" ajak Queen dengan penuh antusias.

Agatha mengangguk. Tangan kananya diraih Queen dan membawanya ke suatu ruangan. Terlihat banyak boneka berjejer di atas meja. Tak lupa juga dengan beberapa box mainan besar.

Warnanya juga dominan pink, ah mungkin ini kamar Queen. Di penuhi dengan gambar kartun hello kitty. Bahkan jika diihat dengan detail, hampir semua barang mempunyai logo kartun yang berasal dari jepang tersebut.

"Gue mandi dulu ya, bentar" bisik Nathan tepat di telinganya.

Agatha mengiyakan. Lalu Nathan pergi ke kamarnya untuk mandi.

impLOVEssibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang