Written by MikuraShaara_
Character used : Princess Aurora a.k.a. Sleeping Beauty.***
"Ini salah. Ini salah."
Perempuan itu mengayunkan gunting persis ke boneka kelinci. Tanpa ampun, dia telah merusaknya sampai nyaris tak berbentuk lagi.
"Aku tidak menginginkan ini."
Terus saja guntingnya dia pakai untuk menghancurkan.
"Aku harus mengakhirinya, bagaimanapun itu caranya."
***
Aurora al'a Elveed.
Nama itu terkenal di penjuru Kerajaan Elveed. Seorang pemangku takhta Elveed berikutnya yang konon kecantikannya melebihi dewi kecantikan itu sendiri. Rakyat mengagung-agungkan sang putri dengan berbagai julukan: Bintang Elveed, Mawar Abadi, dan lain-lain. Kedua orangtua Putri Aurora tentu saja bahagia tak alang karena anak semata wayangnya begitu dicintai rakyat. Belum lagi kepribadiannya yang ramah dan menyenangkan, khas anak gadis pada umumnya. Dia juga menjunjung tinggi tata krama kekaisaran, seorang putri yang penurut dan disiplin waktu.
"Bagaimana dengan gaun ini, Tuan Putri?" Seorang pelayan memperlihatkan gaun putih berenda yang dipadukan pita merah muda. "Ini pasti sangat cocok untuk dikenakan Tuan Putri!"
Aurora yang baru genap berumur tujuh tersenyum cerah. "Boleh! Gaunnya sangat indah. Aku ingin sekali memakainya."
Saat si pelayan memakaikan gaun untuk tuan putrinya, dia melanjutkan, "yang mulia raja dan ratu ingin menghabiskan waktu sarapan bersama Anda, Tuan Putri."
"Oh, benarkah? Wah, aku sangat senang!" Aurora tidak kehilangan tawa lebarnya. "Aku harus bergegas!"
***
Itu kisah yang sudah lama sekali.
Sederhana saja. Sejak umur sembilan, putri mahkota Elveed mulai kehilangan kewarasannya. Dan dua tahun berikutnya, jejaknya raib. Menghilang begitu saja, seolah ada yang menculiknya hingga ke kerajaan teramat jauh.
Sosoknya yang begitu dicintai rakyat, sekarang menghilang.
Beberapa menganggap Aurora sudah meninggal; tiada satu pun orang yang berhasil menemukan keberadaannya. Ada pula yang bilang Aurora semakin menggila di tempat antah-berantah kemudian bunuh diri. Tentu saja raja dan ratu tidak akan termakan rumor murahan itu. Bertahun-tahun mereka kerahkan seluruh pasukannya, hanya untuk menemukan putri satu-satunya. Namun, gagal total. Empat tahun pencarian, dan pihak kerajaan bahkan sama sekali tidak mendapat petunjuk mengenai kepergian sang putri. Akhirnya, mereka menarik pasukannya dan mengubur harapan itu dalam-dalam.
Kini, sang ratu seakan mengikuti sikap anaknya.
"Galord ... kapankah Aurora kemari? Aku sudah menunggunya lama sekali ... Kapankah gerangan anakku datang?" Untuk ke sekian kalinya, Ratu Meilde bertanya di meja makan yang suasananya takkan pernah sama lagi.
Raja tahu istrinya mulai suka berhalusinasi semenjak Aurora menghilang. Ini membuat rasa sedihnya meningkat berkali-kali sebab semakin hari, gejalanya semakin parah saja.
"Ratuku, barangkali dia masih asyik bermain di kamarnya," balas Raja Galord lesu. "Sudahlah, ayo kita makan terlebih dahulu. Tubuhmu jadi kurus belakangan ini, Ratuku."
Wanita tua itu menggeleng. "Aurora harus datang ke sini, Galord ...."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Once Upon A Dream
Fantasy[Fantasy x Dongeng] Malam ini begitu indah. Penuh kerlip bintang di hamparan langit kelam yang begitu megah. Sayangnya, kamu tak juga bisa tertidur. Maka bersiaplah. Tutup setengah tubuhmu dengan selimut. Aku akan membacakan berbagai kisah. Pejamkan...