Not Now

104 27 1
                                    

Written by IceLFrost

Mulan kembali diharapkan pada satu manusia yang tidak tahu diri. Hampir setiap perbuatannya membuatnya muak. Dia terlahir dengan loyalitas yang palsu. Dihormati tanpa sebuah tahta, ditusuk dari belakang. Mulan adalah yang kesekian kalinya dari putri Raja. Dan dia adalah satu-satunya yang selamat. Karena semuanya sudah terbunuh.

Hanya karena ibunya adalah seorang permaisuri, Mulan bisa selamat dari pembantaian yang di lakukan Raja pada anak-anak putrinya sendiri. Katanya, rakyat akan memandang rendah seorang Raja beranak perempuan. Anak perempuan adalah bencana besar yang entah diketahui kebenarannya atau tidak. Tapi Mulan adalah kasus lain-karena dia berhasil hidup hingga umurnya yang nyaris menginjak dua puluh tahun.

Mulan memulai petualangannya di pulau para naga. Tempat di mana dirinya dididik dengan keras. Itu adalah satu-satunya cara agar Raja tak mengincarnya. Itu juga satu-satunya jalan untuknya agar bisa bertahan dari serangan yang diberikan oleh ayahnya sendiri. Sekarang Mulan adalah seorang petarung perempuan pertama yang berhasil menduduki posisi terbaik. Setelah sekian lama orang-orang meremehkan seorang perempuan, dan kini mereka menyadari bahwa perempuan memang sebuah ancaman. Mulan dianggap telah menginjak-injak harga diri para lelaki.

Di Lian Huawu, ada kaidah seperti itu. Katanya, bayi perempuan di istana bisa membuat bencana besar yang sulit diatasi. Dengan orang-orang tak bermoral yang mudah percaya pada para cenayan, ramalan itu seolah menjadi takdir Tuhan. Mulan hidup di tengah-tengah kerumunan itu sendirian. Selama ini dalam kehidupannya hanya ada kegelisahan dan kebingungan. Dendam membara dalam dirinya. Bodohnya, dia mendendam pada ayahnya sendiri. Bahkan Mulan tak tahu memulai dari mana.

Hari itu Mulan pikir dengan menyamar sebagai seorang pria dapat membodohi ayahnya. Tapi nyatanya, Mulan diberi tuduhan untuk balas dendam. Sekarang memang tak ada yang mengetahui identitas aslinya selain ayahnya sendiri. Pun ibunya yang selalu mendekam di kamar. Ibunya juga tidak hidup dengan baik ternyata. Wanita itu begitu mencintai suaminya sampai-sampai rela dikurung di tempat tidur. Mulan miris melihatnya. Untungnya saat itu ibunya mencintai putri pertamanya dan membawa lari putrinya ke pulau para naga. Lalu Mulan tumbuh.

"Jangan salah paham di sini. Aku hanya akan membicarakan hal serius padamu. Bukan untuk mengajak minum arak bersama," ucap pria paruh baya dengan mahkota yang bertengger apik di kepalanya.

Ayahnya adalah seorang kaisar yang buta. Mulan memperhatikan pria itu dengan saksama di ruang kebesaran ini. Di mana Raja selalu sukses sombong dan bebas memutuskan apapun yang dia mau di hadapan para menteri dan kasim. Mulan pernah menyaksikan itu sekali. Lalu kapok karena muak. Selanjutnya, pria tua itu bahkan pamer kekuasaan di hadapannya? Sungguh tak tahu malu!

"Saya tak mengharapkan apapun dari Anda, Yang Mulia."

"Baiklah ... kau memanggilku Yang Mulia sekarang. Untuk selanjutnya, kau bisa memanggilku 'ayah' jika kau mau. Dan itu berlaku jika kau menyanggupi permintaanku," tutur pria itu setelah menenggak araknya.

Mulan mengernyit. Apa maksudnya? Walaupun itu adalah penawaran yang cukup menggiurkan untuknya, tapi sepertinya bukan hal yang mudah. Ini seperti sebuah kemustahilan! Mulan yakin, ada yang tidak beres setelah ini. Raja tak mungkin mengijinkan dirinya memanggil 'ayah'. Itu paling hanya alibi.

"Apa maksud Anda, Yang Mulia?" tanyanya waspada. Mungkin dia akan bertarung dengan batinnya setelah ini.

"Kau adalah petarung terbaik di Lian Huawu. Tak ada yang bisa menandingimu. Bahkan beberapa orang bisa saja menganggapmu menginjak-injak harga diri mereka karena berhasil mengungguli para lelaki. Kau tahu maksudku, kan?"

"Tolong jangan berbelit."

"Jadilah pengawalku!" serunya dengan suara yang dalam. Mulan bisa mendengar dengan jelas perintah itu.

Once Upon A DreamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang