O1. Awal

59 26 23
                                    

Tepukan terkahir dari sahabatnya membuat cowok jakun itu tersenyum tipis, lalu mengikuti langkah para temannya menuju tempat duduk yang telah disediakan.

"Gila sih, gak nyangka gue kita bisa menang," ucap salah satu cowok berkulit tan setelah meminum minumannya.

"Yaiyalah, ini pasti karena berkat para teman tak kasat mata gue." Morgan, cowok itu ikut menimpali ucapan temannya.

"Nyeremin lo kampret, pergi aja lo sono nyusul tuh para setan!" Ke-tujuh cowok itu tertawa kencang ketika mendengar ucapan Nuke.

"A'a nuke mah gitu ama eneng," ucap Morgan sambil mencurucutkan bibir tebalnya.

"Lo kalau mau maho kagak usah ngajak-ngajak gue ya setan!"

Gavka menggelengkan kepalanya pelan melihat tingkah para sahabatnya, pandanganya beralih terhadap handphone nya yang bergetar menandakan adanya panggilan masuk.

"Assalamualikum nak,"

"Iya, walaikumsallam ma, kenapa?"

"Gimana lomba basketnya? Berhasil gak?"

"Alhamdullilah, berhasil ma. Oh iya kemungkinan nanti sore aku bakal langsung pulang aja ke jakarta."

"Syukur deh, yaudah mama tutup dulu ya, mau arisan soalnya, wasalamualaikum."

"Iya ma,walaikumsallam."

"Loh njir, serius nanti bakal pulang? Cepet amat gila!" Kiki mengangguk menyetujui ucapan Saint.

"Liburan dulu kek di sini, kapan lagi coba liburan di singapure."

"Eplisdeh ro, gak usah alay! kayak anak kismin aja lo," ucap Saint membuat Varo mendelik.

"Bangsat!"

Gavka menatap malas teman-temannya, tidak ingin memusingkan keinginan mereka Gavka lebih memilih menyumpal telinganya menggunakan  earphone miliknya lalu menyandarkan kepalanya di sandaran kursi.

"Disini enak ah, banyak ciwi cantik."

"Udah ya Mav, mata lo kagak usah cewe mulu. Ga disekolah, ga disini, body cewe mulu yang lo bicariin, kena karma mampus lo!" ucap Kiki sambil sesekali melirik handphonenya.

"Karma apa sih nyet, masa iya bicaraiin cewek bisa dapat karma. Ngaur lo kiko." Ucap Maver sambil  melempar sampah botol minumannya kearah Kiki yang mampu membuat cowok cipit itu mendengus dan mendelik tajam.

"Bacot lo pada, pulang dah kuy ke apart, sekalian nyusunin barang-barang. Bentar lagi sore nih," ucap Nuke sambil menarik earphone Gavka, membuat cowok tampan itu mendengus kesal.

"Gue dengernya sih Nuke bilang nyusu masa, bukan nyusunin." Ucap saint dengan tampang mesumnya.

"Kayaknya, sih Nuke pengen susu deh." Timpal Varo yang merasa tertarik akan pembahasan teman-temannya.

"Menurut lo pada sih Nuke lagi mau susu apa ya?" Ucap Kiki ikut-ikutan.

"Susunya sih Morgan paling, Morgan kan eneng nya sih Nuke," ketiganya tertawa kencang mendengar ucapan Saint, membuat keenam temannya yang lain menatap mereka aneh.

"Gila aja anjir, Morgan mana ada air susu!"

"Ada kalo disuntik."

"Otak lo pada semua kotor idih." Kiki berjalan cepat menuju keenam temannya dan meninggalkan kedua cowok yang menatap nya aneh.

"Perasaan dia deh yang ngikuti kita bahas susu nya si Morgan, kok jadi dia yang lari? Kan kita kagak ada niat buat memperkosa dia?"

"Bodo amad anjer, mending gue beli trek." Ucap Varo meninggalkan Saint dengan cepat.

Gavka My ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang