Myungsoo sedang sarapan bersama ayah dan papanya. Pagi-pagi sekali ia sudah bangun. Papa juga antisipasi sekali dengan membangunkan Myungsoo pada pukul 5 pagi tadi. Takut sekali kalau si anak kesayangannya terlambat. Myungsoo yang notabenenya anak baik, jelas sudah bangun sebelum papa membangunkannya.
Hari ini adalah hari pertama Myungsoo magang di RS Seoul. Ia susah payah agar bisa diterima magang di RS tersebut. Maka, tanpa memberikan kesan buruk, ia akan menjalani hari pertamanya.
Papa terus menambahkan lauk pauk kedalam piring Myungsoo yang masih tersisa 2 sendok lagi. Myungsoo makan dengan lahap membuat Papa dan Ayahnya kebingungan melihatnya. Si Papa juga meringis takut kalau si kesayangannya tersedak.
"Myung, kalo makan pelan-pelan dong. Nanti kamu tersedak!" Si papa melihati Myungsoo yang duduk didepannya
"Laper atau doyan sih? Perasaan juga baru jam setengah 6." Sahut ayahnya yang kini menghentikan makannya
Myungsoo menengadah, menghentikan acara makannya kemudian nyengir polos, "Aku harus dateng lebih awal. Kesan pertama." Myungsoo menyuapkan sendok terakhirnya
"Papa ngerti, tapi pelan-pelan dong makannya." Si papa menghela napasnya, tahu benar kalau Myungsoo sangat disiplin seperti ayahnya
"Iya, pa." Myungsoo kemudian nyengir sebelum meminum segelas susu didepannya
Myungsoo meneguk susunya hingga tandas, kemudian bersiap untuk bangkit namun Papa lebih dulu mencegahnya.
"Duduk dulu, baru juga kelar makan!"
Kalau papa sudah mulai cerewet karena kelakuan Myungsoo, yang bisa ia lakukan hanyalah menurut saja. Myungsoo kembali duduk.
Myungsoo mengeluarkan ponselnya dan mengetikkan pesan singkat pada si pujaan hati. Tidak lama, ia mendapatkan balasan yang sangat singkat. Membuat Myungsoo hanya bisa menghela napas pasrah. Memang sudah biasa.
Myungsoo turun dari mobilnya bersama Go Eun, teman sefakultasnya yang juga magang di RS Seoul. Myungsoo menjemput wanita itu didepan rumahnya yang searah dengan arah menuju RS Seoul.
Mereka berjalan beriringan menuju tempat dimana mereka akan melakukan briefing dengan dokter penanggungjawab lapangan mereka selama magang. Ketika Myungsoo membuka pintu tersebut, ruangan masih tampak sepi dan hanya terisi oleh satu orang laki-laki disana. Ia duduk dibarisan terdepan dari kursi tersebut. Myungsoo bisa pastikan kalau pria tampan itu juga mahasiswa magang sepertinya. Lelaki dengan kemeja biru langit serta setelan celana panjang bahan berwarna navy. Lelaki itu manis tapi juga tampan bersamaan. Myungsoo menyunggingkan senyum dan menundukkan kepalanya sopan dan dibalas hal yang sama oleh yang bersangkutan.
Lelaki berparas rupawan itu bangkit dari duduknya dan menyapa Myungsoo dan Go Eun yang berjalan memasuki ruangan setelah menutup pintu.
"Hai, aku Kim Seokjin, mahasiswa kedokteran tahun keempat dari Universitas GM Seoul."
Lelaki bernama Seokjin itu mengulurkan tangannya dan langsung disambut oleh Myungsoo dan Go Eun bergantian sembari menyebutkan nama mereka.
"Aku Kim Myungsoo, mahasiswa kedokteran tahun keempat dari Universitas 14 Seoul."
"Aku Kim Go Eun, berasal dari Universitas yang sama dengan Myungsoo."
"Senang bertemu dengan kalian. Mohon bantuannya." Seokjin membungkukkan badannya sopan dan dibalas oleh Myungsoo dan Go Eun bersamaan
Setelah briefing pagi selama kurang lebih 20 menit, Myungsoo dan teman magangnya diajak untuk hospital tour. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok yang berisi 3 orang dalam setiap kelompoknya. Memang, tidak terlalu banyak karena sangat sulit untuk bisa magang di RS elit tersebut.
Usai melakukan hospital tour, Myungsoo dan 2 orang lainnya kebagian untuk bertugas jaga di instalasi gawat darurat bersama dengan dokter umum jaga pagi tersebut. Dokter cantik tersebut lantas mengajak 3 juniornya untuk berkenalan dengan petugas IGD yang lain.
Sepanjang Myungsoo berjaga, wajahnya tak luput dari pandangan semua orang. Baik itu pasien, maupun petugas yang ada. Bukan hal yang baru bahwa dimana ada Myungsoo disitu banyak orang-orang yang ingin melihat. Myungsoo bahkan sempat ditawari untuk magang lagi di rumah sakit tempat magangnya dulu. Muda, tampan dan berbakat , siapa yang menolak?
"Dokternya ganteng banget. Beneran itu dokter? Bukan yang punya?"
Myungsoo hanya bisa pura-pura tidak dengar ketika 2 orang wanita muda datang ke IGD tempatnya magang saat ini.
"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya Myungsoo sopan, tak lupa senyuman mautnya ia tampilkan yang sukses membuat 2 wanita tadi diam terpesona
"Eh, anu, dokter, perut saya sakit." Jawab wanita yang satu, memang wajahnya sedikit pucat
"Mari saya antar ke tempat tidur." Suara perawat wanita yang tiba-tiba datang, perawat itu tersenyum pada Myungsoo.
Myungsoo duduk dikursi disebuah kafetaria rumah sakit bersama Go Eun dan 4 mahasiswa magang lain yang mendapat jatah jaga bersama mereka. Go eun mendapat jatah jaga di sebuah ruang rawat inap. Jam istirahat memang cukup ramai oleh para manajemen. Samar-samar Myungsoo dapat mendengar suara bisik-bisik dibelakangnya. Beberapa orang yang sibuk membicarakan betapa tampannya dia.
Go Eun mendengar itu cukup jelas. Ia menyenggol lengan Myungsoo dengan sikunya. Kemudian memandang Myungsoo yang juga memandangnya bingung. Go Eun tersenyum kecil.
"Ternyata emang kegantengan lo ini nyata." Tutur Go Eun dan dibalas cengiran khas Myungsoo
"Tapi gue rasa jaga IGD sama lo bakal busuk terus deh." Celetuk yang lain, suara Hongbin, mahasiswa kedokteran dari Universitas GM
"Hahanjirr."
"Pasien dateng bukan karna sakit, tapi mau liat dokternya." Timpalnya dan Go eun setuju, "Sama tuh kayak Seokjin. Gue kalo jaga sama dia, pasti kebanjiran pasien." Tuturnya mengingat kenangan setahun yang lalu saat pertama kali berjaga dengan Seokjin, sungguh Hongbin tak mau lagi
Namun kali ini penyebabnya bukan lagi teman sekampusnya, melainkan teman barunya.
"Doa lo mesti kenceng, Bin!" Seru yang lain dan mereka tertawa
Myungsoo kembali bersama Go Eun, magang di hari pertama mereka sudah selesai pada pukul 2 siang, dilanjutkan briefing harian bersama PJ lapangan. Jarum jam menunjukkan pukul 4 sore ketika Myungsoo tiba dirumah gadis itu.
"Makasih ya, udah bolehin nebeng." Kata Go eun ketika ia akan turun
Myungsoo mengangguk ramah.
"Besok nebeng lagi boleh?"
"As you please. Lagian kita searah. Lebih hemat juga biar parkiran RS nggak penuh sama anak magang."
Go eun setuju. Kemudian ia turun dari mobil Myungsoo dan mobil itu segera meninggalkan halaman rumahnya.
Ketika Myungsoo tiba dirumah, ia segera mengecek ponselnya. Selama magang, Myungsoo sama sekali tidak menggunakan ponselnya. Selain tidak diperbolehkan, tidak ada hal yang Myungsoo butuhkan dari ponselnya. Myungsoo diam beberapa jenak, tak heran kalau ponselnya tak banyak memunculkan notifikasi. Tak ada satupun pesan masuk dari si pujaan hati seharian ini. Myungsoo sudah rindu berat padahal. Pesan yang ia kirimkan pada si pujaan hati tadi pagi tak mendapat balasan. Pesan yang menyampaikan salam selamat pagi pada si pujaan hati. Juga tak heran kalau 2 centang birulah yang menjadi perbedaannya.
.
.Eiyy, tenang dulu. Jangan berasumsi kalau Go Eun bakal jadi PHO apalagi Pelakor. Enggak yaaa... disini Go Eun pure temennya Myungsoo. Yang jadi masalah disini tuh cuma Jonghyun wkwkwk soalnya 'kan Myungsoo belum pernah pacaran, jadi nggak ada acara mantan yang dulu hilang kini kembali pulang wkwkwk
Luv, MY.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin (MyungYeol)
FanfictionAuthor: Cetirizines Pairing: Kim Myungsoo x Lee Sungyeol (MyungYeol) Genre: Romance, Univerity life, Comedy, Hurt, Fluffy Rate: PG Indicate: Love is Simple. Dari mata jatuh ke hati. Tak kenal maka kenalan. Sudah kenal maka Chattingan. Boleh gombal a...