Myungsoo masih bergelung dibalik selimut tebalnya. Belum makan sejak terakhir makan siang. Itu pun berkat bujukan si pujaan hati yang datang menjenguk. Rindu, eh? Baiknya lagi, mau menyuapi Myungsoo. Itu juga diminta si papa sih. Kalau Myungsoo yang minta, mana mungkin mau?
Jarum jam menunjukkan angka 9 malam waktu Korea. Ayah juga sudah pulang, tadi samar-samar dengar suara klotak-klotak. Pokoknya Myungsoo tahu ayah sudah pulang.
Masih asik bergelung, suara ketukan pintu terdengar, mau tak mau membuat Myungsoo menyahut sewaktu suara ayahnya terdengar.
"Myung? Ayah masuk ya?" Izin sang Ayah, dan Myungsoo menyahut dari dalam
"Masuk aja, Yah."
Suara pintu terbuka, diikuti suara tapak kaki yang perlahan semakin mendekat. Ada beberapa suara langkah kaki, kayaknya Papa juga ikut.
"Kamu masih demam?" Tanya sang Ayah, tepat saat Myungsoo membuka selimut yang menutupi wajahnya
Ada Papa juga yang duduk dikursi belajar yang digeret ke dekat ranjang, sementara Ayah duduk ditepi tempat tidur.
"Berkurang, sih." Jawab Myungsoo, ragu
Ayah Myungsoo 'kan dokter Internist, Myungsoo nggak akan bisa bohong.
Ayahnya kemudian menempatkan telapak tangannya diatas dahi lalu leher Myungsoo. Mencoba merasai suhu tubuh anaknya. Hangat, tapi tidak sepanas tadi pagi sebelum ia berangkat bekerja.
"Obatnya udah diminum?" Tanya Ayah Myungsoo
"Boro-boro minum obat, makan aja belum." Itu suara Papa yang menyahut, Myungsoo bahkan belum buka suara
"Kalo kamu nggak makan, terus sembuhnya gimana?"
"Lewat Sungyeol." Sahut Papa lagi
Myungsoo? Diam saja daritadi. Ketahuan Papa tadi lapor sama Ayah kalau Myungsoo tidak mau makan. Dan kondisinya belum baik. Papa orangnya terlalu cemas, padahal Myungsoo 'kan udah besar.
"Sungyeol? Siapa?" Tanya si Ayah bingung, pasalnya baru mendengar nama itu disebut. Kedua alisnya bahkan berlipat 7 saking penasarannya
Myungsoo melirik gamang kearah Ayah dan papanya bergantian. Sementara Papanya hanya balas menatap si Ayah santai.
"Itu, incarannya Myungsoo. Tadi kesini, Yah. Cantik deh. Pantes naksir. Eh, udah jadian belum, sih?" Lapor papa dengan semangat, kemudian bertanya pada Myungsoo yang seketika menegang
Ayah marah nggak ya?
"Kok ayah baru tau? Wah, parah nih, Ayah ketinggalan berita." Protes si Ayah
Jauh dari bayangan Myungsoo. Kirain mau...
Myungsoo nyengir kuda, sementara Papa sama Ayah melihatinya penasaran.
"Cantik orangnya? Temen sefakultas?" Tanya Ayah penasaran
Memang, Ayah jadi suka gosip kalau ada Papa. Padahal kalau cuma berdua dengan Myungsoo, Ayah banyak diemnya. Sama sih kayak Myungsoo. Kalau ada Papa jadi rame.
"Cantik, Yah. Anak Teknik. Seangkatan sama aku juga." Terang Myungsoo kali ini nadanya terdengar antusias
Jelas, kalau membicarakan si pujaan hati, Myungsoo semangat 45!
"Tomboy?" Si Ayah memastikan
"Dia cowok, Yah. Namanya aja udah Sungyeol!" Ini gerutuan si Papa yang diikuti sebuah pukulan ringan dilengan si Ayah yang kemudian mengaduh pura-pura kesakitan, padahal pukulan Papa cemen lol
"Ooh... cowok. Kenal dimana?" Tanya Ayah lagi
"Di kampus, Yah. Padahal udah 3 tahun kuliah, tapi baru liat dia. Begitu liat langsung naksir." Kata Myungsoo malu-malu
Gemas deh.
"Cantikkan mana sama Papa?" Tanya si Papa pada Myungsoo
"Sungyeol dong Pa!" Jawab Myungsoo tegas dan mantap
Sementara Papa manyun lucu, Ayah malah terkikik.
"Tapi tadi Sungyeol panggil aku adek, Yah." Kata si Papa lagi, antusias sekali
"Wew?! Kamu sih kecil. Kapan gedenya tau?" Ledek si Ayah yang sukses membuat Papa ngambek gemas
Myungsoo terkekeh. Ayah sama Papa selalu sukses buat Myungsoo tertawa senang.
"Iih!! Ayah nyebelin! Malem ini aku mau bobo dikamar Myungsoo aja!" Gerutunya lucu
Papa kalau ngambek lucu. Makanya Myungsoo sama Ayah senang sekali menggodanya.
"Yaudah, Ayah juga mau tidur disini." Sahut Ayah tidak mau kalah
"Myung, makan yuk?" Ajak si Ayah tiba-tiba setelah jeda hening
"Hmm, ayo deh." Kata Myungsoo akhirnya
Benar, 'kan? Ayah sama Papa selalu punya cara buat bujuk Myungsoo.
"Papa masak apa?" Tanya Myungsoo ketika mereka berjalan menuruni tangga beriringan, disisi kirinya ada Papa yang menggandeng lengannya sementara si Ayah jalan saja disisi kanannya
"Kesukaan kamu. Jengkol." Jawab si Papa santai
"Kapan bilang? Papa tau jengkol aja enggak." Sahut Myungsoo
"Papa liat di internet." Katanya tak mau kalah
Myungsoo memutar kedua matanya malas, sementara Ayah terkikik.
"Boong ding, Papa masak Ayam goreng tepung asam manis. Ada nanas sama mangga mudanya juga. Papa hapal lho sama makanan kesukaan kamu. Jadi sedih kalo kamu nggak mau makan." Kata si Papa, suaranya tiba-tiba jadi gemas kalau sedang merajuk
"Iya, iya, besok pasti makan banyak." Kata Myungsoo
"Sekarang juga dong." Timpal si Ayah
"Iya. Nanti kalo aku gendut, terus Sungyeolnya nggak jadi naksir aku, aku salahin Papa sama Ayah, ya?"
"Papa paksa Sungyeol buat naksir kamu deh. Serius!"
Si Ayah terkikik.
"Ikut kata Papa aja deh." Kata Ayah
Memang, Papa tuh kalau udah bilang A, ya mutlak.
Myungsoo menghangat jadinya.
.
.Gatau kenapa, aku suka banget keluarga cemara yang satu ini!
Sayang banyak-banyak sama Papa juga Ayah!
Luv, MY.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bucin (MyungYeol)
FanficAuthor: Cetirizines Pairing: Kim Myungsoo x Lee Sungyeol (MyungYeol) Genre: Romance, Univerity life, Comedy, Hurt, Fluffy Rate: PG Indicate: Love is Simple. Dari mata jatuh ke hati. Tak kenal maka kenalan. Sudah kenal maka Chattingan. Boleh gombal a...