Menu Makan Siang

124 32 19
                                    

Sungyeol sedang menunggu makan siang yang tadi dipesannya datang. Disana, ia bersama ketiga temannya duduk berhadapan seperti biasa. Meja dan kursi seperti biasa dan pesanan seperti biasa. Sungyeol memesan bakso tadi. Karena memang biasanya ia memesan bakso. Sungyeol kan pecinta bakso, makanya pipinya bulat seperti bakso. Eh! Tapi kalau berani mengatainya begitu, siap-siap ditikam ya!

Sandeul bersiul ketika sosok familiar yang beberapa bulan ini mengaku tengah melakukan PDKT dengan sahabatnya itu mendekat kearah mereka dengan sepiring nasi rames ditangannya. Didepannya, seorang ibu paruh baya membawa empat mangkuk bakso pesanan mereka.

"Ada si bapak noh, Yeol." Beritahu Sandeul pada Sungyeol tepat ketika si ibu penjual bakso tiba dimeja mereka, namun Sungyeol mengabaikan perkataan Sandeul tadi

"Ini mas pesanannya." Kata si ibu sambil meletakkan mangkuk-mangkuk tersebut diatas meja

Sungyeol yang duduk dipinggir itu lantas membagikan mangkuk itu pada teman-temannya kecuali Sandeul yang juga duduk dipinggir persis dihadapannya.

Tidak lama, lelaki yang tadi dibicarakan oleh Sandeul tiba tepat ketika Sungyeol akan melahap baksonya. Baru saja Sungyeol akan memasukkan sendok berisi kuah bakso itu kemulutnya, tangannya dicekal oleh seseorang yang sudah ia tahu siapa pelakunya. Gerakan Sungyeol terhenti, mulutnya yang sudah menganga itu menutup segera. Ia lalu menoleh kearah si pelaku yang baru saja meletakkan piring berisi nasi rames itu dimejanya.

"Kamu makan bakso terus, nih makan nasi. Kan ada kuliah sampai sore. Makan yang sehat dong." Ceramahnya panjang sembari mendorong piring tersebut mendekati Sungyeol dan ia segera mengambil mangkuk bakso milik Sungyeol lantas pergi

"Woi itu bakso gue!" Protes Sungyeol pelan, tak mungkin berteriak ketika semua mata tertuju pada mereka

Iya, semua wanita yang mengaku penggemarnya Myungsoo itu melihat kearahnya sejak awal Myungsoo menjejakkan kakinya disisi mejanya. Sialan!

Sementara Sandeul dan Minho terkikik tanpa suara, Jonghyun dan Sungyeol mendelik sebal.
.
.

"Gila tuh orang! Mentang-mentang ketua BEM, apa seenaknya boleh rusuhin orang?!" Gerutu Sungyeol menjadi-jadi ketika ia dan ketiga kawannya tiba dibasecamp mereka, ia sampai melempar tasnya ke Sofa milik Minho dan menjatuhkan dirinya sendiri ditempat tidur

Sementara teman-temannya hanya memandangnya lucu kecuali Jonghyun, tentu saja. Lelaki itu sudah benci sekali ketika tahu si bapak ketua BEM Pusat itu tengah melakukan aksi pendekatan dengan sahabatnya, atau lelaki yang juga disukainya.

Basecamp mereka adalah apartemen milik Minho. Minho tinggal di Apartemen karena rumahnya sangat jauh. Minho yang adalah asli Busan, harus rela jauh dari orang tua demi mengejar mimpinya berkuliah di universitas yang memiliki fakultas Teknik terbaik di Seoul. Karena lokasi apartemen yang cukup strategis dan nyaman, apartemennya selalu menjadi Assemble point kawanannya.

"Kok lo bisa jadi bulan-bulanannya dia? Lo buat onar apa?" Begitu tanya Jonghyun yang duduk disamping Sungyeol yang berbaring serampangan

"Nggak ada. Kan gue kemana-mana sama kalian." Sahutnya

Memang, tidak salah. Sungyeol kan seperti pangeran yang kemana-mana pengawalnya banyak. Pulang pergi kuliah juga seringnya bersama Jonghyun. Jonghyun overprotective sekali pada Sungyeol. Kemana-mana harus bersama, alasannya selalu sama, kalau Sungyeol digodain sama abang preman seperti dulu bagaimana? Jonghyun siap bunuh diri, katanya.

Sungyeol? Daripada jadi penyebab kematian seseorang, lebih baik menurut saja. Tidak ada ruginya kok, malah untung! Lagipula, dia tidak mau jadi kriminal.

"Gue juga aneh, kenapa si bapak ketua yang sempurna itu bisa naksir sama lo yang..." Sandeul sengaja menggantungkan kalimatnya membuat Sungyeol mendelik sebal padanya

Sandeul lantas tertawa alih-alih melanjutkan kalimatnya.

"Lumayan lho pacaran sama si bapak ketua itu. Keuntungannya banyak." Sambung Minho yang duduk dilantai sambil menyalakan PS didepannya

"Apa untungnya coba?!" Sindir Sungyeol, tidak terima kalau 2 sahabatnya yang lain malah mendukung si bapak ketua itu

Kalau Jonghyun, Sungyeol tak akan tanya. Dari awal ketemu saja kelihatannya sudah seperti mau menerkam si bapak ketua. Mana mungkin mendukung?

"Ketua BEM Pusat, perintahnya adalah mutlak." Sahut Minho dan Sandeul bersiul

"Anjay..."

"Udah udah, kok kalian malah dukung si ketua itu?!" Itu Jonghyun yang anjak bicara

Benar, 'kan?

"Eciee.. ada yang cemburu." Goda Sandeul dan Minho tertawa

Sementara Sungyeol mendengus. Sebal kalau digoda begitu, siapapun tahu bahwa Jonghyun menyukai Sungyeol. Tapi, tidak dengan Sungyeol.
.
.











Eehhh ada yang marah gara-gara baksonya diganti sama nasi!

Kira-kira Ff ini nggak akan panjang. Paling cuma sampe 20an aja. Soalnya mau bikin 2 sesi hahaha doain aja semoga jadi dan lancar. Kalo votenya banyak ya jadi. Kalo dikit ya paling segitu aja.

Authornya gaada akhlak nih update jam segini.

BTW, selamat berpuasa ya!

Luv, MY.

Bucin (MyungYeol)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang