Prolog

1.8K 125 9
                                    

.
.
.
.
.

"Aku tak peduli jika dia temanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku tak peduli jika dia temanmu. Bunuh dan rebut kristal itu darinya dan segera berikan padaku!", titah sang Raja Kegelapan pada anak semata wayangnya.

"Kalau begitu berikan aku waktu sedikit lebih lama lagi, Ayah. Akan ku selesaikan tugas ini semampuku", wajahnya menunduk patuh.

Kernyitan tak suka tercetak dikening sang Raja, ia merasa tak puas dengan jawaban anaknya barusan. Rahangnya terlihat mengeras, "Kau tahu betul sudah berapa lama aku menanggung kutukan ini, wahai anakku. Kau pasti tak ingin membuat ayahmu ini menunggu lebih lama lagi kan?", geramnya disela gigi yang terkatup.

"Secepatnya, Ayah-secepatnya aku akan mendapatkan kristal itu untukmu. Aku berjanji", sahut sang anak mencoba meyakinkan. Demi apapun, ia tak berani menghadapi kemarahan pria yang sedang duduk dihadapannya tersebut.

Terakhir kali sang anak mengabaikan perintah yang diberikan sang ayah, sejurus kilat kutukan terlarang melecut kearahnya tanpa aba-aba. Ia nyaris kehilangan nyawa jika bukan karena seseorang yang ada disana segera membawanya pergi.

Sang Raja berdecak pelan. "Jika kau tidak ingin mengotori tanganmu. Suruh saja mereka yang melakukannya, gunakan namaku dan ancam kedua orangtuanya. Aku yakin, mereka tidak akan berani menolak apapun yang kau katakan"

Ada seringaian kecil disudut bibir si anak. "Baik, Ayah. Akan ku laksanakan sesuai perintahmu"

"Bagus. Sekarang kau boleh pergi", ujar sang Raja.

Membungkuk sekilas sebagai salam hormat. Sang anak kemudian menghilang, meninggalkan mansion tua tak terurus tersebut dengan sejuta rencana jahat didalam otaknya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Aku ingin kau lebih hati-hati mulai sekarang, Yoongi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin kau lebih hati-hati mulai sekarang, Yoongi"

Sontak menyipitkan obsidiannya, Yoongi masih saja tak mengerti dengan jalan pikiran pria tua berjenggot putih yang kini berdiri diseberang ruangan tak jauh dari bangkunya. Ia bahkan harus memutar posisi duduknya agar bisa melihat seberapa serius raut wajah sang Professor saat berucap barusan. "Bukankah hal itu juga berlaku pada Anda, Professor?", celetuknya.

The Wizard : The Seven Crystal || MinyoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang