"Yeji! Park Yeji!!"Suara teriakan yang cukup keras itu terdengar di dalam sebuah rumah sederhana.
Tap!
Tap!
Derap langkah dari kaki wanita yang tadi berteriak itu berjalan begitu cepat, raut kesal terlukis dengan jelas di wajah cantik wanita yang keluar dari rumahnya dengan memakai apron dan membawa spatula ditangannya.
"Aigoo dimana anak nakal itu?" keluh wanita berambut ikal sebahu itu, dia melirikkan kepalanya ke kanan dan kiri. Wanita cantik yang berpenampilan lebih tua dari usianya itu berusaha menajamkan pandangannya untuk mencari keberadaan sosok yang tiba-tiba menghilang.
"Yeji eomma, mencari Yeji?" Seorang ahjumma yang sepertinya tetangga samping rumahnya itu datang menghampiri wanita yang dia panggil Yeji eomma.
"Ne, eonni melihat Yeji?"
Dia mengangguk cepat, wanita itu membalikkan tubuhnya yang masih terlihat ramping. Dia menatap pada sosok wanita yang jauh lebih tua darinya itu dengan raut kesal bercampur khawatir.
"Ah tadi dia pergi dengan samchonnya."
"Ne? Samchon?"
Wanita yang lebih tua darinya itu mengangguk was-was, kakinya dengan refleks berjalan mundur selangkah. Astaga bagaimana bisa wanita muda itu terlihat begitu menakutkan?
"Aish! Lihat saja akan ku bunuh mereka berdua!"
Wanita itu segera membalikkan tubuhnya. Dia melirik sosok yang memberinya informasi itu lalu menunduk sekilas.
"Gomawo eonni!"
"Ne, Jiyeon jangan terlalu kasar pada putrimu!"Jiyeon, nama ibu muda itu. Wanita yang berteriak memanggilnya menatap punggung Jiyeon yang semakin jauh meninggalkan tempatnya berdiri
"Tidak akan eonni. Aku hanya akan mematahkan kaki Yeji dan Mino saja!" Jiyeon menghentikan langkahnya, dia berbalik lalu tersenyum begitu menakutkan untuk wanita yang masih berdiri di tempat yang sama.
"Yak bersikaplah seperti eomma yang anggun!" keluh wanita itu membuat Jiyeon mengerucut sebal.
"Aku akan memukuli Mino dengan anggun lihat saja!" ketus Jiyeon tanpa menunggu waktu lagi dia segera bergegas pergi menuju tempat yang sudah dia pastikan, jika sosok yang dia cari pasti ada disana.
_____^^_______
Suasana hening terlihat begitu jelas di sebuah kedai kecil di dekat persimpangan. Suara dentingan sumpit yang beradu dengan mangkuk terdengar begitu mendominasi. Kecapan-kecapan kecil terdengar seakan ikut memeriahkan suasana di kedai yang begitu sepi itu.
"Yak makan pelan-pelan!" ucap seorang halmoeni yang datang menghampiri gadis remaja yang begitu sibuk dengan beberapa makanan diatas meja.
"Ah jika aku pelan-pelan nanti eomma keburu kesini." Gadis itu mengangkat kepalanya dia menatap wanita tua yang duduk di sampingnya ini dengan mulut penuh makanan.
"Yak kau pergi tanpa seizin ibumu lagi hah?" ketus wanita tua itu seraya menambahkan beberapa sayuran kedalam mangkuk nasi gadis remaja cantik itu.
"Samchon yang mengajakku!"
Park Yeji, nama yang tertera di nametag seragamnya dengan santai dia menunjuk pada seorang pria berkulit Tan yang tengah mengepel lantai.
"Yak kau yang memaksaku!" balas pria yang tadi di tunjuk Yeji. Dia menghentikan kegiatannya lalu berjalan menghampiri Yeji.
"Tetap saja samchon yang salah karena tetap mengajakku!"
Mino memutar bola matanya malas. Dia menghela napas kasar saat mendengar ucapan Yeji yang terdengar menyebalkan. Kenapa semakin besar dia semakin mirip sekali ayahnya? Ah tidak dia semenyebalkan ibunya.
Mino mengalihkan perhatiannya, dia menatap ke arah pintu masuk.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Truth Untold
FanfictionSaat kebenaran itu terungkap dengan cara yang menyedihkan, akankah waktu mampu mengulang semua yang telah berlalu?