Dua

213 48 19
                                    

Langkah-langkah kaki itu berjalan dengan pasti. Raut dingin yang menghias wajah tampan pria berjas putih itu seperti tidak menghilangkan karismanya.

"dokter Min!"

Sebuah suara tiba-tiba memanggilnya. Tanpa melirik pun sebenarnya dia tahu siapa sosok yang memanggilnya. Pria berjas putih yang dipanggil dokter Min itu membalikkan tubuhnya. Dia menatap dokter wanita yang berlari kearahnya.

"Yak apa telingamu itu sudah tidak berfungsi hah?" Yoongi mengerlingkan matanya malas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Yak apa telingamu itu sudah tidak berfungsi hah?" Yoongi mengerlingkan matanya malas.

"Wae?"

"Igo!" dokter wanita itu menyodorkan sebuah undangan pernikahan pada Yoongi. Dia menatap pria yang menatapnya dingin itu dengan sumringah.

"Untuk apa?"

"Yak semakin tua kau makin bodoh yah? Tentu saja aku mengundangmu!" ketus wanita itu terdengar begitu sinis.

"Tidak usah. Lagipula aku tidak akan datang," ketus Yoongi menepis undangan yang disodorkan padanya.

"Kau benar-benar sangat kejam pada sepupumu sendiri." dokter wanita berwajah cantik itu menggelengkan kepalanya. Dia menatap tidak percaya pada pria di depannya.

"Apa kau benar-benar yakin akan menikah?" tanya Yoongi menatap dokter wanita itu dengan serius.

"Kau pikir aku hanya bercanda hah?"

"Kim Jiyoon. Lupakan masalalu menyakitkan itu jika kau ingin hidup tenang." Kim Jiyoon tertunduk untuk sesaat, ada desiran perih saat kalimat menusuk itu terucap dari pria dingin didepannya.

"Kau pikir aku dirimu yang masih bergelut dengan kenangan yang tidak berarti," ketus Jiyoon menatap tajam Yoongi. Kini giliran raut wajah Yonggi yang berubah, raut datar itu untuk sesaat memperlihatkan suatu emosi. Entah amarah atau kesedihan, Jiyoon tidak mampu menafsirkan perasaan pria didepannya.

"Lebih baik kau tidak usah datang jika terpaksa Min Yoongi." Jiyoon memasukan kembali undangan pernikahannya kedalam saku jasnya. Dia berjalan mendahului Yoongi yang terdiam tak bersuara.

"Ah aku hampir lupa mengatakannya." Jiyoon menghentikan langkah kakinya dia berbalik menatap Yoongi yang sepertinya akan kembali meneruskan perjalanannya.

"Wae?"

"Aku melihatnya," ucap Jiyoon singkat. Yoongi terdiam, dia menautkan kedua alisnya. Siapa yang Jiyoon lihat? Tidak mungkin wanita itu kan.

"Park Jiyeon."

Deg!

Debat jantung Yoongi seakan berhenti berdetak. Raut wajahnya terlihat begitu tegang. Tangan-tangannya terkepal cukup kuat saat satu nama itu terucap dari mulut sepupunya.

Jiyoon melihat wanita itu?

"Siapa?" tanya Yoongi memastikan kembali perkataan Jiyoon itu benar.

The Truth UntoldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang