🌷Bab 1🌷

3.8K 194 10
                                    

Drrrttt....

Ponsel Abimana berbunyi, pria itu melirik ke arah samping mejanya dimana ponsel miliknya berada.

My love is calling....

Abimana melengkungkan senyum bahagianya ketika melihat nama si penelpon. Dengan semangat yang penuh Abimana menggeser layar hijau kecil di ponselnya.

"Sayang, i miss you." sapa suara manja seorang gadis di seberang telepon.

"I miss you too," jawab Abimana dengan hati yang membuncah gembira. Seketika rasa kesalnya tadi hilang hanya dengan mendengar suara kekasihnya.

"Kapan kau akan mengajakku ke rumahmu untuk menemui keluargamu?" tanya kekasih Abimana merengek.

"Secepatnya," jawab Abimana mantap. "Secepatnya aku akan membawamu ke rumahku untuk menemui keluargaku. Dan bila perlu nanti malam aku akan membawamu ke rumah."

Terdengar suara pekikan gembira di sebrang telepon. "Really? Kamu serius sayang?"

"Ya, aku serius."

"Oh, aku sudah tak sabar menunggu nanti malam. Baiklah, kalau begitu sampai bertemu nanti malam sayang. Aku mencintaimu, emuaachh."

"Iya sayang, aku juga mencintaimu." jawab Abimana dan setelah itu sambungan telepon terputus.

Abimana mengusap layar ponselnya yang telah mati, lalu ia meletakkan ponselnya kembali ke meja kerjanya.

Tak di pungkiri, Abimana juga sudah tak sabar menunggu nanti malam. Dimana dirinya akan membawa sang kekasih pujaan hatinya untuk ia bawa ke hadapan keluarganya.

Abimana tak peduli bagaimana nanti reaksi seluruh keluarganya, terutama kedua orang tua Abimana yang telah mengancam jika mereka tak akan setuju dengan hubungan Abimana dan sang kekasih.

Mau apa dikata, Abimana sudah terlanjur sayang dan cinta pada kekasihnya. Wanita yang telah membuatnya terpesona hingga masuk ke dalam kubangan cinta empat bulan yang lalu. Selama itu Abimana memang belum pernah sekalipun bercerita mengenai sang kekasih pada keluarganya, jadi wajar saja jika kedua orang tuanya berinisiatif untuk menjodohkannya dengan wanita lain.

Itulah yang di sesalkan Abimana, seandainya dari dulu ia cepat membawa Fiara ke rumahnya untuk ia perkenalkan pada keluarganya. Kemungkinan besar kedua orang tuanya tidak akan berniat menjodohkannya dengan wanita lain.

Apalagi orang tua Abimana mengatakan jika wanita yang akan di jodohkan untuknya adalah seorang gadis berhijab. Abimana bukanlah orang yang munafik untuk berterus terang, dirinya bukanlah seorang pria yang alim atau taat beragama. Jadi, ia merasa sungguh tak pantas untuk di jodohkan dengan gadis anak dari sahabat orang tuanya.

Abimana menyugar rambutnya kasar dengan kedua tangannya, sepertinya usahanya tak akan berhasil untuk menolak perjodohan ini sebab kedua orang tuanya itu bersikukuh pada pendirian mereka. Bahkan papa Abimana tak segan-segan untuk menyuruhnya memutuskan hubungan dengan sang kekasih.

"Tidak, aku tidak boleh lemah untuk ini. Aku harus memperjuangkan cintaku, Fiara." gumam Abimana dengan sisa semangat dalam dirinya.

******

Malam harinya setelah pulang dari kantor milik keluarganya, tanpa pulang terlebih dahulu ke rumahnya Abimana memacu mobilnya menuju ke rumah sang pujaan hati, Fiara.

Abimana memberhentikan mobilnya setelah sampai di depan rumah Fiara. Abimana turun dari mobil yang langsung di sambut hangat Fiara yang sudah menunggu di teras rumah.

Fiara langsung menghambur memeluk Abimana setelah pria itu di dekatnya. "Aku sangat merindukanmu sayang," ucap Fiara di sela pelukan mereka.

"Aku juga sangat merindukanmu, sayang, hampir seminggu kita tidak bertemu dan rasanya sudah seperti setahun." kata Abimana yang mendapat kekehan geli dari Fiara.

"Dasar gombal!" Fiara memukul pelan punggung Abimana.

Abimana melepaskan pelukan mereka, lalu ia memperhatikan penampilan Fiara dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas secara bergantian.

"Kenapa?" tanya Fiara merasa heran melihat cara kekasihnya memperhatikan penampilannya.

"Sangat indah," puji Abimana merasa kagum pada penampilan Fiara yang seksi menampakkan lekuk tubuhnya.

"Uhm, tapi Fiara, bisakah malam ini kau menggunakan pakaian yang tertutup. Ah, maksudku, menggunakan hijab." kata Abimana sedikit ragu mengatakannya.

"Hijab?" ulang Fiara mengerutkan dahinya, "kenapa? Untuk apa?" tanya Fiara.

"Untuk...." Abimana tak bisa melanjutkan ucapannya, pria itu tampak menggaruk tengkuk belakangnya tanda bingung.

Fiara memperhatikan raut wajah kekasihnya yang tampak gusar, "apa kau keberatan aku berpakaian seperti ini?"

Abimana menggeleng, "tidak, aku menyukainya." jawab Abimana tak ingin mengecewakan Fiara.

"Ya sudah, kalau begitu ayo kita pergi." ajak Fiara yang di angguki Abimana. Fiara mengunci pintu rumahnya sebelum masuk ke dalam mobil.

Sepanjang perjalanan Fiara terus menempel pada Abimana yang tengah fokus menyetir. Fiara menyandarkan kepalanya di lengan kiri Abimana yang sama sekali merasa tak keberatan dan membiarkan sang kekasih nyaman pada posisinya.

"Aku mencintaimu Fiara," ucap Abimana mengecup puncak kepala Fiara.

Hati Fiara menghangat mendengarnya, "aku sudah tidak sabar untuk bertemu dengan keluargamu." kata Fiara semangat.


Tbc....

❤️

Assalamualaikum cinta (End-proses Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang