Abimana : sudah pulang?
Isi pesan chat yang Abimana kirim untuk Adara. Saat ini pria itu tengah bersiap-siap membereskan meja kerjanya bersiap pulang. Hari ini cukup melelahkan, setelah kembali ke kantor seusai menemui Adara di tempat lokasi pemotretannya. Abimana langsung di suguhkan pekerjaan yang menumpuk hingga menyita waktunya sampai malam hari baru ia bisa pulang.
Ponsel Abimana berbunyi, satu notifikasi pesan chat dari Adara. Dengan gerakan cepat Abimana membuka isi pesan chat tersebut.
Adara : sudah, dari sore tadi.
Abimana tersenyum membaca isi pesan Adara, jari jemari Abimana dengan lihai membalas chat Adara kilat.
Abimana : sekarang lagi apa?
Adara : membaca buku.
Abimana : dimana?
Adara : di dalam kamar.
Abimana : oke, nanti kita sambung lagi ya. Sekarang aku harus menyetir dulu.
Balasan chat terakhir Abimana saat ia sudah sampai parkiran dan masuk ke dalam mobilnya, di lihatnya ponselnya yang tak ada balasan chat dari Adara. Wanita itu membaca pesan chatnya, tapi tak kunjung membalas. Abimana meletakkan ponselnya ke dashboard mobil lalu ia mulai menghidupkan mesin mobilnya dan melajukannya dengan kecepatan sedang.
Tiga puluh menit kemudian Abimana sampai di rumahnya, memang jarak dari kantor dan rumahnya tidaklah terlalu dekat namun tidak juga terlalu jauh.
Hal yang pertama Abimana lakukan terlebih dahulu adalah mengambil ponselnya yang tergeletak nyaman di dashboard mobil. Melihat apakah ada balasan chat dari Adara? Semoga saja ada.
Abimana memekik senang ketika melihat ponselnya dan menemukan dua balasan chat dari Adara.
Adara : kamu belum pulang bekerja?
Adara : oke, hati-hati di jalan dan jangan mengebut nyetirnya 😊
Terselip rahasia bahagia yang membuncah di dada Abimana, membaca dengan seksama kata tiap kata yang di tulis Adara dalam chatnya. Betapa perhatiannya gadis itu pada Abimana, bahkan Adara menambah emoji yang begitu sangat manis.
Abimana : aku baru saja sampai.
Setelah mengetikkan balasan chat itu Abimana keluar dari dalam mobilnya, berjalan menuju ke pintu utama rumahnya. Begitu membuka pintu rumah Abimana langsung di sambut hangat oleh sang mama tercinta.
"Lembur?" tanya Bu Fatimah mengambil alih tas kerja Abimana.
"Iya ma." jawab Abimana tersenyum.
"Oke, kalau begitu kamu langsung mandi sana. Lalu setelah itu kita makan malam bersama."
"Papa dan mama belum makan malam?"
Bu Fatimah menggeleng, "belum, kami memang sengaja menunggu kamu agar kita bisa makan malam bersama."
"Ya ampun! Kenapa harus menunggu Abi?"
"Sudah sana cepat mandi," titah Bu Fatimah memukul pelan lengan Abimana yang memasang ekspresi wajah manyun.
******
Abimana : sudah makan malam?
Lagi, Abimana mengirimkan pesan chat pada Adara. Tadi beberapa menit yang lalu wanita itu online, tapi chat Abimana tak kunjung dibaca apalagi dibalas.
Menghela nafas Abimana meletakkan ponselnya ke meja makan. Ia kembali menikmati makan malamnya dengan ogah-ogahan. Setiap pergerakan Abimana tak pernah luput dari pengamatan kedua orang tuanya yang terus memperhatikannya.
"Menghubungi siapa?" tanya pak Wisma.
Gerakan sendok Abimana terhenti, ia melihat ke arah papanya yang bertanya. "Adara," jawab Abimana cepat dan singkat.
"Adara anaknya pak Radi?"
"Iyalah, memangnya Adara anak siapa lagi." gerutu Abimana kesal dengan pertanyaan papanya.
Pak Wisma tertawa, "ya siapa tahu ada Adara lainnya lagi selain Adara anaknya pak Radi, kan?"
Abimana mengembuskan napas kesalnya. "Aku hanya mengenal Adara anaknya pak Radi.
"Kenal?" ulang pak Wisma menaikkan sebelah alisnya saat kata 'mengenal' keluar dari mulut Abimana. "Oh, rupanya mereka sudah saling mengenal ma," sambung pak Wisma menggoda lewat mengkode sang istri yang tersenyum.
"Bukannya kami di jodohkan? Tentu kami membutuhkan waktu untuk saling mengenal sebelum waktu hari pernikahan tiba, bukan?"
"Ya, itu benar. Bagus kalau begitu, kami sebagai orang tua senang mendengarnya. Itu berarti anak-anak kami setuju dengan perjodohan ini." ucap pak Wisma senang.
"Pergunakanlah waktu pendekatan kalian untuk lebih mengenal satu sama lain sebaik mungkin nak. Ibu sangat senang mendengarnya, dan kami akan jauh lebih sangat bahagia apabila nanti kalian berdua telah resmi menjadi sepasang suami-istri."
"Amin," sahut pak Wisma menimpali ucapan sang istri.
Abimana hanya diam mendengarkan ucapan kedua orang tuanya yang tampak sangat berbinar bahagia, dan sangat antusias membahas tentang hari pernikahannya dengan Adara.
Apalah ini yang dimaksud ucapan Adara kemarin malam? Bahwa kebahagiaan keluarga adalah yang paling utama. batin Abimana.
Tbc....
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum cinta (End-proses Cetak)
RomansaCover : by. @creamy_nyun-nyun. Assalamualaikum cinta. Religi-romantis.