🌷Bab 4🌷

2.9K 188 7
                                    

"Masuk!" titah Abimana ketika mendengar suara pintu ruangannya di ketuk seseorang.

Galih masuk dengan perlahan sambil membawa sesuatu di tangannya. "Ada apa kau menyuruhku kemari? Dan membawa ini juga, untuk apa?" tanya Galih meletakkan majalah miliknya yang di inginkan Abimana ke meja kerja pria itu.

Abimana melihat ke arah majalah itu, lalu tangannya terulur untuk mengambilnya. "Berapa harga kau membeli majalah ini?"

"Kenapa?" tanya Galih sangat penasaran, "kenapa kau jadi begitu peduli terhadap majalahku, bukankah seingatku dulu saat aku menunjukkan majalah muslimah itu padamu, kau menolaknya dan hanya melihatnya sekilas saja."

"Kau ini sangat bawel sekali," cibir Abimana merasa pusing mendengar pertanyaan beruntun temannya itu.

"Ya, bukan apa-apa sih, aku hanya sedikit terkejut dan terheran saja." sahut Galih yang sebenarnya.

Abimana membuka lembaran demi lembaran majalah itu, wajah Adara langsung menghiasi indera penglihatannya.

Tangan Abimana berhenti bergerak pada halaman yang saat ini tengah ia lihat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan Abimana berhenti bergerak pada halaman yang saat ini tengah ia lihat. Gambar Adara yang tengah berpose menundukkan kepalanya melihat ke bawah, sangat cantik dan anggun menurut penilaian Abimana.

"Gambar yang simple dan indah," komentar Abimana bak seorang juri yang tengah mengomentari pesertanya.

Abimana membuka lembaran majalah tersebut selanjutnya, dan menemukan potret Adara yang jauh lebih sangat cantik.

Abimana membuka lembaran majalah tersebut selanjutnya, dan menemukan potret Adara yang jauh lebih sangat cantik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abimana tercekat, kesusahan bernafas seakan-akan melihat sesuatu yang sulit untuk dilewatkan dan diabaikan.

"Masyaallah," ucap Galih memuji pada gambar Adara yang kelewat cantik nan manis. "Sungguh indah mahluk ciptaanmu yang satu ini ya Allah." sambung Galih masih terus memuji Adara.

Abimana hanya diam saja dan terus memperhatikan gambar-gambar Adara. Semua itu tak lepas dari fokus mata Galih yang masih terus memperhatikan temannya.

 Semua itu tak lepas dari fokus mata Galih yang masih terus memperhatikan temannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Assalamualaikum cinta (End-proses Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang