- b o c o r -
••••Selamat membaca ✨🌟
"Mamaaaa anakmu pulaaang" teriak ayumi setelah meletakan sepatunya dirak.
"Duhh anak gadis kalo pulang itu yaa ucap salam jangan teriak-teriak, nanti kamu ditangkep polisi hutan baru tau rasa!" sambut bina 'mamah ayumi heboh dari arah dapur.
"Apa hubungannya mamah ku cintaku ma bebi hani switiii blaem-blaem"
"Nanti klo dikira ada monyet bekangtan lepas-kan mamah juga yang repot jelasin ke polisi-nya"
"Yampuun mamaah" raut ayumi berubah dramatis."gaboleh begitu sama anak sendiri"
"Yaudahh ihh, bau badan kamu. bersih-bersih gih" jawab bina, mengibas ngibaskan tangannya didepan muka seolah mengusir bau yang mengisi ruangan. ayumi mengerucutkan bibirnya-kesal.
"Assalamualaikuuum ayahh.Bundaa,
acaan yang gantengnya mengalahkan oppa oppa korea ini vulaang.""ayah,bunda-ayah,bunda. Biasanya manggil emak aja belagu segalaan ayah bunda" jawab ayumi menatap renik mata kakaknya yang muncul dibalik pintu masuk itu.
"umi mau kekamar dulu yaa, mau mandi.tar kalo ga mandi kayak ka acan. keteknya bau kutil badak" ucap ayumi lalu memilih kabur dari pandangan rakhshan sebelum mendapat amukan dari kakaknya itu.
"Anak siapa sih itu mah?. Belom aja ngerasain ditimpuk kamera."
rakhshan hamizan, atau yang akrab dipanggil ka acan dikeluarganya. Umurnya hanya berbeda 4 tahun dengan ayumi. Setelah satu tahun gapyear dan mengisi waktu luang dengan photography, ia memutuskan untuk mengambil jurusan photograper di kuliahnya nanti.
"Hehh. Kamera bole kredit, asal main timpak timpuk aja. Lunasin dulu boss"bina terkekeh dan berbalik menuju dapur melanjutkan aktifitas memasaknya yang tertunda.
"Punya emak,adek. dua-duanye demen bat ngehina gue. ASTAGHFIRULLAH ACAAN. SABAAAAAARR" erangnya ditempat. Berharap mereka berdua dengar.
Ngomong ngomong tentang ayumi. yumi merupakan anak kedua dari dua ber-saudara, sebenarnya ada tiga. Tapi sang pencipta lebih sayang kepada kakak sulungnya itu yang meninggal pada saat masih didalam kandungan.
Keluarga ayumi bukan merupakan keluarga yang terlampau kaya. Ziyan 'Ayah ayumi dan bina 'mamanya, memiliki usaha warung makan yang cukup besar dengan beberapa karyawan. Awalnya, ayahnya adalah seorang abdi negara, namun setelah pensiun, ayahnya itu lebih memilih membantu istrinya untuk mengurus urusan warung makannya itu.
•••
Sore ini, seperti biasa. hanya ayumi habiskan dengan rebahan disofa, menscroll beranda tweeter yang sedang hipe dan layar televisi menyala dihadapannya. sebelum datang pengganggu yang menghancurkan waktu rebahan ayumi itu.
"Ayuumii cantiiiikk."
Ayumi bergidik ngeri ditempat. Ia tau jika kakaknya yang satu ini sudah memuji dan bertingkah baik pasti ada maunya.
"Bodo.gue jelek." Balasnya acuh.
"Ehh yum, seblak di samping warung babel enak tau, Lo mau gak?Gue traktir nih."ayumi sangat menyukai makanan yang disebut kakaknya tadi.
Ia paham kakaknya itu mengode untuk dibelikan. Bukan terlalu peka atau apa. Memang sudah tabiat kakaknya itu yang selalu menyuruh-nyuruh adiknya jika dia butuh.
Bukan berarti Ayumi mau disuruh-suruh, tapi kalo masalah makanan, perutnya mana bisa nolak.
"Apalagi kalo makannya pas panas-panas terus pedeeess pake banget. ngalahin omongan neti-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Trouvaille
Teen Fiction||ON•GOING|| Ini bukan perihal dua insan yang saling mencintai, tapi tentang tiga hati yang saling memuji - muji. Menjauh bukan berarti tak berkeluh, karna dekat bukan berarti merengkuh apalagi jika batin terus memisuh - misuh. disaat hati menyukai...