||7||

83 13 59
                                    

- c e r i t a . K e y r a -
••••

Selamat membaca ✨🔥

“lo beneran ga mau ikutan.” Terdengar helaan nafas dari rendra.

Jam sudah menunjukan pukul 15.35 WIB namun perkarangan sekolah masih ramai dengan siswa siswi yang sudah memulai ekskulnya. Lain dengan rendra, bayu, putra dan azka yang sengaja memilih kantin untuk membicarakan acara pensi sekolah.

Rendra dan bayu yang memilin kuaci, sesekali memberi saran dari penjelasan putra yang fokus dengan pembicaraan sedangkan azka yang hanya mengangguk-anggukan kepalanya tanpa berminat mengalihkan pandangannya dari ponsel.

“ini terakhirnya gue nawarin lo ya, tapi gapapa gamama. Kalo lo berubah pikiran lo bisa dateng ke kita, kita selalu nerima lo.” Tawar putra sebagai ketua di grupband nya.

Grup yang mereka buat memang hanya sekedar iseng-iseng saat jam matapelajaran musik lalu. Saat dimana Azka dan kawan kawan menjadi dekat karna sebuah tugas kelompok.

Azka itu seorang gitaris, tetapi suara yang dimilikinya tak kalah merdu saat tak sengaja ia mengetes vokal gitar yang didekapannya itu. Bayu, putra dan Rendra hanya dapat menatap memuja saat kejadian tak sengaja itu terjadi.

Tapi balik lagi, itu hanya pertama dan terakhir kali mereka mendengar itu, karna setelahnya Azka memilih bungkam dengan bakat yang dipendamnya.

“jadi gimana zka?” tanya bayu mengambil inti pembicaraan.

“hooh gimana-gimana?, maukan!.” Timpal rendra dengan wajah pengharapan.

“apanya?”

Mendapat jawaban cengo azka  membuat ketiga sahabatnya itu melempar sebungkus kulit kuaci  kearahnya.

Lain dengan Azka yang mengibaskan bajunya santai, “gue pikirin lagi.”

“lumayan kaan lo bisa naikin nama lo, mana tau setelah itu banyak yang ngantri jadi doi.” Usul bayu.

“siapa tuh siapa?, dede umush yang kemarin nyiram nutrisari bhahaha.” timpal rendra.

"Anjayyy siapaa tuuhh" tambah putra membumbui.

Azka yang mendengar ocehan para temannya hanya menggeleng pelan, terdengar aneh ditelinganya. “gila.”

•••

“ehh kan perkenalan lingkungan sekolah udah kelarnih, denger-denger bakalan ada pensi yaa?”

Rinai yang sedang berpangku bantal asyik dengan ponselnya menatap sekilas kearah keyra. “kalo kata kakel yang gue kenal sih gitu.”

“aduhduhduhh ke-like gimanaadong, eh sumpah keringet dingin.”

Ayumi mengernyit heran, meletakan minuman dan camilan diatas nakas dan membaringkan tubuhnya tepat disamping rinai“kenapasih lo nai? Masih waraskan?”

“tangan gue kelike postingan kak juned, bandel banget punya tangan! Duh gimana?.”

“junaidi?” tanya keyra memastikan.

“juned tauu panggilannya, jangan sirik deh lo.”

“lagian kakaknya ganteng tangan gue gemeteran jadi double klik deh.” lanjut rinai tak mau kalah lain dengan wajah kedua sahabatnya memerah menahan tawa.

TrouvailleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang