Chapter 5

50 13 10
                                    

Seseorang.

"Biarlah takdir berjalan sesuai semestinya,dan ada campur tangan kita sebagai usaha mendapat keinginan kita."
...AwiLigar10...

Bel sekolah sudah berbunyi itu tandanya mereka pada pulang kerumah masing-masing sekarang Berly dan Ajeng berada di parkiran buat mengambil motor mereka,soal kejadian di Perpus akhirnya Ajeng bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Kini Berly mengendarai motor Honda PCXnya sedangkan Ajeng mengendarai motor Yamaha Lexinya,mereka akhirnya berpisah didepan kompleks "Secaya" perumahan Ajeng,emang rumah mereka lumayan jauh dari sekolah dan jarak kompleks Berly dan Ajeng tidak terlalu jauh hanya 3km dari perumahan "Secaya" ke kompleks "Mipyu" Perumahan Berly.

Berly mengendarai motornya,dijalan dia menemukan seseorang yang sedang menaiki sepeda gunung sembari earphone menggantung ditelinganya dan Berly mengetahui orang tersebut,ia cowok yang nyebelin bagi Berly,yaitu Girio Masin. Dan entah ada apa pada dirinya dia pun ingin membuat jahil pada Girio karena sifatnya yang begitu cuek,Berly pun mengsejajarkan motornya dengan sepeda Girio.

"Woy cowok cuek,sok cool,lo pulang lewat sini?"tanya Berly sambil mengendarai motornya berada disamping sepeda Girio "Hey lo kok budeng sih apa gagu atau bisu,apa kuping lo tuli!"sedari tadi ucapannya tidak digubris orang yang diajak omong membuat Berly kesel sendiri niat mau ngejahilin dengan pura-pura akrab tahunya stres sendiri kek ngomong sama patung.

"Udah?"Girio yang sedari tadi mendengarkan orang disamping kanannya yang cerewet ngalahin ibu-ibu arisan mulai membuka suaranya,"Hah.. Lo bisa ngomong ternyata?"Sebelum pertanyaan Berly selesai dari arah belakang,ada mobil melaju dengan kecepatan yang lumayan tinggi. Tadi Girio sempat nengok kebelakang karena refleks dan dia melihatnya,kemudian gerakan tangannya langsung menarik Berly sehingga Berly jatuh diatas dada bidang Girio,motornya terjatuh menimpa sepeda Girio dan akibatnya kaki Berly keseleo karena tertimpa motor miliknya.

Mobil tersebut hanya menyerempet motor Berly karena pergerakan Girio,dan mobil tersebut melaju dan menghilang dari jalanan. Posisi tersebut membuat Berly dan Girio saling Pandang satu sama lain,entah darimana mereka merasakan suatu sensasi yang begitu nyaman,dan Berly pun tersadar karena rasa sakit pada kakinya.

"Aduh..... Rsssst." Berly meringis dan berdiri dari posisi tersebut "Lo gak papa?"Girio Khawatir karena kejadian tersebut. "Sakit kakinya..." jawab Berly sambil meneteskan air mata,Girio segera mengusap air mata di pipi Berly dan hal tersebut membuat Berly merasakan nyaman kemudian Girio mengelus dan memijat kaki kanan Berly yang keseleo.

"Udah mendingan?"tanya Girio memastikan keadaan Berly yang baik-baik saja, "Udah,tapi masih gak bisa jalan karena masih susah digerakin."jawab Berly dari pertanyaan Girio.

"Bareng?"ucapan Girio membuat Berly tidak mengerti "Hah apaan."pertanyaan yang tak kunjung  dapat jawaban yang benar akhirnya Girio segera memampah tubuh Berly kemudian menaruh tubuh tersebut dijok belangkang motor Berly kemuan Girio naik dan menyetir motor tersebut,Berly pun tercenang dengan sikap Girio ia kira Girio hanya kutu buku yang mempunyai sifat cuek,sok cool,sombong karena kepintarannya.

"Terus gimana sepeda lo Gim?"tanya Berly bagaimanapun gak mungkin kan sepeda Girio ditinggal saja. ~Deg... Kenapa panggilan tersebut mengingatkan gue akan Seseorang.~ "Gak papa nanti gue kesini ngambil sepeda gue."sebelum nganterin Berly pulang dia sudah menaruh sepedanya didekat orang jualan es kelapa kemudian dia mengunci sepeda tersebut dan memberi uang pada sang penjual agar menjaga sepedanya,__Bro sekarang jaman sudah gak gratis,kalau gratis tandanya belum tentu orang tersebut bertanggung jawab apa yang dititipkan karena gak ada bayarannya,lo aja ke toilet cuman sebentar buat buang air seni aja bayar,apalagi parkir cuman lima menit lo habis beli makanan bayar__

Dan mereka sampai diparkiran rumah Berly yang megah dan taman yang luas,akan tetapi dia sendiri keluarganya sangat sibuk terhadap kerjaan(gila kerja),itulah Berly kalau dirumah hanya diam.

"Mampir dulu Gim?"Berly menawarkan Girio mampir kerumahnya sebagai tanda terimakasih,"Gak,gue mau pulang"tolak Girio dengan wajah datar "Dan satu lagi kenapa lo panggil gue Gim,nama gue Girio!"lanjutnya yang lumayan panjang. "Gue nyamannya manggil lo dengan Gima karena nama lo Girio Masin,gue ngambil nama dari huruf depan kosakata nama lo."jawab Berly detail menjelaskan hal tersebut,bukannya Girio menolak cuman ia teringat sesuatu terhadap nama pangilan tersebut tapi dia tidak tahu akan hal itu.

Lanjutkan terus bacanya nanti di Chapter-Chapter selanjutnya akan ada kejutan-kejutan buat yang baca cerita ini dan pastikan bisa menebaknya:)

Jangan lupa tekan tanda bintang supaya karya ku mendapatkan penghargaan dari kalian yang baca:v

SpeciesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang