kehilangan

126 25 13
                                    

Normal p.o.v

" Akane-senpai....! Akane-senpai...!" Hanako memanggil manggil nama Akane berharap temannya itu dapat merespon panggilannya. Matanya melihat ke sekeliling ruangan namun apa yang ia cari tetap tak tampak.

" Amane.... Sudahlah tak usah kau pedulikan manusia itu.... mari bermain bersama..!" Ujar Tsukasa sambil tersenyum lebar sambil merangkul Hanako.

Hanako menatap tajam Tsukasa dengan wajah marah dan mendorong tsukasa.

"Tsukasa...! Akane-senpai itu telah menyelamatkanku saat yokai itu merasuki tubuhmu!" Seru Hanako sambil menggoyang goyangkan tubuh Tsukasa. Hanako benar benar marah mendengar perkataan adiknya.

"Hmm..." Gumam Tsukasa sambil menunjukkan wajah sedihnya.

Hanako melangkahkan kakinya kesana kemari dia benar benar gelisah.

Kedua Haku-jodai milik Hanako menawarkan diri untuk mencari keberadaan Akane. Hak itu membuat Hanako sedikit bernafas lega.

" Aku mengandalkanmu Haku-jodai! " Ujar Hanako sambil tersenyum lebar. Haku jodainya pun mulai pergi mencari Akane yang tak diketahui keberadaannya itu.

Tsukasa sedang menggores pintu kamar mandi dengan sebuah bongkahan kaca. Ia tampak sangat bosan.

" Tsukasa jangan lakukan itu, kau dapat merusaknya... " Tegur Hanako pada adiknya yang masih menggores pintu itu.

Tsukasa hanya mendengus sambil melempar bongkahan kaca itu ke arah Hanako. Hanako pun langsung reflek menghindarinya.

"Dasar bodoh, apa yang kau lakukan Tsukasa! " Seru Hanako sambil mengambil pecahan kaca yang dilempar Tsukasa dan membuangnya jauh jauh.

"Lagipula... Mungkin Akane mu itu sudah tiada" Ucap Tsukasa sambil tertawa kecil.

Walaupun Tsukasa hanya bermaksud iseng mengatakannya namun hal itu membuat hati Hanako benar benar panas. Hanako pun mencengkram kerah baju Tsukasa.

" Jaga ucapanmu Tsukasa... " Ucap Hanako sambil melepaskan Tsukasa.

Kedua Haku jodai Hanako pun sudah tiba. Spontan Hanako langsung berlari menuju kedua Haku jodainya.

Hanako benar benar terkejut mendengar perkataan kedua Haku-jodainya. Tanpa fikir panjang Hanako langsung berlari menuju ke tempat Akane yang diberitahukan oleh Haku-jodainya.

" Akane-senpai!! Akane-senpai!!! " Hati Hanako meneriakkan nama Akane. Hatinya sekarang benar benar hancur. Air mata Hanako mengalir deras.

//yang dibilang ma Haku-jodainya tuh... //
"Hanako... Akane berada di ruang olahraga yang berkabut dan bersimbah darah, kini ia tak sadarkan diri"

Tsukasa mengikuti Hanako dibelakangnya dengan cara terbang.

Setelah sampai di ruang olahraga Hanako langsung mencari keberadaan senpainya itu.

" Akane-senpai! Akane-senpai!, " Panggil Hanako sambil mengelilingi sekitar ruang olahraga.

Kabut di ruangan itu sangat tebal dan membuat mata menjadi perih.

" Apa yang terjadi disini...?" Gumam Tsukasa sambil mengusap matanya.

" Gyaaah!!!" Tsukasa terjatuh tersandung sesuatu.

Hanako pun spontan berlari ke arah Tsukasa. Kabut itu sangat tebal sehingga Hanako tak dapat melihat apapun.

" Tsukasa...? " Panggil Hanako.

"Amane...." Jawab Tsukasa sambil meraba apa yang membuatnya terjatuh.

Tiba tiba kabut itu menghilang tiba tiba ruangan menjadi sangat terang. Tampak Akane terbaring di samping Tsukasa dengan keadaan mengenaskan.

Hanako sangat syok melihat keadaan Akane. Keadaannya sangat mengerikan dengan badan yang termutilasi dan ada beberapa bagian yang hilang.

Sedangkan Tsukasa hanya bengong memandangi Akane.

" Akane-senpai.... " Ujar Hanako lirih sambil berjalan menuju ke arah Akane.

Hanako mengelus kepala Akane sambil sedikit menggoyang goyangkannya.

" Kenapa Akane-senpai...? Padahal aku baru saja menemuimu, namun aku sangat mencintaimu... Aku tak mau kehilanganmu." Ujar Hanako. Tangisannya pecah sampai terdengar ke seluruh ruangan.

Tsukasa terkejut mendengar kata cinta terlontarkan dari mulut kakaknya itu.

Tsukasa pun berjalan menghampiri Hanako dan memeluknya dari belakang.

"Amane... Jangan menangis kau membuat hatiku hancur" Ucap Tsukasa sambil meneteskan air mata. Hanako hanya terdiam.

"Siapa yang melakukan ini... " Ujar Hanako lirih. Tsukasa hanya menggeleng dan melepaskan pelukannya.

Bayangan hitam mulai muncul dan menyebarkan bau busuk.

Spontan Hanako dan Tsukasa bersiap dlm posisi menyerang sambil sedikit menahan nafas mereka.

Bayangan hitam itu membentuk sebuah makhluk mengerikan seperti monster.

"Manusia itu... Tak enak... " Ujar monster itu sambil menunjuk ke arpah Akane.

Hanako sangat marah mendengar perkataan monster itu dan melemparkan pisaunya ke arah monster itu namun pisaunya malah terserap ke dalam tubuh monster itu.

"Brakk!! " Pintu olahraga terbuka dan muncul seorang anak laki laki membawa dua pedang yang menyala dan langsung menyerang monster itu.




To be continued


Maaf saiya habis ujian makanya saiya gabisa update

Mohon maaf banget yah😭😭😭

Hanako x OC ( wishper of love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang