Alana berjalan menyusuri koridor sekolah, nampaknya semua pasang mata yang berada di sepanjang koridor menatap Alana dengan intens. Beberapa dari mereka juga berbisik-bisik seperti sedang membicarakan Alana. Sementara Alana cuek saja dirinya manjadi objek perhatian mata mereka, justru ia merasa heran apa yang salah pada dirinya sampai-sampai di perhatikan sebegitu intens nya.
Saat sampai di kelas yang bertuliskan X MIPA-1, seluruh teman sekelas Alana juga bersikap sama seperti halnya murid yang Alana temui di sepanjang koridor sekolah. Semuanya berbisik membicarakan Alana dengan memperhatikan handphone mereka masing-masing dan memperhatikan Alana juga tentunya. Alana yang merasa biasa saja, menaruh tas nya di atas meja belajar yang ia tempati. Alana menatap sekeliling semua teman-teman sekelasnya masih menatap Alana dan berbisik-bisik, ntah topik menarik apa yang mereka bicarakan.
"Alana!!!!!" Teriak seseorang dari luar kelas, menuju kelas dan meja yang ditempati Alana.
Teriakan itu sukses membuat semua murid di dalam kelas menatapnya, seseorang itu pun tertawa kecil karena merasa malu. "Sorry, sorry!"
"Sasa, berisik ih!!" Ucap Alana juga merasa malu dengan temannya satu itu.
Seseorang yang berteriak itu adalah Sasa! Teman satu kelas Alana.
"Alana kenapa Lo bisa masuk berita sih, Al! Lo baru aja masuk sekolah lagi, dan sudah buat gempar satu sekolah!!" Ucap Sasa heboh.
"Gempar apaan sih, memangnya berita apa?"
"Lo berangkat sama Kak Alvi kan tadi?" Ucap Sasa lagi-lagi berteriak dan mereka berdua pun menjadi pusat perhatian.
"Sasa, toak nya gede banget sih ishh!!" Ucap Alana berbisik.
"Maaf gaes."
"Kak Alvi? Jadi dia Kaka kelas? Aku baru tahu." Ucap Alana santai.
"Jadi beneran Lo berangkat bareng kak Alvi?"
"Memang nya kenapa sih? Aku cuma ketemu di jalan, dan aku minta bareng." Jelas Alana.
"Lo bisa kenal sama kak Alvi gimana caranya, Alana!!"
"Ya kan aku kenalan sama dia gimana sih kamu." Jawab Alana polos.
Sasa menepuk jidatnya dengan telapak tangannya sendiri, ia merasa sudah putus asa dengan teman nya satu ini. "Alana karena Lo berangkat sama dia, Lo jadi berita hangat di sekolah tau gak!!"
"Sebegitu heboh nya ya, cuma karena aku berangkat bareng dia? Memangnya dia siapa sih? Anak pejabat? Atau anak presiden?"
"Dia bukan anak pejabat! Dia juga bukan anak presiden! Tapi satu hal yang harus Lo tahu, Lo harus jauhin dia!" Ucap Sasa.
"Kenapa?"
"Intinya Lo jauhin dia, jangan sampe tatap muka sama dia lagi."
Kehebohan yang sama juga terjadi di ruang kelas Alvi. Teman sekelas nya saling berbincang membicarakan kejadian pagi ini, terutama para murid perempuan yang tidak terima melihat Alvi membonceng seorang perempuan di motornya.
"Bro! Ketemu bidadari surga dimana Lo? Cakep bener nih cewek, lihat dah foto nya sudah jadi hot news, bro!" Ucap Surya teman Alvi sembari menunjukan foto Alvi yang membonceng perempuan pagi tadi.
"Gak perduli."
"Bro! Gak nyangka gue, akhirnya takluk juga hati Lo ini." Ucap Radit sembari mengelus-elus dada Alvi.
Alvi meraih tangan Radit dan menepisnya kencang dari dada nya . "Jangan sentuh gue." Ucapnya Alvi datar.
"Yailah, Al! Gue sudah mandi hadas ko tenang aja." Ucap Radit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIANO
Teen FictionIni tentang bagaimana seorang lelaki yang tak memiliki perasaan cinta dalam hidupnya, bahkan tak mengenal adanya bahagia dalam dunia nya. Hingga ia bertemu dengan seseorang! Seseorang yang merubah semua perasaan dalam hatinya, seseorang yang dapat m...