3. Kenyataan [ Revisi ]

61.2K 4.4K 463
                                    

1 bulan kemudian

“Huek...huek...”

Pagi ini tiba-tiba saja Manda merasakan mual pada perutnya. Ia berusaha memuntahkan apa yang ada di dalam perutnya, namun yang keluar hanya cairan bening. Manda memejamkan mata, memegangi kepalanya yang terasa sangat pusing dan juga perutnya yang terasa mual.

“Manda, sarapan dulu yuk,” Manda mendengar teriakan Kurnia dari luar kamar. Ia berusaha keluar dari kamar mandi dan membukakan pintu untuk Kurnia, namun karena tubuhnya yang sangat lemas membuat dirinya terjatuh.

Karena tidak mendengar jawaban dari Manda, Kurnia memutuskan untuk masuk saja ke dalam kamarnya. Untung saja kamarnya tidak dikunci, ia membuka pintu dan langsung dikejutkan dengan keadaan Manda yang berusaha berdiri namun terjatuh lagi. Kurnia bubu-buru mendekat dan membantu Manda untuk berdiri.

“Ya Allah, kamu kenapa, Sayang?” Terlihat jelas raut wajah khawatir di wajah Kurnia. Ia menggiring Manda menuju ranjang.

“Aku nggak papa, Bun. Cuma pusing aja kok.” Manda tidak mau membuat Kurnia khawatir.

“Bunda ambilin teh hangat dulu, Sayang,” Manda mengangguk.

Manda kembali berlari ke kamar mandi karena perutnya kembali merasakan mual.

"Huek... huek ..."

Kurnia yang baru datang dengan membawa teh hangat langsung masuk ke kamar mandi, menghampiri Manda lalu memijat tengkuknya. Setelah dirasa tidak ada rasa mual lagi, Manda kembali ke kamarnya dengan dibantu Kurnia.

“Sayang, diminum dulu tehnya.” Manda menerima dan meminumnya sedikit.

“Kamu nggak usah sekolah dulu ya, nanti Bunda izinkan." Manda mengangguk. Kurnia membantu putrinya membaringkan tubuhnuya.

“Kamu istirahat ya, Bunda mau ke bawah. Nanti kalau ada apa-apa panggil Bunda aja.”

Manda mengangguk. “Makasih, Bun,” Kurnia tersenyum kemudian mengecup kening Manda. Setelah itu ia keluar, membiarkan putrinya untuk istirahat.

***

Lapangan sekolah pagi ini terasa panas, membuat tubuh seketika tidak bersemangat untuk mengikuti upacara rutin yang di laksanakan setiap hari Senin. Manda telah kembali sekolah setelah 1 minggu dirinya izin. Sebenarnya tubuh Manda masih terasa lemas dan juga perutnya masih sering merasa mual. Tapi, ia harus sekolah karena dirinya sudah tertinggal banyak mata pelajaran.

Manda menyeka keringat yang mengalir pada pelipisnya. Wajahnya sudah memerah akibat kepanasan. Kepalanya terasa sanggat pusing.
Nayla menoleh ke arah Manda dan melihat wajah Manda yang pucat.

“Lo sakit, Man? Istirahat aja sana.”
“Aku nggak sakit,” balasnya. Tasya ikut menatap Manda

“Ishh. Lo itu sakit, liat aja muka lo pucet gitu." Nayla menunjuk wajah Manda yang memang terlihat pucat.

“Iya, Man. Nanti kalau lo pingsan gimana?” sambung Tasya.

“Beneran nggak papa aku.” Nayla dan Tasya berhenti memaksa Manda dan kembali fokus ke depan.

Manda sudah tidak kuat lagi menopang tubuhnya. Tak lama kemudian tubuhnya ambruk.

Anak-anak yang melihat dan berada di sekitarnya memekik kaget, apalagi dengan Nayla dan Tasya yang sudah berjongkok untuk membantu Manda. Seketika anak-anak yang lain mengerubungi mereka karena penasaran.
Guru pembina upacara yang sedang memberikan amanat tiba-tiba berhenti bicara.

“Itu ada apa?”

“Ada yang pingsan, Pak!” ucap salah satu siswa.

Dengan segera para guru berlari untuk melihat.

BECAUSE A REASON [ Revisi ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang