Perjuangan yang dipermainkan bisa membuat seseorang berubah, entah menjadi lebih baik atau sebaliknya.
•••
"Apa? " Balas laki-laki itu seraya menghentikan langkahnya.
"Sebenarnya lo punya hati apa enggak sih? " Tanyanya dengan polos.
"Lo ngomong apa sih? Kalo gak penting gue mau keluar, " Kini wajahnya dengan ekspresi datar.
"Kenapa lo bisa punya banyak cewek tanpa ketauan dan tanpa patah hati? "Tanyanya dengan antusias seraya meletakkan bungkus mie ayamnya di meja rias.
"Lo mau intro gue? " Laki-laki itu kini menaikkan sebelah keningnya.
"Jawab aja susah amat sih? " Ia mulai gemas dengan kakanya yang ditanya malah nanya balik.
"Lo nanya gini ada maksud? " Kini laki-laki yang mulai introgasi gadis itu. Suasana mulai menjadi tegang.
"Riya mah suudzon mulu, " Balasnya berusaha terlihat biasa-biasa saja.
"Karena gue gak ada perasaan makanya gak patah hati. Puas? " Ucap laki-laki tegas dengan kata katanya.
"Puassssss bangettt.. " Balasnya dengan wajah sumbringan yang membuat Satria bergidik ngeri. Ada apa dengan adiknya itu? Entah apa yang merasukinya sekarang?
Satria pun keluar dari ruangan itu dengan ekspresi yang tak bisa diterjemahkan oleh teman-temannya yang ada di ruang tamu.
Ia duduk di sofa samping temannya yang menatapnya dengan tatapan tajam. Dan itu membuatnya risih.
❃.✮:▹ ◃:✮.❃
Di tempat lain terlihat 2 perempuan duduk di salah satu kursi di sebuah Cafe yang tak jauh dari tempat mereka bersekolah. Terlihat mereka sedang asyiknya berbincang-bincang tanpa menghiraukan sekitarnya yang memperhatikan mereka.
Namun tak lama kemudian 3 orang laki-laki masuk yang seketika menjadi pusat perhatian seisi Cafe. Bagaimana tidak, ketampanan laki-laki itu membuat siapa saja bisa menjadi tergila-gila.
"Heii.. " Panggil Lisa menyadari kedatangan 3 laki-laki itu. Farhan, Dino, dan Rian.
"Itu mereka," Ucap Dino kepada kedua temannya itu. Mereka pun menghampiri kedua gadis yang masih berseragam sekolah itu.
"Sayang, kok gak ganti baju sih?" Tanya Dino dengan lembut kepada Lisa lalu duduk di samping gadis itu.
"Kami tadi langsung ke sini takut kalian dateng duluan eh ternyata malah kami yang harus nunggu," Balas gadis itu.
"Iya maaf maaf," Ucap Dino sambil memegang kedua telinganya.
"Oh ya kebetulan lo mau ikut Han, kita mau bicara sama lo!" Ucap Raisa yang langsung to the point.
"Jadi kalian ngajak ke sini buat intro farhan aja?" Kini Rian yang berbicara.
"Gak juga sih.. Kangen juga sama pacar," Balas Lisa seraya mencubit pipinya Dino.
"Lisa, Dino please jangan bucin dulu napa, " Ucap Farhan dengan nada serius.
"Iya nih bagi gue ngomong, " Ucap Raisa menatap tajam keduanya.
"Lanjut, " Balas Lisa kini mengikuti ucapan sahabatnya itu.
"Farhan, lo ada bilang apa ke Stella sampe dia pergi ke Bandung? Lo ngancem dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
VLINDER
Teen Fiction"Yaudah, lo suka sama gue?" Tanyanya lagi. "Bentar Stella tarik napas dulu." Katanya yang membuat Farhan geleng-geleng kepala. "Udah?" Tanyanya. "Stella udah selesai kok." Ucapnya "Kalo gitu jawab." Ucap Farhan "Kalo iya Farhan marah gak?" Tanyanya...