08 | Dianterin Cogan

199 66 33
                                    

Kini Stella telah keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke arah dapur. Namun sesampainya disana ia hanya melihat Bi Inah yang menyiapkan makanan dan Mama-Bunda nya yang sedang melahap nasi goreng.

"Pagi Mama-Bunda," Sapanya dengan riangnya.

"Buruan makan tuh Satria udah nungguin di depan," Balas Mamanya mempersilahkan anaknya makan.

Stella pun duduk di salah satu kursi yang ada di depan wanita paruh baya itu. Ia mulai menuangkan air susu ke gelasnya.
Ia meminumnya setengah gelas lalu beralih ke nasi goreng yang ada dihadapannya.

"Mama-Bunda kok tumben sih Riya mau nganterin aku?" Tanyanya setelah memakan beberapa suap nasi goreng.

"Gak tau," Balasnya seraya mengangkat kedua bahunya.

Mendengar respon dari mamanya itu ia pun melanjutkan makannya. Beberapa menit kemudian ia sudah selesai dengan acara makannya.

"Mama-Bunda Stella berangkat sekolah dulu ya. Jangan rindu loh!" Ucapnya seraya mengenakan tasnya dan tadinya ia taruh di kursi lalu menyalami mamanya itu.

"Assalamu'alaikum," Ucapnya berpamitan.

"Waalaikumsalam sayang, yang rajin sekolahnya dan jangan kabur kabur lagi!" Ucap wanita paruh baya itu mengingatkan.

"Gak janji," Balasnya lalu berlari kecil meninggalkan tempat itu. Mamanya hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya itu.

'Maaf atas masa lalu itu,
Mama janji akan memperbaiki di masa sekarang
untuk masa depan yang menyenangkan. Tanpa sedikitpun dendam atas rahasia yang disembunyikan. '

✧༺♥༻✧

"Dorr!" Ucap Stella mengagetkan kakaknya itu.

"Bego!" Ucapnya geram dengan tingkah laku gadis itu. Ia pun mengacak-ngacak rambut gadis itu.

"Rambut gue!" Ucapnya lalu mencubit lengan kakanya itu dengan keras. Laki-laki itu sedikit meringis.

"Cepetan masuk gih ntar telat!" Ucapnya seraya merangkul gadis itu masuk ke dalam mobil sport nya.

Tidak disadari ternyata ada sepasang mata yang sedang memperhatikannya dari belakang.

✧༺♥༻✧


Suasana kelas kini sedang sepi, hanya ada tiga orang siswi yang tak lain tak bukan adalah Stella, Raisa dan Lisa. Sudah lima menit setelah suara bel istirahat berbunyi. Mereka terlihat sedang saling tatap tatapan.

"Gimana liburannya?" Tanya Lisa membuka suara.

"Ya begitulah," Ucap Stella lalu mengembangkan senyumnya.

"Baguslah, tapi kenapa lo cuman read chat kami?" Kini Raisa yang bertanya.

" Males bales,"

" Sungguh temen macam apa Lo ini?"

"Gara gara Lo ulangan harian kami memprihatinkan tau. " Ucap Lisa lalu memajukan bibir bawahnya.

"Lo harus janji gak bakalan gini lagi, " Ucapnya lalu mengacungkan jari kelingkingnya.

Mereka pun saling mengaitkan jari kelingking satu sama lain seraya tersenyum, lalu berpelukkan erat.

VLINDERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang