APA!?

20 2 0
                                    

Setelah kejadian itu, Jihan terus saja memikirkan pria misterius itu. Dia tidak percaya jika pria tersebut adalah ayahnya. Ia pun melihat album foto saat ia masih bersama ayahnya. Tapi, tunggu dulu. Ayahnya sangat mirip dengan pria tersebut. Tinggi, berkulit putih, mata yang sedikit sipit, hidung yang lumayan mancung itu benar-benar sama dengan ayahnya.

Apakah dia ayahku?

Melihat hal itu, ia pun pergi keluar rumah untuk mencari pria itu. Walaupun sudah hampir gelap, Jihan harus tetap bertemu dengannya. Ia ingin bertanya kepada pria tersebut tentang pribadinya.

Gang demi gang ia cari. Tapi, pria itu tidak terlihat di sekitar Gang yang ia cari. Dan sampai akhirnya, ia pun lelah untuk mencarinya. Jihan pun memutuskan untuk pulang & mencarinya esok pagi.

Saat menuju pulang, ia melihat seorang pria yang terbaring lemas di pinggir jalan yang amat sepi. Jihan pun segera menengok pria tersebut. Dan ternyata, orang tersebut adalah pria yang ia temui dua hari yang lalu.

Jihan berteriak meminta tolong. Tapi, tak ada satu orang pun yang lewat di jalan itu. Sekarang, ia tidak tahu harus bagaimana. Tak lama kemudian, datang seorang wanita dengan mobil mewahnya.

"Dek, ini kenapa?," tanya wanita itu.

"Tidak tahu, tiba-tiba sudah terbaring di sini dan tak sadarkan diri," jelasnya.

"Baiklah, kita antar dia ke rumah sakit terdekat ya," ujar wanita itu sembari mengangkat pria yang terbaring lemas itu.

Jihan dan wanita itu segera pergi ke rumah sakit terdekat. Saat di jalan, Jihan bertanya kepada wanita itu.

"Maaf, tante. Kalau boleh tahu, siapa nama tante?," tanya Jihan.

"Panggil saja saya Hani," jawab wanita itu sembari menyetir mobil mewahnya.

Owh, ternyata namanya Tante Hani.

|♥♥♥|

SETIBANYA DI RUMAH SAKIT.

"Dek, namamu siapa?," tanya Tante Hani.

"Jihan, Tan."

"J-jihan katamu?"

"Iya, tan. Memangnya kenapa?"

"Apakah nama ibumu Herawati?"

Jihan hanya mengangguk.

"Kalau begitu, saya adalah teman ibumu saat SMA. Saya sangat berterima kasih sekali kepada ibumu, karena ibumu telah menyelamatkan tante,"

"Wah, kebetulan sekali ya kita bisa bertemu tante,"

Kemudian, Tante Hani bercerita kepada Jihan tentang saat dia dan Ibu Jihan masih sekolah. Jihan sangat memperhatikan kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh Tante Hani. Sehingga, mereka lupa dengan pria yang terbaring di jalan tadi.

"Permisi, apakah anda keluarga dari pasien di dalam?," tanya seorang perawat.

"Maaf, sus. Sebenarnya kami bukan keluarganya. Tadi kami menemukan pria itu terbaring di jalan," jelas Tante Hani kepada Perawat tersebut.

"Baiklah, silahkan masuk, Dokter menunggu kalian di dalam," ujar si Perawat.

Dengan sigap, mereka masuk ke ruangan Dokter. Dokter menjelaskan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan dari pria itu. Pria tersebut hanya merasa kelelahan, mungkin karena belum makan seharian.

|♥♥♥|

Setelah itu, mereka membawa pria itu pulang ke rumahnya, dan membelikan sedikit makanan untuknya. Jihan sangat sedih dengan kondisi rumah pria tersebut. Rumah yang sudah tak layak untuk dihuni ini, masih tetap ditinggali pria itu.

Mereka berdua pun berpamitan kepada pria itu. Si pria itu pun mengucapkan terima kasih sekali, karena telah menolongnya. Dan, Jihan kini sudah tahu dimana pria itu tinggal. Mungkin, Jihan akan kembali lagi esok sembari membawakan makanan untuknya.

|♥♥♥|

Terima kasih telah membaca cerita ini.

Silahkan beri saran & kritik pada kolom komentar atau DM di instagramku @taneeesssyyyaaa  / @tanesyaja. Dan jangan lewatkan lanjutan ceritanya.

Maaf [ Short Story ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang