𝕊𝕒𝕥𝕦

992 49 2
                                    

T.S.A.O.B

// __ //

Tap.....

Tap.....

Tap.....

Langkah kaki itu terdengar jelas menapaki lantai koridor Di kampus USF (University of San Francisco) dari kejauhan. Dan berjalan memasuki fakultas kedokteran.

"Lisa." Panggil seseorang.

"Jennie." Balas Lisa.

"Apa kau tidur nyenyak tadi malam?"

"Tidak."

"Kalau begitu kita sama."

Mereka berdua pun berjalan memasuki fakultas, karna Jennie dan Lisa masuk di fakultas yang sama.

*****

Setelah sampai dikelas, Lisa dan Jennie berjalan kebangku mereka masing-masing.

"Hallo semuanya." Sapa Jisoo lewat microphone kecil yang terpasang ditelinga mereka.

"Suara mu membuat gendang telinga ku pecah jis." Protes Rose.

"Benarkah, terimakasih." Balas Jisoo.

"Itu bukan suatu pujian Jisoo." Kata Rose.

"Tapi sudah kuanggap sebagai pujian." Ujar Jisoo.

"Terserahmu saja.
Lisa apakah ada tugas untuk Kita." Tanya Rose.

"Tidak." Balas Lisa.

"Apa-apa'an Mr.x itu, dia selalu memberikan Kita misi yang sangat sulit, Memangnya dia siapa hah!!" Protes Jisoo.

"Kita memang seorang agen, tapi apakah Kita harus menyelesaikan misi yang sulit." Lanjutnya.

"Jisoo, kalau kau mau protes jangan kepada kami, kau langsung saja protes pada orangnya." Kata Jennie.

"Memangnya kenapa, toh dia juga tidak mendengar perkataanku." Ucap Jisoo.

"Memang dia tidak dengar perkataan mu, tapi dengan cara kau bicara seperti itu rahasia Kita akan terbongkar dan dia pasti akan memberikan Kita misi yang sulit dari sebelumnya." Jelas Rose.

"Dan..... Misi seperti apa yang kau maksud itu?" Tanya Jisoo.

"Misi untuk kemarkas." Ucap Rose.

"Hah? Misi kemarkas?"

"Ya! Misi kemarkas, dia mengirim pesan kepadaku lalu menyuruh Kita semua untuk kesana." Kata Rose.

"Kenapa harus kau ros? Kenapa bukan Lisa yang diberitahu?." Tanya Jisoo.

"Mr.x sudah menelfon Lisa, tapi handphone nya tidak aktif."

"Kenapa Lisa tidak mengangkatnya." Tanya Jisoo lagi.

"Berhentilah bertanya Jisoo." Ucap Lisa dingin.

"Baik... Baik... Aku akan berhenti bertanya."

"Itu akan lebih baik jika kau diam..
Dimana kalian?" Tanya Jennie.

"Kami berada di fakultas masing-masing." jawab Rose.

"Aku benci berada di fakultas hukum." Kata Jisoo.

"Kau memang cocok berada disana, bicara saja tidak ada remnya." Ucap Rose.

"Kau juga sangat tidak cocok berada di fakultas management negara, kau selalu membeli barang yang tidak penting sama sekali." Balas Jisoo tidak mau kalah.

"Hey... Bisakah kalian berhenti berdebat. Singkirkan hobby kalian yang suka berdebat untuk saat ini." Lerai Jennie.

"Baiklah bu penembak." Ucap Rose dan Jisoo bersamaan.

"Lisa apakah kau sudah cukup beristirahat?" Tanya Rose.

"Tidak" ucap Lisa dingin.

"Oh tidak.. jangan kau kembalikan sahabat kami yang dingin seperti dulu." Ucap Jisoo histeris.

"Sudah lah Jisoo kau mau Masuk kekuburan dengan berteriak seperti itu." Kata Jennie.

"Tidak." Jawab Jisoo cepat.

Kringgggg....... (anggap suara bel)

"Baiklah Bel sudah berbunyi, sampai bertemu dikantin." Ucap Jennie.

"Bye." Jawab Jisoo Dan Rose.

Seorang guru laki-laki pun Masuk kekelas dengan tubuh yang agak gemuk Dan memakai kacamata.

"Morning all." ucap guru itu.

"Morning sir." jawab semua murid.

"Baiklah kita mulai mempelajari pelajaran tentang........

Kringgggg....... (Bel berbunyi)

"Baiklah semuanya, pelajaran untuk Hari ini selesai. Sampai ketemu minggu depan."

Guru itu pun keluar dari kelas, sementara semua murid tidak ada yang keluar sampai Lisa dan Jennie keluar terlebih dahulu, Karena tidak ada yang berani berurusan dengan dua malaikat maut.

Lisa dan Jennie mengemas semua bukunya Dan memasukanya kedalam tas, setelah selesai mereka berdua pergi meninggalkan kelas, semua murid pun menyusulnya.

Lisa dan Jennie berjalan kearah kantin, sepanjang perjalanan semua murid menatap mereka takut kearah keduanya.
Bagaimana tidak mereka berdua mengeluarkan aura yang sangat menakutkan.


••°°••

Don't forget vote & comment guys..

LaLisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang