part 7

500 39 13
                                    


Setelah Ara mendatangi segerombolan orang dewasa didepan sana, bukannya ia ditunjukan rumah neneknya. Tapi Ara dibawa oleh salah satu orang dewasa, ia ditarik paksa untuk mengikuti.

Ara menangis, memberontak dan berteriak tapi semuanya sia-sia orang dewasa yang kini menariknya tidak mempedulikan nya bahkan tidak ada orang yang menolongnya di jalanan sempit ini sangat sepi.

Sudut bibir Ara berdarah karena tadi ditampar orang dewasa yang membawa nya karena Ara yang berteriak sepanjang jalan, lengannya sakit karena ditarik dua orang dewasa ini.

Ara menyesal karena keluar dari panti, ia kira saat keluar akan langsung sampai dirumah neneknya ia lupa saat ke panti ia menaiki mobil yang dikendarai oleh paman jahat.

" Nenek... Hiks... Hiks...nenek tolong Ara... Hiks... " Isak Ara ditengah langkah tertatih mengikuti langkah lebar orang dewasa yang ia kira akan membantu nya.

" DIAM!! " Bentak salah satu preman yang menarik Ara, membuat Ara semakin ketakutan.

Ara berdoa di dalam hatinya, berharap ada orang yang membantunya.

" Berhenti kalian! "

Suara nyaring teriakan membuat dua preman berbadan besar langsung berhenti dan menatap tajam orang yang sudah mengganggu di wilayahnya.

Ara yang tadinya memejamkan matanya, langsung saja membuka matanya dan menatap senang ke arah lorong gelap disana seseorang dengan tubuh tegap yang tak asing baginya.

Ia kira sosok disana tidak mempedulikan nya, ia kira tidak akan menolongnya dan ia kira Ayahnya melupakannya.

Tapi lihat disana ayahnya berdiri layaknya superhero yang pernah Ara tonton di tv.

Nenek benar Ara tidak boleh membenci orang yang belum tentu ia tau sikapnya, nenek juga mengatakan jika Ayahnya belum sempat bertemu dengan Ara karena sibuk bukan karena melupakannya.

Lihat ayah disana menolong Ara.

Dengan cepat Ara melepaskan cengkraman dua preman itu, dan berlari ke arah Arka. Ara langsung saja memeluk kaki sang ayah dan bersembunyi dibelakang kaki ayah nya.

Ara senang, ia bahkan ingin menangis. Ini adalah pertama kalinya ia menyentuh ayahnya, memeluk nya walaupun hanya kakinya tapi Ara senang sungguh.

Arka melirik ke bawah ketika mendapati tangan mungil yang sedang memeluk kakinya, entah kenapa ia merasakan perasaan aneh.

" Siapa kau! Jangan ikut campur cepat serahkan anak kecil itu! " Teriak salah satu preman di depan sana.

Arka langsung saja menyuruh Deni orang kepercayaan nya untuk membawa Ara ke mobil.

Ara meronta, ketika Deni membawa Ara ke gendongan nya. Ia tidak mau jauh dari ayahnya lagi. Ara kembali berteriak ketika para preman berkelahi dengan ayahnya.

" Ayah.. hiks... " Lirih Ara dalam gendongan Deni, menatap ke arah Arka yang sedang berkelahi dengan dua preman disana.

Deni mendengar suara lirih Ara yang entah membuat nya merasakan kesedihan hanya mendengar suara gadis kecil ini.

Ara masih sesenggukan ketika turun dari mobil di pelataran halaman mewah rumah Arka, ia masih belum menyadarinya karena wajahnya ia sembunyikan di leher pria yang tadi menggendong nya.

" Dimana Arka? " Tanya Sarah  yang melihat orang kepercayaan suaminya masuk ke rumah dengan menggendong anak kecil yang sudah ia tau jika itu anak kandung suaminya.

Ia menatap jijik penampilan anak kecil itu, pakaian lusuh dan kotor. Pantas disebut anak jalanan.

" Tuan Arka masih dalam perjalanan nyonya. Permisi. " Jelas Deni sebelum dirinya kembali melangkah ke ruang kamar disamping tangga.

ARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang