chapter ten

546 116 59
                                    

alka mengamati kamar gema yang kecil, tapi tampak rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

alka mengamati kamar gema yang kecil, tapi tampak rapi. mejanya dipenuhi oleh kertas-kertas, beberapa pigura, dan satu botol minum besar. ia melihat pigura yang berisi fotonya dan foto gema saat graduation. juga foto saat mereka di taman safari bogor. mata alka berpindah ke pigura yang berisi foto bersama organisasi gema, mencari di mana cowok itu berdiri. di sebelah seorang cewek, dengan senyuman lebar dan rangkulan di bahu. alka tersenyum tipis. hal itu sudah lama terjadi, tapi tampaknya alka harus mulai membiasakan diri untuk berpikir positif.

mungkin, memang hanya sebatas itu.

"ngelamun mulu."

alka tertawa. melihat leo dengan balutan hoodie-nya. cowok itu sakit, tidak bisa ikut gema ke kampus untuk rabes.

"mikir apaan?" tanyanya, masuk ke kamar gema.

"kelanjutan hubungan," jawab alka seadanya, tapi diselingi tawa pelan. membuat leo bingung cewek itu serius atau bercanda.

"lo tau sendiri gema kalo ditanyain. jawab seenaknya. kadang nggak dijawab," ujar alka lagi, ketika muncul keheningan sesaat.

"komunikasiin pelan-pelan al. lo bilang aja sama dia. biar di dalam hubungan lo, lo nggak nyembunyiin apapun, apalagi yang kayak gini sama gema."

alka mengembuskan napas panjangnya mendengar nasihat leo yang sudah hendak ia praktekkan beberapa kali, tapi ragu masih mengungkungnya. "gua cuma nggak ngerti aja, mungkin gua terlalu posesif sama dia, tapi emang salah kalau, yah setidaknya, beberapa orang tau tentang statusnya gema?"

"kadang gema-nya aja nggak jelas, al. lo tau sendiri."

"iya sih," jawab alka sambil terkekeh pelan. gema terkadang hanya menyimpan semuanya di kepalanya sendiri.

leo mengangkat bahu. "ya... menurut gua sih, tanpa perlu dibilang-bilangin, harusnya udah tau. orang foto profil-nya gema kan foto bareng lo. cuma, ya, lo tau kan, pasti ada beberapa orang yang sok buta, maunya denger langsung dari orangnya, dan gema bukan tipikal orang yang 'eh, gua udah punya pacar, jadi jangan deket-deket deh' gitu, al."

alka mengangguk-angguk. dia tahu, gema lebih... tidak ingin memperlihatkan apa yang mereka punya untuk konsumsi publik. oleh sebab itu, alka sendiri sedikit heran, sejak awal masuk kuliah, mendadak gema memasang foto profil berdua dengan alka (yang sangat bukan gema, tentu). tapi lagi-lagi, gema tidak pernah menjelaskan sesuatu secara eksplisit.

"mana ceweknya lebih cantik dari gua. biasalah. insecure aja sebenernya gua. belum lagi mereka tiap hari ketemu. bisa dari pagi sampe malem."

leo mengacak rambut alka. "al, seumur hidup gua kenal gema, dia nggak akan goyah, cuma gara-gara orang yang lebih cantik."

"kalo goyah karena ada yang lebih bisa bikin nyaman? gua bisa kalah sama yang selalu ada, le. that scares the shit out of me, leonardos."

.

. ⋅ ˚̣- : ✧ : – ⭒ ⊹ ⭒ – : ✧ : -˚̣⋅ .

notes:

yang kemarin bukan akhir dr segalanya wkwkwkw

tapi, ada yang punya bayangan ga, endingnya kaya gmn?

ilusmTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang